Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Kakek Petani dan Pencuri Pepaya, Hadapi Kejahatan dengan Kebaikan

0 3

Ini kisah sederhana tentang seorang kakek tua yang setia dengan profesinya sebagai petani di sebuah desa. Tanaman yang dipelihara si kakek adalah buah pepaya.

Pohon pepaya tersebut dirawat dengan telaten, dari kecil hingga bertumbuh dan menghasilkan buah yang layak untuk dipanen. 

Si Kakek sudah membayangkan akan mendapat sejumlah uang dari hasil penjualan pepaya. Biasanya sudah ada pedagang yang membeli pepaya langsung di kebunnya.

Mungkin tidak banyak, tapi uang tentu sangat dibutuhkan untuk menutupi kebutuhan sehari-hari si kakek dan keluarganya.

Akan tetapi, betapa terkejutnya sang kakek karena buah yang dihasilkan dari pohon pepaya tersebut sangat sedikit. 

Posisi beberapa pohon pepaya itu kebetulan di dekat pagar yang bersebelahan dengan jalan raya yang menghubungkan desa tersebut dengan kota kabupaten terdekat.

Sangat sedikitnya buah yang dihasilkan ternyata karena buah pepaya tersebut sudah hilang dalam jumlah yang cukup banyak. 

Menyadari kerugiannya yang tak sedikit itu, membuat sang kakek geleng-geleng kepala sambil beristighfar. Setelah itu sang kakek kembali ke rumahnya.

Sang istri yang melihat suaminya dalam keadaan murung, mencoba menghibur dengan kalimat yang memotivasi. Namun, apa yang dipikirkan oleh kakek berbeda dengan yang dipikirkan oleh istrinya.

Kakek tersebut memikirkan begitu kasihan terhadap seorang pencuri yang harus menunggu sampai tengah malam  hanya untuk mendapatkan beberapa buah pepaya. 

Tiba-tiba si kakek dapat ide yang langsung dilakukannya pada keesokan harinya, di mana si kakek berinisiatif membantu sang pencuri dengan meletakkan sebuah tangga.

Namun, siapa sangka ketika keesokan harinya buah pepaya yang ada pada pohon masih utuh jumlahnya, dalam arti tidak satupun yang digondol maling.

Sang kakek bersabar dan menunggu lagi esok harinya. Namun, kejadian yang sama masih terlihat, di mana buah pepaya masih utuh meskipun sudah diletakkannya sebuah tangga di dekatnya.

Besoknya lagi, sang kakek kedatangan tamu seorang pemuda yang belum pernah dikenalnya. Pemuda tersebut datang membawa beberapa pepaya matang dan menyerahkannya pada si kakek. 

Pemuda itu kemudian mengucapkan permemintaan maaf, sambil menjelaskan jika dirinyalah yang mencuri pepaya milik kakek tersebut. 

Sebenarnya pemuda tersebut masih berniat untuk mencuri pepaya. Tapi, karena melihat sebuah tangga, hatinya tergerak dan sadar jika pemilik pepaya tersebut begitu sabar sekaligus baik hati. 

Sejak saat itu pemuda tersebut sudah memiliki tekad untuk berubah menjadi orang baik dan tidak mau mencuri lagi.

Pesan moral yang diberikan oleh kisah di atas adalah agar kita selalu bersikap baik, bahkan terhadap orang yang telah berlaku tidak baik kepada kita.

Sebuah kebaikan meski sekecil apa pun itu, ternyata bisa memberikan dampak positif terhadap kebaikan orang lain. 

Mungkin orang lain yang kita baiki itu sebelumnya memiliki niat jahat terhadap kita, namun orang lain itu akan malu sendiri dan mengurungkan niat jahatnya.

Jangan pula kita berbuat baik karena berharap sesuatu. Artinya, ini perbuatan baik yang kurang ikhlas. Meskipun begitu, yakinlah bahwa perbuatan baik itu akan menjadi amal kita.

Selain itu, walaupun kita berbuat baik tanpa pamrih, atas kebaikan yang selama ini kita tabur di mana pun tempatnya, akan memberikan buah manis di kemudian hari. 

Apapun bentuknya, kebaikan pasti akan memberikan hasil yang berdampak positif kepada kita. Meski mungkin kita tak merasakannya secara langsung.

Bisa jadi yang akan menuai adalah anak cucu kita kelak. Jadi, jangan pernah bosan untuk berbuat baik kepada sesama.

Leave a comment