Pidato Prabowo Singgung Ungkapan ‘Anjing dan Pribumi Dilarang’, Apakah Itu?
Prabowo Subianto menyinggung ungkapan verboden voor honden en inlanders dalam pidato pertamanya sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung MPR, Jakarta, Minggu (20/10). Ungkapan berbahasa Belanda tersebut memiliki arti ‘anjing dan pribumi dilarang (masuk)’.
Ungkapan tersebut diucapkan Prabowo saat membahas dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina. Dia mengatakan Indonesia tetap memilih kebijakan politik luar negeri bebas aktif. Indonesia tidak akan mengikuti pakta militer manapun dan memilih bersahabat dengan semua negara.
Namun demikian, dia mengatakan, Indonesia memiliki prinsip anti penjajahan dan penindasan. Pasalnya, Indonesia pernah mengalami penjajahan dan penindasan.
“Kita anti rasialisme, anti apartheid (pemisahan ras), karena kita pernah mengalami waktu kita dijajah. Kita bahkan digolongkan lebih rendah dari anjing, banyak prasasti dan marmer papan-papan dimana disebut verboden voor honden en inlander,” ujarnya.
Baca juga:
- Seba-serbi Pelantikan Prabowo Jadi Presiden, Janur Kuning hingga Titiek Soeharto
- Kemerdekaan Palestina Bergema saat Pelantikan Prabowo Jadi Presiden
- Prabowo Subianto Resmi Jadi Presiden ke-8 Republik Indonesia
Karena itu, Presiden Prabowo menyatakan akan mendukung kemerdekaan Palestina. Dia bahkan berjanji akan menambah bantuan untuk Palestina.
Ada Apa Dibalik Ungkapan verboden voor honden en inlanders?
Tulisan verboden voor honden en inlanders marak ditemui pada gedung-gedung maupun fasilitas mewah yang kerap digunakan oleh bangsa Belanda saat masa penjajahannya di Indonesia. Tempat itu dinyatakan eksklusif bagi komunitas kaya Eropa atau Belanda.
Sedangkan pribumi, istilah untuk orang asli Indonesia saat itu, tidak boleh memasuki tempat tersebut. Padahal tempat itu berdiri di Tanah Air.
Prabowo mengakui pernah melihat ungkapan tersebut terukir dalam prasasti yang ada di kolam renang Manggarai, Jakarta, pada 1978. Tak hanya itu, ungkapan itu juga ditemukan di gedung peninggalan Belanda di kota lain di Indonesia, seperti kawasan Braga di Bandung.
Berdasarkan sumber yang dihimpun Katadata.co.id, Prabowo juga sempat menyinggung ungkapan tersebut saat berorasi di hadapan ribuan kader pada konsolidasi kader Gerindra, di GOR Velodrome, Jakarta Timur, Minggu (16/7/2023). Dia mengatakan, ungkapan tersebut menyatakan diskriminasi terhadap bangsa Indonesia.
Menurut Prabowo, tulisan tersebut menyiratkan bahwa penjajah Belanda menyamakan bangsa pribumi dengan anjing. Bahkan kata anjing lebih didahulukan dari pribumi.
“Ini sebagai bukti kita bangsa indonesia pernah dinilai lebih rendah dari anjing,” ujar Prabowo dikutip melalui siaran Youtube.
Dia mengatakan, hal itu memotivasi dirinya untuk membangun bangsa dan rakyatnya. Pasalnya, dia tidak ingin rakyat Indonesia dihina, karena merupakan bangsa terhormat.