Harga Tiket Pesawat Mahal, Bos Garuda Blak-blakan Ungkap Biang Keroknya

Garuda Indonesia (GIAA) membantah pihaknya menaikkan harga tiket pesawat dan menyebut ada faktor lain yang menyebabkan tiket pesawat mahal.

Harga Tiket Pesawat Mahal, Bos Garuda Blak-blakan Ungkap Biang Keroknya

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) menegaskan selalu mengikuti regulasi yang ada terkait penetapan tarif tiket pesawat, termasuk saat masa mudik Lebaran 2024.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra, mengatakan tidak pernah menaikkan harga tiket pesawat. Menurutnya, harga tiket yang ditawarkan oleh Garuda Indonesia sudah cukup tinggi bila dibandingkan dengan maskapai lain.

Dia mengatakan, harga tiket pesawat kelas ekonomi yang ditawarkan GIAA tidak pernah melebihi batasan yang diatur oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) selalu regulator. 

Baca Juga : Bos Garuda (GIAA) Ungkap Dampak Relaksasi Lartas Impor Suku Cadang Pesawat

Irfan menuturkan, regulasi yang mengatur tarif batas atas (TBA) dan batas bawah (TBB) tersebut belum mengalami perubahan sejak 2019. Seiring dengan hal tersebut, Garuda Indonesia pun tidak pernah menaikkan tarifnya.

"[Harga tiket] kita tidak pernah naik, bukan karena tidak mau tetapi karena sudah mahal," kata Irfan di Jakarta, dikutip Selasa (2/4/2024).

Baca Juga : : Garuda (GIAA) Targetkan Tambah 8 Pesawat Baru Tahun Ini

Adapun, regulasi yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No.20/2019 tentang tata cara dan formulasi perhitungan tarif batas atas penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.  

Selain itu, pemerintah juga mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan (KM) Nomor 106/2019 tentang tarif batas atas penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri.

Baca Juga : : Sandiaga Ungkap Alasan Harga Tiket Pesawat Domestik Mahal, Ini Biang Keroknya!

Dia menyebut pihaknya memang telah menyesuaikan tarif tiket pesawat untuk kelas bisnis. Dia mencontohkan, pihaknya telah menaikkan harga tiket kelas bisnis menuju Singapura.

"Business class kita naikkan [tarif], tetapi memang hanya ke rute orang-orang berduit, contohnya Singapura," ujarnya.

Dia menuturkan, harga tiket pesawat terlihat mahal karena adanya kenaikan pajak bandara (airport tax). Irfan menyebut, beberapa bandara utama telah menaikkan airport tax, bahkan rata-rata kenaikannya mencapai 100%.

Oleh karena itu, dia mengusulkan agar pengenaan biaya airport tax dipisah dengan tiket pesawat. Menurutnya, hal tersebut agar masyarakat dapat melihat jelas tidak ada kenaikan harga tiket pesawat.

"Jadi yang harga tiket anda bayar ke saya, dan airport tax waktu check in kan. Nanti akan ketahuan biang kerok naikin harga itu siapa," kata Irfan.

Irfan juga menegaskan tidak ada kartel harga tiket pesawat seperti yang disebutkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Dia menuturkan, pihaknya selalu terbuka untuk  berkompetisi dengan maskapai lain secara sehat, termasuk soal harga.

"Yang jelas kita tidak ada kartel harga tiket pesawat," ujarnya.

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow