Kata Natalius Pigai soal KKB Serang Guru & Nakes di Papua
Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai, menyayangkan insiden penyerangan guru dan tenaga medis oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan.
Pigai berkata lembaganya berkoordinasi dengan Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Otoritas Papua Pegunungan terkait insiden itu.
Dia mengatakan turut berbelasungkawa atas kejadian tersebut dan berkomunikasi dengan pemerintah setempat untuk memastikan penanganan yang maksimal pada para korban pascakejadian tersebut.
“Kami sangat menyayangkan kejadian ini dan turut berbelasungkawa dengan keluarga korban atas kejadian di Yahukimo ini. Saya juga sudah berkomunikasi langsung dengan Gubernur NTT serta otoritas di daerah Papua Pegunungan agar memastikan penanganan para korban pasca kejadian ini dengan baik termasuk yang korban luka agar tertangani dengan maksimal,” kata Pigai, dalam keterangan tertulis yang dikutip, Senin (24/3/2025).
Dia juga meminta agar pemerintah memastikan dengan lebih baik lagi upaya perlindungan terhadap masyarakat sipil sehingga tidak ada lagi kejadian seperti ini ke depan.
“Masyarakat sipil bagaimana pun harus dilindungi utamanya di daerah-daerah rawan yang ada, seperti Yahukimo ini,” ucap Pigai.
Diketahui, 10 guru dan tenaga medis menjadi korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat (21/3/2025). Akibat serangan tersebut, satu orang dilaporkan meninggal dunia.
“Satu di antaranya, atas nama Rosalina Rerek Sogen, meninggal dunia. Sementara empat mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat, serta dua korban lainya dalam kondisi aman dan merupakan warga asli Yahukimo,” kata Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani, dalam keterangan tertulis, Senin (24/3/2025).
Delapan korban, ucap Faizal, langsung dirujuk ke RSAD Marthen Indey Kota Jayapura. Selain itu, dua korban lainya yaitu, Lenike Saban selaku guru dan petani bernama Erens yang merupakan warga Yahukimo, tidak ikut dievakuasi karena permintaan sendiri karena merasa dalam kondisi aman.
Baca juga:
- Bupati Jamin Guru Korban Serangan di Yahukimo Murni Warga Sipil
- Guru Korban Penyerangan Kelompok Bersenjata di Papua Dievakuasi