Mengapa Buah Kesemek Memiliki Bedak? Ini Penjelasannya
TEMPO.CO, Jakarta – Buah kesemek adalah buah yang kaya akan gizi dan memiliki rasa manis yang sangat disukai banyak orang. Uniknya, buah ini dijuluki sebagai buah genit karena kulitnya yang kerap dilapisi “bedak” berwarna putih.
Mari berkenalan lebih jauh dengan buah ini untuk mengetahui mengapa sebenarnya kesemek memiliki bedak.
Mengenal Buah Kesemek
Buah ini tidak hanya enak, tetapi juga kaya akan vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Dikutip dari Medical News Today, kesemek kaya akan vitamin A, C, serat, antioksidan, dan berbagai zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kesemek berasal dari pohon yang sudah dibudidayakan selama ribuan tahun di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ada dua jenis kesemek yang umum dikonsumsi, yaitu kesemek yang bisa langsung dimakan saat matang dan kesemek yang harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu karena rasanya yang sepat.
Di Indonesia, kesemek yang sering ditemui adalah jenis yang memiliki rasa sepat jika dimakan langsung. Rasa sepat ini disebabkan oleh kandungan tanin yang tinggi pada buah yang belum matang sempurna. Namun, ketika kesemek sudah matang, rasanya menjadi sangat manis, bahkan lebih manis daripada apel.
Bedak pada Kulitnya
Salah satu hal yang membuat buah kesemek unik adalah adanya lapisan bedak putih yang sering ditemukan pada kulitnya. Bedak ini tidak muncul secara alami saat kesemek tumbuh di pohon, melainkan merupakan hasil dari proses pengolahan yang dilakukan sebelum kesemek dikonsumsi.
Menurut artikel dari RESWARA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, untuk menghilangkan rasa sepat dari kesemek, para petani sering merendam buah ini dalam air kapur selama beberapa hari.
Proses ini bertujuan untuk menetralisir getah kesemek yang lengket dan mengganggu di mulut. Setelah direndam, buah kesemek akan diangkat dari air kapur dan sisa kapur yang mengering di kulit buah memberikan tampilan seperti dilapisi bedak putih.
Karena lapisan bedak inilah buah kesemek sering kali terlihat kotor dan dijual dengan harga murah di pasar tradisional. Perlakuan ini umum dilakukan oleh petani dan pengumpul buah kesemek untuk konsumsi lokal di Indonesia.
Selain air kapur, ada juga perlakuan lain seperti perendaman dalam air hangat yang dapat menghilangkan rasa sepat, tetapi sayangnya menyebabkan penurunan mutu buah.
Inovasi Kesemek Tanpa Bedak
Kini, dengan perkembangan teknologi, sudah ada inovasi yang memungkinkan pengolahan kesemek tanpa perlu menggunakan air kapur. Salah satu metode terbaru adalah penggunaan gas CO2 sebagai pengganti air kapur dalam proses pematangan buah kesemek.
Dikutip dari Business Innovation Center, metode ini menggunakan konsentrasi tinggi gas CO2 yang berasal dari dry ice untuk menghilangkan rasa sepat pada kesemek tipe astringent yang disebabkan oleh tanin.
Perlakuan dengan gas CO2 ini mampu menurunkan kadar tanin dalam buah kesemek dan menghasilkan buah yang bersih, higienis, dan layak dipasarkan di supermarket dengan harga yang bersaing dengan buah-buahan modern lainnya.
Hasil dari metode ini adalah buah kesemek berwarna jingga segar tanpa adanya “bedak kapur” dan tanpa rasa sepat, sehingga lebih menarik bagi konsumen. Dengan inovasi ini, kesemek dapat dinikmati dalam bentuk yang lebih bersih dan higienis, serta tetap mempertahankan rasa manisnya yang khas.
Para produsen buah kini tidak lagi harus bergantung pada metode tradisional yang menggunakan kapur, tetapi dapat beralih ke metode yang lebih modern dan efisien, memberikan keuntungan baik bagi petani maupun konsumen.
Dengan demikian, buah kesemek tidak hanya dapat dinikmati karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena tampilannya yang lebih menarik dan bersih. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan nilai jual kesemek dan memperluas pasarnya, sehingga lebih banyak orang dapat menikmati manfaat kesehatannya.
Pilihan editor: Kandungan Nutrisi dan Manfaat Buah Kesemek, Si Bulat Genit Berbedak