Silaturahmi atau Silaturahim, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya
Bunda mungkin sering mendengar ungkapan silaturahmi atau silaturahim dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak yang belum tahu bagaimana penulisan yang benar di antara kedua kata tersebut.
Perlu diketahui bahwa silaturahmi dan silaturahim merupakan dua ungkapan dengan makna yang berbeda.
Lantas, bagaimana perbedaan makna dan penggunaan yang tepat dari kata silaturahmi dan silaturahim?
Silaturahmi atau silaturahim, mana yang benar dalam Islam?
Dikutip dari buku 29 DOSA SUAMI ISTRI YANG MENGHALANGI DATANGNYA REZEKI Solusi Rezeki Berlimpah untuk Kebahagiaan dan Ketenteraman Keluarga karya Ibnu Masâas Masjhur, silaturahmi adalah hubungan persaudaraan dengan orang yang bukan dari keluarga kandung. Kata ini digunakan untuk teman, sahabat, kenalan, tetangga, dan lain sebagainya.
Sementara itu, silaturahim merupakan hubungan persaudaraan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, seperti bapak, ibu, nenek, kakek, dan seterusnya.
Baca Juga : 10 Ayat Alquran dan Hadis tentang Pentingnya Menjaga Silaturahmi dalam Islam
Sebagaimana fungsi kedua, siapa saja yang menjalankan dan menjaga keduanya, akan senantiasa diluaskan rezekinya. Selain itu, Bunda juga akan dipanjangkan usia dan dipermudah jodohnya jika belum menemukan jodoh.
Rasulullah SAW, bersabda:
âBarangsiapa yang diberikan bagian dari kelemahlembutan, sesungguhnya ia telah diberikan bagian kebaikan dari dunia dan akhirat. Menyambung silaturahmi, akhlak yang baik, dan bertetangga yang baik akan memakmurkan negeri-negeri dan menambah umur-umur.â (HR. Ahmad)
Sementara dalam situs web KBBI Kemendikbud, kata silaturahim disebut sebagai bentuk tidak baku dan merujuk pada kata silaturahmi. Adapun kata silaturahmi berarti tali persahabatan (persaudaraan).
5 Dalil tentang manfaat dan keutamaan silaturahmi
Melansir dari laman detikcom, berikut adalah kumpulan dalil tentang manfaat dan keutamaan menjaga silaturahim yang perlu Bunda ketahui:
1. Surat An-Nisa ayat 1
ÙÙ°ÙاÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙاس٠اتÙÙÙÙÙÙا رÙبÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙØ°ÙÙÙ Ø®ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù Ù ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙس٠ÙÙÙاØÙدÙØ©Ù ÙÙÙØ®ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙÙا زÙÙÙجÙÙÙا ÙÙبÙØ«ÙÙ Ù ÙÙÙÙÙÙ Ùا رÙجÙاÙÙا ÙÙØ«ÙÙÙرÙا ÙÙÙÙÙسÙØ§Û¤Ø¡Ù Û ÙÙاتÙÙÙÙÙا اÙÙÙÙ°Ù٠اÙÙÙØ°ÙÙ٠تÙسÙاۤءÙÙÙÙÙÙ٠بÙÙÙ ÙÙاÙÙاÙرÙØÙØ§Ù Ù Û Ø§ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙاÙ٠عÙÙÙÙÙÙÙ٠٠رÙÙÙÙÙبÙا Ù¡
Artinya:
“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (Surat An-Nisa ayat 1)
2. Surat An-Nisa ayat 36
ÙÙاعÙبÙدÙÙا اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙÙÙا تÙØ´ÙرÙÙÙÙÙا بÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙÙÙا ÙÙÙبÙاÙÙÙÙاÙÙدÙÙÙÙ٠اÙØÙسÙاÙÙا ÙÙÙبÙØ°Ù٠اÙÙÙÙرÙبٰ٠ÙÙاÙÙÙÙتٰ٠ٰ٠ÙÙاÙÙÙ ÙسٰÙÙÙÙÙÙ ÙÙاÙÙجÙار٠ذÙ٠اÙÙÙÙرÙبٰ٠ÙÙاÙÙجÙار٠اÙÙجÙÙÙب٠ÙÙاÙصÙÙاØÙب٠بÙاÙÙجÙÙÙۢب٠ÙÙابÙÙ٠اÙسÙÙبÙÙÙÙÙÛ ÙÙÙ Ùا Ù ÙÙÙÙÙت٠اÙÙÙÙ ÙاÙÙÙÙÙ ÙÛ Ø§ÙÙÙ٠اÙÙÙÙ°ÙÙ ÙÙا ÙÙØÙبÙÙ Ù ÙÙÙ ÙÙاÙÙ Ù ÙØ®ÙتÙاÙÙا ÙÙØ®ÙÙÙرÙاÛ
Wa’budull¢ha wa l¢ tusyrik» bih® syai’aw wa bil-w¢lidaini iḫs¢naw wa bidzil-qurb¢ wal-yat¢m¢ wal-mas¢k®ni wal-j¢ri dzil-qurb¢ wal-j¢ril-junubi wash-sh¢á¸«ibi bil-jambi wabnis-sab®li wa m¢ malakat aim¢nukum, innall¢ha l¢ yuḫibbu mang k¢na mukht¢lan fakh»r¢
Artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”
3. Hadis perintah untuk silaturahmi
تÙعÙبÙد٠اÙÙÙÙÙÙ Ùا٠تÙØ´ÙرÙÙ٠بÙÙÙ Ø´ÙÙÙئÙØ§Ø ÙÙتÙÙÙÙ٠٠اÙصÙÙÙاÙØ©ÙØ ÙÙتÙؤÙتÙ٠اÙزÙÙÙÙاةÙØ ÙÙتÙصÙÙ٠اÙرÙÙØÙÙ ÙØ Ø°ÙرÙÙÙ
Artinya:
“Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang tua dan saudara.” (HR. Bukhari)
4. Hadis tentang memutus silaturahmi
Ù Ùا Ù ÙÙÙ Ø°ÙÙÙب٠أÙجÙدÙر٠أÙÙÙ ÙÙعÙجÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙ٠تÙعÙاÙÙÙ ÙÙصÙاØÙبÙÙ٠اÙÙعÙÙÙÙبÙØ©Ù ÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙÙا – Ù Ùع٠٠Ùا ÙÙدÙÙØ®Ùر٠ÙÙÙÙ ÙÙ٠اÙآخÙرÙØ©Ù – Ù ÙØ«ÙÙ٠اÙÙبÙغÙÙÙ ÙÙÙÙØ·ÙÙعÙة٠اÙرÙÙØÙÙ Ù
Artinya:
“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud)
5. Hadis peringatan tentang mengakhiri silaturahmi
Rasulullah SAW mengingatkan ancaman bagi mereka yang ingin mengakhiri silaturahmi. ABu Jabir bin Muth’im meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
ا ÙÙدÙØ®ÙÙ٠اÙÙÙجÙÙÙÙØ©Ù ÙÙاطÙعÙ
Artinya:
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pilihan Redaksi
- Masya Allah atau Masha Allah, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya
- Astagfirullah atau Astaghfirullahaladzim, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya
- Husnul Khatimah atau Khusnul Khatimah, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya
Nah, itulah penjelasan terkait makna silaturahmi dan silaturahim hingga dalilnya yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!