Pemilik PT Sritex Sebenarnya yang Pailit Hingga PHK 10.669 Karyawan,Bukan Lukminto Bersaudara
TRIBUNSUMSEL.COM – Terungkap pemilik PT Sritek sebenarnya kini jadi sorotan yang pailit hingga PHK ratusan karyawan.
Diketahui, perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex kini resmi harus tutup permanen mulai, Sabtu 1 Maret 2025.
Sejarah Sritex memang tak bisa dilepaskan dari Haji Muhammad Lukminto atau Ie Djie Shien sebagai pendirinya. Namun saat ini, tampuk kepemimpinan perusahaan dipegang oleh generasi kedua, yakni kakak beradik Iwan Setiawan Lukminto dan Iwan Kurniawan Lukminto.
Setelah dinyatakan bangkrut, Lukminto bersaudara Iwan Kurniawan Lukminto dan Iwan Setiawan Lukminto menjadi sorotan karena disebut sebagai pengendali perusahaan.
Namun demikian, sebenarnya perusahaan Sritex saat ini bukan lagi perusahaan keluarga alias bukan perusahaan tertutup.
Lukminto bersaudara ternyata hanyalah salah satu dari pemilik perusahaan Sritex yang saat ini menghadapi kepailitan.
Baca juga: Profil Iwan Setiawan Lukminto, Komisaris PT Sritex yang Pailit PHK Karyawan, Masuk Orang Terkaya RI
Lantas siapakah pemilik sebenarnya ?
Mengutip dari Kompas.com berdasarkan Laporan Tahunan (Annual Report) Sritex 2023, pemegang saham mayoritas atau pengendali saham adalah PT Huddleston Indonesia sebesar 59,03 persen.
PT Huddleston Indonesia adalah perusahaan yang kepemilikannya masih terafiliasi dengan Keluarga Lukminto, namun tidak disebutkan nama-nama kepemilikan dalam perusahaan.
Sementara pemegang saham kedua adalah kepemilikan publik sebesar 40,97 persen saham.
Kemudian dari saham publik sebesar 39,89 persen , nama-nama lainnya adalah kelima anak HM Lukminto, termasuk Iwan dan Wawan.
Berikut ini daftar pemegang saham Sritex berdasarkan situs Bursa Efek Indonesia yang dikutip TribunBengkulu.com:
1. PT Huddleston Indonesia
Persentase Kepemilikan: 59,03 persen
Jumlah Saham: 12,08 miliar lembar saham
2. Saham publik
Persentase Kepemilikan: 39,89 persen
Jumlah Saham: 8,16 miliar lembar saham
3. Iwan Setiawan Lukminto (Komisaris)
Persentase Kepemilikan: 0,53 persen
Jumlah Saham: 109,2 juta lembar saham
4. Iwan Kurniawan Lukminto (Direksi)
Persentase Kepemilikan: 0,52 persen
Jumlah Saham: 107.64 juta lembar saham
5. Vonny Imelda Lukminto
Persentase Kepemilikan: 0,01 persen
Jumlah Saham: 1,78 juta lembar saham
6. Margaret Imelda Lukminto
Persentase Kepemilikan: 0,01 persen
Jumlah Saham: 1,04 juta lembar saham
7. Lenny Imelda Lukminto
Persentase Kepemilikan: 0,01 persen
Jumlah Saham: 1,04 juta lembar saham
PT Sritex Resmi Tutup
Sebagaimana diketahui, perusahaan tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk atau Sritex kini resmi harus tutup permanen mulai, Sabtu 1 Maret 2025.
Dalam hal ini, PT Sritex yang berlokasi di Sukoharjo, Jawa Tengah ini ternyata memiliki utang menggunung yang ditaksir mencapai triliun.
Utang yang tak dapat dilunasi tersebut akhirnya membuat Sritex harus gulung tikar dan tak lagi beroperasi mulai Maret 2025.
10.669 orang karyawan dengan rincian:
1.065 karyawan PT Bitratex Semarang terkena PHK.
8.504 karyawan PT Sritex Sukoharjo
956 karyawan PT Primayuda Boyolali
40 karyawan PT Sinar Pantja Jaya Semarang
104 karyawan PT Bitratex Semarang
Melansir Kompas.com, Sritex mulai menghadapi masalah keuangan serius sejak tahun 2021. Saham Sritex disuspensi pada Mei 2021 akibat keterlambatan pembayaran bunga dan pokok Medium Term Notes (MTN).
Total liabilitas perusahaan terus meningkat, mencapai sekitar Rp24,3 triliun pada September 2023.
Masalah keuangan ini makin diperparah oleh persaingan ketat di pasar global, dampak pandemi Covid-19 yang mengganggu rantai pasok dan menurunkan permintaan, serta kondisi geopolitik seperti perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan penurunan ekspor produk tekstil ke Eropa dan Amerika Serikat.
Kemudian pada 21 Oktober 2024, Pengadilan Niaga Semarang memutuskan Sritex dan tiga entitas afiliasinya, yakni PT Sinar Pantja Djaja, PT Bitratex Industries, dan PT Primayudha Mandirijaya, dalam keadaan pailit.
Putusan ini diperkuat oleh Mahkamah Agung pada 18 Desember 2024.
Perusahaan ini awalnya bermula dari usaha kios sederhana bernama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Kota Solo yang dikelola Haji Muhammad Lukminto pada 1966.
Usahanya Muhammad Lukminto terus berkembang hingga bisa mendirikan pabrik kain putih dan berwarna pada 1968. Pabrik kedua yakni pabrik tenun dibangun pada 1982.
Dari tahun ke tahun, perusahaan semakin berkembang pesat. Fasilitas produksinya terus bertambah. Pada 1992, Sritex sudah menjadi perusahaan tekstil terintegrasi dari pemintalan, penenunan, hingga diproses menjadi pakaian jadi. Saking besarnya skala bisnisnya, Sritex menjadi perusahaan yang banyak menopang ekonomi Kabupaten Sukoharjo.
Puluhan ribu masyarakat kabupaten ini bergantung pada keberadaan Sritex. Pabriknya yang berada di Jalan Samanhudi Kabupaten Sukoharjo bahkan terbilang sangat luas.
Produksi pabriknya mencakup hulu dan hilir industri tekstil antara lain rayon, katun, dan poliester, kain mentah, bahan jadi, hingga pakaian jadi. Di Jakarta, Sritex juga memiliki kantor yang cukup besar yakni berada di Jalan Wahid Hasyim Nomor 147, Jakarta Pusat.
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “PT Sritex Milik Siapa?”
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Bukan Lukminto Bersaudara, Ternyata Ini Pemilik PT Sritex Sebenarnya? 10 Ribu Karyawan di-PHK