5 Fakta Menarik Film Pabrik Gula
JAKARTA, KOMPAS.com – Film Pabrik Gula memimpin perolehan penonton film Lebaran 2025.
Per Sabtu, (5/3/2025), film garapan Awi Suryadi ini sudah membukukan hampir 2 juta penonton.
Catatan tersebut meninggalkan jauh empat pesaing di belakangnya seperti Qodrat 2, Jumbo, Komang, dan Norma: Antara Mertua dan Menantu.
Baca juga: Chand Parwez Berharap Pembagian Layar Film Lebaran Bisa Merata
Kesuksesan besar Pabrik Gula tak lepas dari berbagai hal menarik yang ada di sekelilingnya.
Selain tren horor Lebaran yang masih kuat, penonton juga tertarik dengan cerita yang diangkat dari utas viral Simpleman ini.
Berikut 5 fakta menarik dari film Pabrik Gula.
1. Dibagi dua versi
MD Pictures melakukan strategi pemasaran berbeda dalam film Pabrik Gula.
Mengikuti cerita dalam filmnya, Pabrik Gula dibagi menjadi dua versi yakni Jam Kuning dan Jam Merah.
Jam Kuning merupakan film versi cut yang mendapatkan kategori sensor 17+.
Sementara itu Jam Merah menawarkan tayangan yang lebih vulgar dengan sensor 21+.
Baca juga: Review Film Pabrik Gula Uncut: Menyelami Rahasia Kelam di Balik Jam Merah
Meski terbilang hal sederhana, strategi pemasaran ini cukup jitu dalam membuat penonton penasaran terhadap konten dalam Pabrik Gula.
2. KKN di Pabrik Gula
MD Pictures mencoba mengulangi kesuksesan KKN di Desa Penari dalam Pabrik Gula.
Film ini kembali mempertemukan Awi Suryadi sebagai sutradara dengan Lele Laila yang menjadi penulis naskah skenarionya dari utas Simpleman.
Formula tersebut sudah tak diragukan lagi mengantar KKN di Desa Penari sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa.
Dari segi cerita, komposisinya pun tak jauh berubah dari KKN di Desa Penari.
Namun apakah Pabrik Gula bisa mengalahkan rekor KKN di Desa Penari?
Baca juga: Manoj Punjabi Tanggapi Kritik terhadap Poster Film Pabrik Gula7
3. Tayang di AS
Sama halnya seperti Badarawuhi di Desa Penari, Pabrik Gula pun ditayangkan di Amerika Serikat.
Tim produksi dan pemain bahkan menggelar gala premier di Amerika Serika beberapa waktu lalu.
Manoj Punjabi selaku produser mengatakan film Pabrik Gula juga dipastikan tayang di beberapa negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
4. Kontroversi poster
Sebelum dirilis, film Pabrik Gula menuai kontroversi gara-gara teaser poster yang dirilis di media sosial.
Poster tersebut menampilkan seorang perempuan sedang duduk di atas laki-laki yang terbaring.
Lembaga Sensor Film (LSF) menyatakan teaser poster itu tidak lulus sensor.
Baca juga: Perolehan Sementara Jumlah Penonton Film Indonesia yang Tayang Lebaran
LSF bahkan meminta MD Pictures untuk mengganti poster mereka karena tak pantas untuk film Lebaran.
Namun Manoj Punjabi menegaskan teaser poster itu hanya untuk keperluan promosi media sosial sehingga tak menyalahi aturan.
5. Lokasi syuting
Pabrik Gula mengambil lokasi syuting di sebuah pabrik gula tua yang sudah tak beroperasi.
Awi Suryadi mengatakan timnya sempat mencari beberapa pabrik gula terbengkalai untuk dijadikan lokasi syuting.
Namun lokasi yang akhirnya digunakan ada di pabrik gula di Cirebon, Jawa Barat, dan di Gondang Winangoen, Klaten, Jawa Tengah.