Nicolas Cage Peringatkan Ancaman AI bagi Aktor Hollywood
TEMPO.CO, Jakarta – Aktor peraih Piala Oscar, Nicolas Cage, mengeluarkan peringatan keras tentang bahaya yang ditimbulkan kecerdasan buatan (AI) terhadap aktor dan industri film Hollywood. Dalam pernyataannya di Newport Beach Film Festival pada Ahad, 20 Oktober lalu, Nicolas menekankan bahwa teknologi AI berpotensi merusak esensi seni peran yang selama ini dijalankan oleh aktor dengan proses yang organik dan penuh perasaan.
“Bagi saya, seni peran adalah proses buatan tangan, organik, dan dimulai dari nol,” ujar aktor yang dikenal lewat perannya dalam film Face/Off bersama John Travolta. Ia menilai, seni peran berasal dari hati, imajinasi, pikiran, dan proses mendetail dalam berpikir, mempersiapkan, serta menyempurnakan.
Kata Nicolas Cage Soal Ancaman Teknologi Baru: EBDR
Aktor berusia 60 tahun itu kemudian menyoroti teknologi baru bernama employment-based digital replica atau EBDR sebagai ancaman nyata bagi generasi aktor muda saat ini. Teknologi ini, menurut Nicolas, memungkinkan studio untuk menciptakan replika digital seorang aktor melalui partisipasi fisik mereka. “Ini adalah teknologi yang tidak pernah saya hadapi selama 42 tahun, tetapi para aktor muda sekarang pasti akan menghadapinya,” tuturnya.
EBDR merupakan salah satu teknologi yang disepakati dalam perjanjian antara SAG-AFTRA dan Aliansi Produser Film dan Televisi (AMPTP) setelah mogok kerja 2023. Meskipun teknologi ini dapat mengurangi jumlah hari seorang aktor harus bekerja di lokasi syuting, studio tetap diwajibkan membayar penuh para aktor sesuai perjanjian kerja.
Namun, bagi Nicolas, kekhawatiran utamanya bukan hanya soal upah. “Teknologi ini ingin mengambil alat musikmu,” ungkapnya. Ia lalu menegaskan, “Sebagai aktor film, kami adalah instrumen itu. Kami tidak bersembunyi di balik gitar atau drum”.
Kontrol Total AI Atas Penampilan Aktor
Salah satu isu utama yang disorot Nicolas adalah potensi teknologi ini untuk mengubah penampilan dan suara aktor, bahkan setelah proses syuting selesai. “Studio ingin ini supaya mereka bisa mengubah wajahmu, suaramu, dialogmu, bahkan bahasa tubuhmu. Mereka bisa mengubah seluruh penampilanmu,” ujar pemeran film Ghost Rider itu.
Ia menyebut cameo singkatnya dalam film The Flash sebagai contoh bagaimana teknologi tersebut digunakan. Meskipun muncul sebagai Superman dalam film tersebut, Nicolas menegaskan bahwa adegan yang ditampilkan bukanlah adegan yang ia perankan. “Itu bukanlah saya yang sebenarnya,” ungkapnya.
Nicolas mendesak sesama pemeran untuk lebih berhati-hati terhadap teknologi ini dan melindungi apa yang ia sebut sebagai MVMFMBMI: my voice, my face, my body, my imagination — suaraku, wajahku, tubuhku, imajinasiku — sebagai inti dari sebuah penampilan dalam seni peran.
ENTERTAINMENT WEEKLY | DEADLINE
Pilihan Editor: Nicolas Cage Kapok Perankan Pembunuh Berantai Usai Film Longlegs, Ini Alasannya