Informasi Terpercaya Masa Kini

BYD Luncurkan Teknologi Charging Super Cepat, 5 Menit Untuk 400 Km

0 9

KOMPAS.com – Perusahaan otomotif China, BYD, menggebrak pasar kendaraan listrik (EV) global dengan meluncurkan teknologi pengisian daya super cepat yang diklaim dua kali lebih cepat dari milik Tesla.

Diberi nama Super E-Platform, baterai ini mampu mengisi penuh kendaraan listrik hanya dalam 6 menit dan memberikan jarak tempuh 400 km (250 mil) dengan pengisian 5 menit. Teknologi ini menjadi terobosan signifikan dalam upaya menyamakan waktu pengisian EV (electric vehicle atau kendaraan listrik) dengan mobil berbahan bakar minyak.

“Kami mengejar tujuan agar waktu pengisian EV setara dengan mengisi bensin. Ini pertama kalinya industri mencapai level megawatt dalam daya pengisian,” ungkap Wang Chuanfu, Pendiri BYD, dalam acara peluncuran di Shenzhen.

Dengan daya puncak 1.000 kW (1 MW), teknologi ini mengungguli supercharger Tesla yang hanya 500 kW. Dua model terbaru BYD, Han L sedan dan Tang L SUV, telah mengadopsi sistem ini dan dipasarkan mulai dari 270.000 yuan (Rp599 juta).

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Baterai yang Menyala dalam Gelap dari Limbah Nuklir

Jaringan Stasiun Pengisian dan Dampak Pasar

Untuk mendukung inovasi ini, BYD berencana membangun 4.000 stasiun pengisian ultra-cepat di seluruh China. Langkah ini diprediksi mempercepat adopsi EV dengan menghilangkan “kecemasan jarak tempuh” pengguna. Sebagai perbandingan, supercharger Tesla membutuhkan 15 menit untuk jarak 320 km (200 mil).

Respons pasar pun positif: saham BYD di Hong Kong melonjak 6% ke rekor tertinggi HK$408,80, mencerminkan kepercayaan investor terhadap posisi BYD sebagai produsen EV terbesar dunia. Di sisi lain, saham Tesla anjlok 5,5% pada Selasa, melanjutkan penurunan 44% sepanjang 2025 akibat penjualan lesu dan kontroversi politik CEO Elon Musk yang dinilai merusak reputasi merek.

Tesla Berjuang di Pasar China

Tekanan terhadap Tesla semakin nyata di China, pasar EV terbesar global. Meski meluncurkan uji coba gratis Full Self-Driving (FSD) hingga 16 April, fitur ini tertunda karena regulasi data ketat China yang menghalangi penggunaan data 2 juta EV Tesla untuk pelatihan sistem. Kolaborasi dengan Baidu dikabarkan menjadi solusi, tetapi detailnya masih tertutup.

“BYD unggul dalam inovasi dan harga. Teknologi charging terbaru mereka adalah buktinya,” ujar analis pasar. Pada 2024, BYD menjadi produsen EV battery-electric terbesar kedua di dunia, sedikit di bawah Tesla. Namun, jika termasuk mobil hybrid (PHEV), BYD memimpin dengan penjualan ratusan ribu unit.

Masa Depan Persaingan EV

BYD, yang awalnya produsen baterai sejak 1995, kini menjadi simbol kemajuan industri otomotif China. Sementara Tesla menghadapi tantangan dari model EV China yang lebih terjangkau, seperti yang diproduksi BYD, Nio, dan XPeng.

Wang Chuanfu, sering disebut “Elon Musk-nya China”, menegaskan bahwa pengembangan infrastruktur dan teknologi adalah kunci. “Kecepatan pengisian megawatt akan mengubah permainan,” tambahnya. Pre-order model terbaru BYD sudah dibuka, dengan pengiriman mulai Mei 2024.

Di tengah perlambatan ekonomi global, persaingan sengit di pasar EV menunjukkan bahwa inovasi dan adaptasi lokal menjadi penentu dominasi. BYD, dengan dukungan pemerintah China dan strategi agresif, siap merebut tahta Tesla—sementara sang rival AS masih bergulat dengan janji otonomi berkendara yang tertunda dan citra yang terkikis.

“Ini bukan sekadar soal kecepatan charging, tapi tentang siapa yang paling memahami kebutuhan pasar masa depan,” tutup seorang analis.

Baca juga: Ilmuwan Korea Kembangkan Baterai yang Bisa Terisi Penuh dalam 12 Menit

Leave a comment