Dari Insiden Pesawat Batik Air: Autopilot Bukan Auto Flight System, Ini Penjelasannya

Sistem autopilot tak berdiri sendiri dalam mengendalikan pesawat terbang, melainkan menjadi bagian dari Auto Flight System.

Dari Insiden Pesawat Batik Air: Autopilot Bukan Auto Flight System, Ini Penjelasannya

TEMPO.CO, Jakarta - Insiden pilot Batik Air tidur lalu kopilot ikut ketiduran dalam penerbangan Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 lalu turut mempopulerkan tentang sistem autopilot di pesawat bermesin jet. Sistem ini tak berdiri sendiri dalam mengendalikan pesawat terbang, melainkan menjadi bagian dari Auto Flight System.

Autopilot hanyalah satu dari beberapa komponen kunci dari AFS, termasuk di pesawat Airbus A20--jenis pesawat yang digunakan Batik Air saat insiden di atas terjadi. Komponen penting lainnya dari Auto Flight System adalah Flight Management System dan Autothrust System.

Autopilot didesain untuk mengendalikan secara otomatis perilaku, ketinggian, dan arah pesawat. Autopilot di Airbus A320 menggunakan informasi yang disediakan oleh Flight Management System (FMS) untuk mengikuti trek penerbangan yang sudah ditetapkan.

"Membebaskan para pilot dari menerbangkan pesawat secara manual selama fase penerbangan tertentu," bunyi keterangan yang dikutip dari situs termaviation yang menerangkan AFS pada Airbus A320.

Autopilot memiliki beberapa mode, seperti mode arah terbang, mode jaga ketinggian, mode kecepatan vertikal, dan mode navigasi. Setiap mode melayani tujuan yang spesifik dan membuat autopilot mampu beradapatasi dengan kondisi dan kebutuhan penerbangan yang berbeda-beda.

Selama terbang konstan (cruise), autopilot biasanya menggunakan mode jaga ketinggian dan arah terbang, memastikan arah dan ketinggian pesawat yang diinginkan tetap terjaga. Dalam sistem autopilot yang lebih maju, mode navigasi bisa juga termasuk di dalamnya.

Yang terakhir itu bertujuan untuk autopilot bisa melacak rute terbang pilihan dan secara otomatis menangkap dan mengikuti bantuan navigasi, seperti sinyal VOR (VHF Omnidirectional Radio Range) atau ILS (Instrument Landing System).

Sementara meringankan kerja para pilot dan memperkuat stabilitas penerbangan, penting untuk dicatat bahwa para pilot tetap bertanggung jawab untuk monitoring performa sistem autopilot dan membuat penyesuaian atau pengambilalihan manakala diperlukan.

"Autopilot adalah sebuah alat bantu, tapi para pilot tetap yang paling bertangguung jawab untuk keselamatan pengoperasian pesawat terbang," kata termaviation menekankan.

Komponen Selain Autopilot

Flight Management System adalah yang bertanggung jawab untuk rencana dan pengaturan rute terbang pesawat dengan secara kontinyu menghitung jalur yang paling efisien dari lepas landas sampai mendarat kembali. Sistem ini memperhitungkan banyak faktor, seperti kondisi pesawat, cuaca, rute, dan dukungan navigasi.

FMS menerima input dari pilot, termasuk rute, ketinggian, kecepatan yang diinginkan. Sistem kemudian mengkalkulasi parameter-parameter yang diperlukan untuk diikuti oleh sistem autopilot dan autothrust.

Sistem autothrust adalah komponen AFS yang bertanggung jawab mengendalikan secara otomatis mesin pesawat merespons input dari pilot dan mode penerbangan yang dipilih.

Pilihan Editor: UI Umumkan Nama 34 Calon Anggota MWA dari Unsur Masyarakat, Banyak Pejabat dan Komisaris

Apa Reaksi Anda ?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow