Informasi Terpercaya Masa Kini

Nasib Mujur 2 Nelayan Indonesia yang Selamatkan 60 Warga Korsel,Pemerintah Apresiasi Lewat Visa F-2

0 29

TRIBUNJATIM.COM – Mujur akhirnya nasib Sugianto seorang nelayan berkebangsaan RI yang menjadi pahlawan di negara Gingseng.

Sejumlah 60 warga Korea Selatan berhutang nyawa kepada Sugianto, warga negara Indonesia berprofesi sebagai nelayan.

Dua nelayan Indonesia kini dianggap sebagai pahlawan di Korea Selatan (Korsel).

Keduanya berhasil menyelamatkan 60 warga saat kebakaran melanda kawasan Yeongdeok-gun, Korea Selatan, pada Minggu (31/3/2025).

Aksi Sugianto dan Leo membantu mengevakuasi warga Korea Selatan saat kebakaran ramai jadi sorotan media setempat.

Nelayan Indonesia ini rela mempertaruhkan nyawanya demi menyelamatkan puluhan warga dari si jago merah.

Dilansir Yonhap seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun Bogor, Kamis (3/4/2025), warga desa memuji orang-orang tersebut sebagai ‘pahlawan tersembunyi’ di tengah krisis kebakaran hutan hebat di Korsel.

Orang-orang yang disebutnya pahlawan tersembunyi itu ialah kepala desa Kim Pil-Kyung (56), kepala komunitas nelayan Yoo Myeong-shin (56) dan Sugianto (31).

Serta ada satu lagi nelayan Indonesia bernama Leo.

Kebakaran hutan itu awalnya terjadi di Desa Uiseong pada 22 Maret 2025.

Baca juga: Fakta Ikan Berkepala Mirip Sol Sepatu, Viral Ditangkap Nelayan di Kalimantan, Ternyata Bisa Dimakan

Setelah viral karena dianggap sebagai pahlawan, pemerintah Indonesia akhirnya mau mengapresiasi warganya itu.

Sugianto kini ditawari visa F-2 oleh pemerintah.

Kisah Sugianto belakangan viral di media sosial dan internasional.

Di media sosial, Sugianto pun mendapatkan berbagai pujian atas aksinya.

Dilansir dari Chosun Media, Rabu (2/4/2025), Sugianto bekerja sama dengan Kepala Desa Yoo Myeong-shin saat menyelamatkan warga.

Seperti diberitakan sebelumnya, api terus menyebar melalui Andong dan Cheongsong hingga perbatasan barat Desa Yeongdeok sekitar pukul 6 sore tanggal 25 Maret.

Dalam 2 jam, api menyebar ke wilayah yang berjarak 25 Km di sisi timur.

Situasi saat itu sangat kacau dan listrik serta komunikasi lumpuh akibat kebakaran hutan.

Hanya sedikit penduduk yang tahu pukul berapa kebakaran hutan itu tiba.

Sekitar pukul 19.40 waktu setempat, asap tebal sudah terlihat di luar.

 Pada pukul 20.00, banyak warga yang yakin api telah menjalar ke desa.

Sekitar 60 penduduk kota saat itu sedang berada di rumah atau bahkan sudah tertidur ketika kebakaran terjadi.

Baca juga: Sebelum Heboh Minta THR Rp165 Juta, Kades Pernah Dituduh Potong Bansos Jokowi Rp300 Ribu per Orang

Kepala desa, Kim, sempat keluar karena mencium bau aneh dan pergi ke sisi kanan dermaga.

Kepala komunitas Yoo kemudian pergi ke sisi kiri.

Sementara, Sugianto pergi ke tengah untuk membangunkan penduduk desa dan mengevakuasi mereka.

“Kami sudah siarkan kepada mereka agar segera keluar, tetapi mereka tidak keluar juga. Jadi, kami bertiga membangunkan mereka dengan berteriak dan menyuruh mereka keluar,” ujar Kim.

Sugianto menggendong tujuh lansia di punggungnya.

Dia melakukannya dengan cara berlari bolak-balik dari rumah satu lansia ke lansia lain, serta dibantu Leo, sesama nelayan Indonesia. Keduanya bolak balik menggendong lansia untuk menjauh dari api.

Aksinya itu membuat lansia, yang sudah kesulitan bergerak, bisa selamat dari kebakaran hutan.

Baca juga: Pantas Dedi Mulyadi Geram, Rincian Surat Kades Minta THR Terkuak, Uang Saku 200 Amplop Rp 100 Juta

Sugianto merupakan warga Indonesia yang telah bekerja sebagai nelayan di Korea Selatan sejak 8 tahun lalu.

Dia kini sudah akrab dengan kehidupan Korea, sampai-sampai dengan lancar memanggil para nenek dalam dialek Gyeongsang.

“Nenek saya tidak bisa berjalan cepat, jadi saya harus pergi ke rumahnya setiap hari dan menggendongnya,” ujar Sugianto usai kebakaran hebat terjadi.

Sugianto mengatakan dirinya juga ketakutan saat melihat salah satu toko dilalap api sambil menggendong seorang nenek di punggungnya.

Dia mengatakan lansia itu terbangun setelah mendengar teriakan ‘Cepat! Cepat!’.

 Sugianto mengaku tak ingat sudah berapa jauh dia berlari bolak-balik untuk menyelamatkan para lansia.

Diketahui, jarak dari permukiman warga ke tanggul dermaga sekitar 300 meter.

“Nek, ada kebakaran di gunung. Kita harus segera mengungsi,” ujar warga seraya menirukan ucapan Sugianto, dikutip TribunnewsBogor.com dari laman Korea Naver, Selasa (1/4/2025).

Sugianto tak ragu menggendong mereka.

“Saya tidak ingat berapa kali saya berlarian dengan kepala desa saat itu. Saya menggendong nenek-nenek yang terbangun karena suara ‘cepat, cepat’ dan turun bukit, tetapi saya takut ketika melihat api tepat di depan toko,”kata Sugianto.

Bahkan, seorang lansia mengurai kesaksiannya saat digendong Sugianto.

“Jika Ja-ga (Tuan Sugianto) tidak ada di sana, kami semua pasti sudah mati. Saya tertidur saat menonton TV, tetapi ketika saya terbangun karena mendengar teriakan bahwa ada kebakaran di luar, saya melihat ke luar dan melihat Sugianto di sana. Saya berhasil melarikan diri dari rumah dengan digendongnya,” ungkap seorang warga berusia 90 tahun.

Berkat jerih payah Sugianto dan kepala desa, 60 warga yang tinggal di Gyeongjeong 3-ri bisa selamat dari kebakaran. Warga pun mengurai ucapan terima kasih.

“Jika bukan karena Sugianto dan kepala desa, kami pasti dalam masalah besar. Kami berharap dapat terus bekerja dan hidup dengan pemuda yang luar biasa dapat dipercaya seperti dia (Sugianto),” pungkas warga.

Baca juga: Wisata Pasir Putih Dalegan Jadi Destinasi Favorit Warga Gresik pada Libur Lebaran 2025: Murah Meriah

Untuk diketahui, Sugianto sudah berada di Korea Selatan sejak tahun 2017. Delapan tahun tinggal di Korea, Sugianto bekerja sebagai nelayan.

Berstatus sebagai TKI dengan visa kerja di Korea, Sugianto terpaksa meninggalkan anak usia lima tahun dan istrinya di Indonesia.

Diungkap Sugianto, ia sangat senang bisa bekerja di Korea dan karib dengan warga setempat.

“Saya sangat mencintai Korea. Terutama penduduk desa yang sudah seperti keluarga bagi saya. Saya akan kembali ke rumah dalam tiga tahun. Saya mendapat telepon dari istri saya di rumah yang mengatakan bahwa ia bangga pada saya. Saya merasa bangga karena tidak ada yang terluka oleh kebakaran hutan,” ungkap Sugianto.

Sebagaimana diwartakan, kebakaran hutan dahsyat di Korea Selatan sempat terjadi.

 Total kebakaran terjadi selama 10 hari sejak percik api pertamanya pada 21 Maret 2025.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Leave a comment