Informasi Terpercaya Masa Kini

Saat Karyawan Toko Menangis Melihat Puluhan Anak Yatim Piatu Belanja Baju Lebaran

0 3

KOMPAS.com – Momen Idul Fitri selalu identik dengan baju baru. Namun, tidak semua orang dapat merayakannya dengan penuh kebahagiaan, terutama bagi mereka yang telah kehilangan kedua orang tua.

Kisah inspiratif datang dari seorang penyuluh agama di Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Ia berinisiatif mengajak puluhan anak yatim piatu untuk berbelanja pakaian baru agar mereka dapat merayakan Lebaran dengan suasana ceria.

Baca juga: Jawaban Lucu Ganjar Saat Ditanya Puan di Ceramah Masjid Kampus UGM

Wajah-wajah mungil anak-anak yatim piatu berbinar kegirangan saat mereka diajak berbelanja baju Lebaran di sebuah toko pakaian di Jalan Jendral Sudirman, Wonomulyo.

Senyum mereka mengembang saat memasuki toko, dan tangan mereka mulai menyentuh helai demi helai pakaian sambil mencari yang sesuai dengan selera mereka.

Mereka memilih pakaian yang tertata rapi di rak toko.

Raut bahagia terpancar dari wajah anak-anak yatim ini ketika mendapatkan pakaian yang mereka sukai.

Setelah itu, mereka bergegas menuju kasir untuk membayar pakaian yang telah dibeli.

Karyawan toko melayani mereka dengan penuh suka cita.

Suasana menjadi haru ketika seluruh karyawan meneteskan air mata, tak kuasa menahan sedih dan gembira melihat momen bahagia anak-anak ini.

Nurhayati, salah satu anak yatim piatu, tampak meluap kegembiraannya saat memasuki toko pakaian yang selama ini tak pernah mereka jangkau.

Ia merasa senang karena bisa memilih baju Lebaran sesuai kesukaannya.

“Alhamdulillah bisa pilih-pilih baju kesukaan sendiri. Senang bisa Lebaran menggunakan baju baru,” jelas Nurhayati.

Anak yatim piatu lainnya, Gifar, juga mengungkapkan kebahagiaannya.

Ia mengaku sangat senang bisa membeli baju baru, mengingat sebelumnya ia belum memiliki pakaian baru karena keterbatasan ekonomi.

“Senang dan bahagia bisa membeli baju baru langsung ke tokonya. Mudah-mudahan ini bisa dipakai Lebaran nanti,” ungkap Gifar.

Pemilik toko, Fadli, memberikan potongan harga khusus untuk anak-anak yatim tersebut.

Ia berharap pakaian yang dibeli dapat menjadi berkah dan digunakan pada hari raya Idul Fitri.

“Pihak pengelola toko pun memberikan potongan harga khusus. Kita berharap pakaian yang mereka beli hari ini atas bantuan pihak lain dapat membuat mereka bersuka cita menyambut hari raya Lebaran,” jelas Fadli.

Penggagas kegiatan, Abdul Razak, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan agenda tahunan.

Dana yang digunakan berasal dari sebagian gajinya yang disisihkan dan sebagian lagi dari donatur yang telah diumumkan melalui media sosial.

Abdul Razak menegaskan bahwa melihat senyum anak yatim adalah momen yang tak ternilai.

“Ini adalah bentuk kepedulian dan kasih sayang terhadap anak yatim piatu. Jika ada kesempatan dan dana mencukupi, saya akan membantu lebih banyak lagi. Semoga pihak lain juga mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini,” harap Abdul Razak.

Ia juga berharap kegiatan ini dapat memberikan semangat dan motivasi bagi anak-anak agar tidak putus asa meskipun telah kehilangan orang tua.

“Mudah-mudahan ini bisa memberikan semangat dan motivasi bagi anak-anak yatim yang telah kehilangan kedua orang tuanya untuk tidak putus asa atau kehilangan semangat di hari raya Lebaran,” jelas Abdul Razak, yang juga merupakan Ketua Komunitas 2.000 Peci Putih.

Sebagaimana diketahui, momen Idul Fitri identik dengan membeli baju baru.

Namun, bagi anak-anak yatim, momen seperti ini mungkin jarang terjadi karena keterbatasan ekonomi, terutama jika kedua orang tua sudah tiada.

Dalam ajaran Islam, umat Muslim diperintahkan untuk mencintai dan menyantuni anak yatim, yang merupakan perbuatan baik yang sangat disukai oleh Allah SWT.

Mencintai anak yatim memiliki sejumlah keutamaan, dan mereka juga berhak merayakan hari kemenangan meskipun tanpa orang tua.

Leave a comment