Informasi Terpercaya Masa Kini

Alasan Orang-orang Datang untuk “Wisata Jokowi” hingga Sedot 1.500 Pengunjung Per Hari

0 7

KOMPAS.com – Rumah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berlokasi di Gang Kutai Utara Nomor 1, Kota Solo, Jawa Tengah, belakangan ramai dikunjungi warga.

Warga melaksanakan “Wisata Jokowi” ini terutama saat libur Lebaran 2025.

Lantas, apa alasan orang-orang datang ke Solo untuk Wisata Jokowi?

Baca juga: Cerita Unik Wisata Jokowi, Ada yang Ngidam Dipeluk Jokowi

Alasan orang-orang ‘Wisata Jokowi’

Sejumlah orang, mengaku rela antre untuk ‘Wisata Jokowi’ karena mereka sudah lama mengidolakan sosok presiden ke-7 RI tersebut.

“Kalau saya pribadi memang sejak dari dulu nge-fans dengan Pak Jokowi,” ungkap Roni, warga asal Madura.

Ia datang ke Solo bersama dua anaknya karena ingin bertemu langsung dengan Jokowi.

“Kebetulan hari ini tak lihat ramai di sini ada yang foto-foto, jadi saya niat dari Madura untuk langsung ketemu dengan Pak Jokowi.” kata dia, dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/4/2025).

Menurut Roni, ia datang untuk mengucapkan terima kasih pada Jokowi karena sudah memimpin Indonesia selama dua periode.

Hal serupa juga disampaikan Levika (28) asal Tangerang yang datang bersama keluarga besarnya.

“Ibu saya fans berat, sama nenek. Jadi kami mau menyenangkan orang tua. Kami sengaja pengin ketemu Pak Jokowi, sudah di Solo tiga hari,” ungkapnya.

Levika, yang sedang hamil, juga mengaku ingin dipeluk oleh Jokowi.

“Tadi di dalam salim foto. Bahagia sih sudah bisa salim. Ngidam juga, pengennya tadi peluk tapi tidak bisa,” tuturnya.

Sementara itu, warga Jakarta bernama Neni yang membawa anaknya yang berkebutuhan khusus, mengaku datang untuk menyampaikan harapannya ke Jokowi.

“Kebetulan Lebaran ini saya sama anak saya ziarah ke makam ayahnya di Madiun. Sekalian ke sini karena anak saya ingin ketemu Pak Jokowi katanya. Dia (anak saya) kan anak yang spesial,” tutur Neni.

Neni berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap pendidikan untuk anak disabilitas.

Menurut dia, sekolah negeri untuk anak berkebutuhan khusus masih sangat terbatas. Padahal, biaya sekolah swasta cukup tinggi.

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto yang berkunjung ke rumah pribadi Jokowi Kamis (3/4/2025) mengaku ingin membuktikan kebenaran informasi adanya “Wisata Jokowi”.

“Saya ke sini ini ingin membuktikan, waktu di retret itu kata Wali Kota Solo ada destinasi wisata favorit baru, namanya ‘Wisata Jokowi’. Ternyata ke sini benar, ada ‘Wisata Jokowi’. Warga dari berbagai daerah datang ke sini,” ujar Bima.

Baca juga: Wisata Jokowi, Bentuk Soft Power Jokowi meski Sudah Tak Punya Jabatan

Bentuk “soft power”

Pakar komunikasi politik dari Universitas Brawijaya Verdy Firmantoro mengatakan fenomena “Wisata Jokowi” menunjukkan bahwa politik tidak selalu bersifat serius dan formal.

Fenomena ini menurut dia, membuat Jokowi tetap bisa eksis di tengah-tengah masyarakat meski tak lagi menjabat sebagai Presiden RI.

“Politik juga bisa hadir dalam bentuk budaya populer, seperti kunjungan, foto-foto, dan lain sebagainya. Jokowi pasca-presidensi tetap mempertahankan citra politiknya sebagai bentuk soft power. Meski tak lagi punya jabatan formal presiden, tapi kekuatan simboliknya masih menarik perhatian publik,” ujar Verdy dikutip dari Kompas.com, Jumat (4/4/2025).

“Ini bukan wisata dalam arti literal, tapi wisata simbolik. Warga yang berkunjung merasa ‘terhubung’ secara emosional dengan figur Jokowi,” sambungnya.

Menurut dia, diksi “Wisata Jokowi” justru dikonstruksi oleh pemerintah. Pemerintah ingin menunjukkan bahwa hubungan warga dengan Jokowi tetap positif di tengah dinamika dan konstelasi politik yang terjadi saat ini.

“Selain itu, Solo sebagai kota asal Jokowi, mencoba mengkapitalisasi simbolisasi ini memanfaatkan popularitas Jokowi. “Wisata Jokowi’ semacam menempatkan ketokohan Jokowi sebagai city branding menjadi identitas kota sekaligus mendulang keuntungan dari arus kunjungan,” papar Verdy.

Meski demikian, menurut Verdy fenomena mantan pemimpin yang masih memiliki daya tarik publik bukanlah hal yang baru.

Di beberapa negara, mantan presiden atau perdana menteri kerap menjadi tokoh yang dikagumi dan dihormati.

Baca juga: Ada Apa Saja di Wisata Jokowi Solo? Simak Informasinya

Leave a comment