Informasi Terpercaya Masa Kini

Silaturahmi atau Silaturahim, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya

0 11

Bunda mungkin sering mendengar ungkapan silaturahmi atau silaturahim dalam kehidupan sehari-hari. Namun, masih banyak yang belum tahu bagaimana penulisan yang benar di antara kedua kata tersebut.

Perlu diketahui bahwa silaturahmi dan silaturahim merupakan dua ungkapan dengan makna yang berbeda.

Lantas, bagaimana perbedaan makna dan penggunaan yang tepat dari kata silaturahmi dan silaturahim?

Silaturahmi atau silaturahim, mana yang benar dalam Islam?

Dikutip dari buku 29 DOSA SUAMI ISTRI YANG MENGHALANGI DATANGNYA REZEKI Solusi Rezeki Berlimpah untuk Kebahagiaan dan Ketenteraman Keluarga karya Ibnu Mas’as Masjhur, silaturahmi adalah hubungan persaudaraan dengan orang yang bukan dari keluarga kandung. Kata ini digunakan untuk teman, sahabat, kenalan, tetangga, dan lain sebagainya.

Sementara itu, silaturahim merupakan hubungan persaudaraan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan, seperti bapak, ibu, nenek, kakek, dan seterusnya.

Baca Juga : 10 Ayat Alquran dan Hadis tentang Pentingnya Menjaga Silaturahmi dalam Islam

Sebagaimana fungsi kedua, siapa saja yang menjalankan dan menjaga keduanya, akan senantiasa diluaskan rezekinya. Selain itu, Bunda juga akan dipanjangkan usia dan dipermudah jodohnya jika belum menemukan jodoh.

Rasulullah SAW, bersabda:

“Barangsiapa yang diberikan bagian dari kelemahlembutan, sesungguhnya ia telah diberikan bagian kebaikan dari dunia dan akhirat. Menyambung silaturahmi, akhlak yang baik, dan bertetangga yang baik akan memakmurkan negeri-negeri dan menambah umur-umur.” (HR. Ahmad)

Sementara dalam situs web KBBI Kemendikbud, kata silaturahim disebut sebagai bentuk tidak baku dan merujuk pada kata silaturahmi. Adapun kata silaturahmi berarti tali persahabatan (persaudaraan).

5 Dalil tentang manfaat dan keutamaan silaturahmi

Melansir dari laman detikcom, berikut adalah kumpulan dalil tentang manfaat dan keutamaan menjaga silaturahim yang perlu Bunda ketahui:

1. Surat An-Nisa ayat 1

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيْرًا وَّنِسَاۤءً ۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْ تَسَاۤءَلُوْنَ بِهٖ وَالْاَرْحَامَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا ١

Artinya:

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari diri yang satu (Adam) dan Dia menciptakan darinya pasangannya (Hawa). Dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (Surat An-Nisa ayat 1)

2. Surat An-Nisa ayat 36

وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ

Wa’budull¢ha wa l¢ tusyrik» bih® syai’aw wa bil-w¢lidaini iḫs¢naw wa bidzil-qurb¢ wal-yat¢m¢ wal-mas¢k®ni wal-j¢ri dzil-qurb¢ wal-j¢ril-junubi wash-sh¢á¸«ibi bil-jambi wabnis-sab®li wa m¢ malakat aim¢nukum, innall¢ha l¢ yuḫibbu mang k¢na mukht¢lan fakh»r¢

Artinya:

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”

3. Hadis perintah untuk silaturahmi

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ، ذَرْهَ

Artinya:

“Beribadahlah pada Allah SWT dengan sempurna jangan syirik, dirikanlah sholat, tunaikan zakat, dan jalinlah silaturahmi dengan orang tua dan saudara.” (HR. Bukhari)

4. Hadis tentang memutus silaturahmi

مَا مِنْ ذَنْبٍ أَجْدَرُ أَنْ يُعَجِّلَ اللَّهُ تَعَالَى لِصَاحِبِهِ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا – مَعَ مَا يَدَّخِرُ لَهُ فِي الآخِرَةِ – مِثْلُ الْبَغْىِ وَقَطِيعَةِ الرَّحِمِ

Artinya:

“Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia bersama dosa yang disimpan untuknya di akhirat daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR. Abu Daud)

5. Hadis peringatan tentang mengakhiri silaturahmi

Rasulullah SAW mengingatkan ancaman bagi mereka yang ingin mengakhiri silaturahmi. ABu Jabir bin Muth’im meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ا يَدْخُلُ اَلْجَنَّةَ قَاطِعٌ

Artinya:

“Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahmi).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pilihan Redaksi

  • Masya Allah atau Masha Allah, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya
  • Astagfirullah atau Astaghfirullahaladzim, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya
  • Husnul Khatimah atau Khusnul Khatimah, Ketahui Tulisan yang Benar dan Artinya

Nah, itulah penjelasan terkait makna silaturahmi dan silaturahim hingga dalilnya yang perlu Bunda ketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

Leave a comment