Informasi Terpercaya Masa Kini

Belajar dari Kebakaran Los Angeles, Bagaimana Bangun Rumah yang Selamat dari Api?

0 2

KOMPAS.com – Sebuah rumah mewah senilai 9 juta dollar AS atau sekitar Rp 146 miliar milik David Steiner selamat dari kebakaran Los Angeles, California saat hunian di sekelilingnya hangus terbakar.

Rumah tiga lantai itu berada di wilayah Pacific Palisades, salah satu daerah yang paling hancur akibat kebakaran Los Angeles. Meski sekitarnya menjadi abu, rumah itu tetap tampak utuh.

Rumah tersebut aman dari api karena punya konstruksi kokoh dengan semen dan batu, serta tiang yang menembus batuan di dasarnya. Atap dan plesteran rumah itu pun tahan api.

Lantas, apa yang harus diperhatikan saat membangun rumah agar selamat dari kobaran api saat terjadi kebakaran?

Baca juga: Kisah di Balik Rumah yang Selamat dari Kebakaran Los Angeles…

Rumah selamat dari kebakaran

Arsitek dan core founder Green Building Council, Ariko Andikabina mengungkapkan, mayoritas rumah di Los Angeles, AS dibangun menggunakan konstruksi kayu.

“Rumah di LA menggunakan konstruksi kayu atau konstruksi kering karena standar bangunan setempat dan terkait dengan standar gempa setempat,” jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/1/2025).

Kayu menjadi bahan bangunan populer bagi kebanyakan warga AS karena dapat dipakai membangun sejumlah besar rumah dalam waktu singkat daripada batu bata atau beton.

Rumah kayu juga lebih murah dibangun, bahkan oleh pemilik rumah sendiri. Selain itu, biaya material kayu mudah didapat, harganya relatif rendah, dan mudah diangkut.

Rumah kayu juga memiliki pajak properti lebih rendah, perbaikannya lebih murah dan cepat, serta cocok bagi warga AS yang cenderung sering pindah rumah.

“Sehingga mungkin tidak banyak yang menggunakan menggunakan rumah batu/bata atau konstruksi basah seperti di Indonesia,” lanjut Ariko.

Pemilihan kayu sebagai bahan bangunan untuk rumah, lanjutnya, membuat rumah-rumah di AS lebih mudah terbakar.

Karena itu, Ariko menduga, pemilihan material bangunan yang sulit terbakar atau memiliki fire rating (FR) tertentu membuat sebuah rumah lebih aman saat terjadi kebakaran.

Fire rating merujuk pada kemampuan bangunan menahan api dan asap atau kemampuan alat pemadam api (APAR) memadamkan kebakaran.

Menurut dia, material nonkayu seperti batu bata atau beton relatif tidak mudah terbakar.

Ada pula material kayu yang diproses khusus agar tidak terbakar selama waktu tertentu.  Namun, harganya relatif lebih tinggi daripada kayu biasa.

Baca juga: Kebakaran Los Angeles Hanguskan 35.000 Hektar Lahan, Mengapa Cepat Meluas?

Selain materialnya, Ariko menyebut rumah perlu memiliki sistem fire-stop agar api tidak menjalar ke lantai lain.

Sistem ini terutama perlu dimiliki bangunan dengan fasade curtain-wall.

Fire stop adalah istilah pada elemen bangunan berupa sekat rongga vertikal pada curtain wall agar ada rongga antara satu lantai dan lantai lain yang tidak terhubung.

Rongga antarlantai perlu disekat untuk mencegah api mencari oksigen dengan menjalar ke lantai di atasnya.

Namun meski begitu, Ariko tidak memungkiri api tetap bisa membakar rumah yang terbuat dari dinding non-kayu.

“Tetapi beberapa rangka atap, langit, dan material lain banyak yang masih tidak tahan api, termasuk peragat interior furnitur dan lain-lain,” lanjutnya.

Baca juga: Apa Penyebab Kebakaran Los Angeles yang Tewaskan 5 Orang dan Hanguskan Ribuan Gedung?

Rumah tahan api

Diberitakan The Daily Beast, Sabtu (11/1/2025), rumah perlu dilindungi dari api yang menjalar di dinding luar. Sebab, struktur bangunan pasti hancur jika bara api panas sampai masuk.

Angin kencang dapat membawa bara api yang panas sebelum api kebakaran tiba. Karena itu, penting membangun rumah dengan lapisan luar yang tahan api.

Rumah perlu dibangun dengan pelapis dinding, atap, jendela, pintu, ventilasi, dek, dan pagar yang tahan api dan tidak mudah terbakar.

Selain itu, perlu dipastikan ada ruang yang aman dan tidak mudah terbakar setidaknya dalam batas pertama sembilan meter dari rumah.

Di sisi lain, pemilik rumah perlu membersihkan semak-semak di sekitar tempat tinggal terutama saat cuaca kering dan jarang hujan. Semak kering dapat memicu kebakaran besar.

Meski begitu, upaya-upaya ini hanya sekadar membantu meningkatkan peluang rumah agar tetap bertahan dari kebakaran.

Pasalnya, api kebakaran bisa terjadi di luar perkiraan dan tetap menghancurkan rumah-rumah yang kokoh.

Leave a comment