Gelagat Siti Faizah Kepsek SMAN 6 Depok usai Dicopot Imbas Study Tour,Tetap Sibuk di Sekolah
SURYA.CO.ID – Setelah dicopot dari jabatan sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri (SMAN) 6 Depok, Siti Faizah, tampaknya masih aktif di sekolah.
Dalam pantauan Tribunnews.com (grup SURYA.CO.ID), Jumat (21/2/2025), petugas keamanan SMAN 6 Depok menyebut Siti Faizah tidak terlihat di sekolah sejak Kamis (20/2/2025).
Hal serupa juga disampaikan seorang guru piket yang berjaga di dekat pintu masuk.
Guru itu mengatakan pihaknya tidak melihat keberadaan Kepala Sekolah Siti Faizah hari ini.
Dia lantas meminta untuk menunggu bagian kehumasan SMAN 6 Depok untuk menemui wartawan.
Namun, pantauan di lokasi pada pukul 07.45 WIB, sebuah mobil berwarna putih masuk ke dalam halaman Sekolah SMAN 6 Depok.
Mobil itu pun diparkirkan persis di depan ruangan Kepala Sekolah.
Tak berselang lama, seorang wanita mengenakan batik dan kerudung kuning tampak turun dari mobil putih tersebut.
Dia kemudian berjalan masuk ke dalam ruang kepala sekolah.
Saat dikonfirmasi, guru piket itu membantah bahwa yang turun dari mobil adalah Siti Faizah.
Namun, siswa-siswi SMAN 6 Depok justru mengatakan hal berbeda.
Baca juga: Duduk Perkara Kepsek SMAN 6 Depok Dicopot Imbas Study Tour ke Surabaya, Dedi Mulyadi Sudah Larang
Mereka menyebut, bahwa wanita berkerudung kuning itu memang Siti Faizah.
Sekira pukul 10.25 WIB, Siti Faizah pun terlihat keluar dari ruangannya.
Dia pun terlihat berbincang dengan guru.
Kemudian, kembali masuk ke dalam ruangannya.
Sekira pukul 10.35 WIB, empat orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan tiba di SMAN 6 Depok.
Mereka kemudian diarahkan oleh petugas keamanan menuju ruang kepala sekolah.
Di sana, Siti Faizah pun menyambut rombongan keempat orang tersebut dan mempersilakan masuk.
Tampak sejumlah guru tampak sibuk mengantarkan hidangan minuman dan makanan ke ruangan kepala sekolah.
Belum diketahui keempat orang tamu Siti Faizah tersebut.
Wartawan sempat meminta izin untuk wawancara dengan Siti Faizah.
Namun, ia belum berkenan dan diwakili oleh Humas SMAN 6 Depok, Syahri Ramadhan.
Syahri pun menjelaskan, Siti Faizah masih datang ke sekolah seperti biasa.
“Masih, masih masuk, kalau saya tidak salah pagi masih ada, tapi setelah itu saya belum lihat lagi, karena saya baru datang juga,” kata Syahri, dikutip SURYA.CO.ID dari Tribunnews.com.
Siti Faizah juga masih bertugas di sekolah tersebut.
“Kalau dibilang masih hadir, beliau tidak akan pernah berhenti untuk hadir, karena beliau kan bukan dipecat disitu, dicopot dari jabatan,” terangnya.
“Kalau dicopot dari jabatan pun nanti, beliau tetap punya kewajiban untuk bertugas,” sambung Syahri.
Syahri menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan posisi Siti Faizah, apakah masih tetap bertugas sebagai Kepsek di SMAN 6 Depok atau sebagai guru.
Duduk Perkara Siti Faizah Dipecat
Kabar pencopotan Siti Faizah, Kepsek SMA 6 Depok, ramai jadi sorotan karena dilakukan tepat di hari perdana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjabat.
Pencopotan Siti Faizah dipicu oleh agenda study tour yang memberangkatkan 347 siswa SMA 6 Depok ke Surabaya, Jawa Timur, dan Bali.
Study tour dilakukan dalam rangka Kunjungan Objek Belajar (KOB) selama delapan hari hingga Senin (24/2/2025).
“Saya langsung kerja, hari ini juga langsung kerja. Hari ini sudah ada keputusan tentang penonaktifan Kepala SMA Negeri 6 Depok karena dia melanggar surat edaran gubernur yang tidak boleh siswanya berpergian ke luar provinsi,” ujar Dedi di Istana, Jakarta, Kamis (20/2/2025).
Dedi menjelaskan, hal tersebut akan menjadi hal yang akan dibenahi oleh pemrintah Provinsi Jawa Barat.
Dia juga memerintahkan jajarannya untuk memeriksa apakah pihak SMAN 6 Depok melakukan pungutan terhadap siswa untuk study tour atau tidak.
“Hari ini juga sudah diperintahkan inspektur untuk memeriksa apakah sekolah itu ada pungutan-pungutan di luar ketentuan atau tidak,” kata Dedi.
“Ini kinerja saya pertama ingin membenahi manajemen di kependidikan di Provinsi Jawa Barat, karena kan isu PIP, pungutan, study tour, itu isu yang begitu meresahkan masyarakat di Jawa Barat,” ujar dia.
Dilarang Berangkat
Padahal, Dedi Mulyadi meminta kegiatan study tour SMAN 6 ke Bali ditiadakan.
Hal ini ia sampaikan setelah mendengar ada keluhan sejumlah pihak yang keberatan dengan biaya study tour tersebut.
“Saya meminta kepada kepala sekolah SMAN 6 Depok, enggak usah deh study tour-nya,” ucap Dedi saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (15/2/2025).
Dedi menyebutkan, biaya study tour ke Bali sekitar Rp 3,5 juta dan jika ditambah biaya jajan maka total uang yang harus dikeluarkan orangtua siswa sebanyak Rp 5,5 juta.
Menurut Dedi, penerapan makna study tour bisa dilakukan di berbagai tempat di Depok sebagai obyek studi.
“Sampah di Depok menjadi masalah besar, itu bisa menjadi rangkaian studi, di mana anak-anak jurusan biologi atau IPA bisa menggunakan metodologi bakteri sebagai mengurai sampah dengan menggunakan R4 (reduce, reuse, recycle, replace),” terang Dedi.
Study tour juga dianggap bisa menjadi persoalan semisal anak-anak tidak dapat mengikuti akibat kendala finansial.
Info Mendadak
Sementara Humas SMAN 6 Depok, Syahri Muhammad, mengatakan tetap memberangkatkan siswa karena imbauan terlalu mendadak.
Kemudian, sudah memperoleh persetujuan wali murid, komite sekolah, dan pihak sekolah dalam rapat darurat, Minggu (16/2/2025).
“Soalnya kemarin jaraknya cuma satu hari dari video viral milik Pak Dedi ke hari keberangkatan (Senin),” ungkap Syahri.
Sudah Koordinasi dengan Disdik Jabar
Pihak sekolah juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Pasalnya, program KOB yang direncanakan pihak sekolah justru memusatkan kunjungan ke PTN di wilayah Surabaya dan Malang, bukan Bali.
Di sana, mereka akan berkunjung ke empat PTN untuk melakukan kunjungan dan memperoleh sejumlah informasi terkait pendaftaran penerimaan mahasiswa baru.
“SMA Negeri 6 Depok itu memperoleh kemudahan-kemudahan untuk informasi perguruan tinggi dan juga dalam hal pendaftaran,” ungkap Syahri.
Tak hanya itu, siswa juga akan tinggal bersama penduduk Desa Kungkuk, Batu, Malang, Jawa Timur, untuk observasi lingkungan.
“Jadi mereka tinggal di rumah penduduk desa, ikut bertani, ikut beternak, dan sebagainya, sekaligus melakukan observasi lingkungan, baik itu sifatnya lingkungan alamnya maupun kebudayaannya,” ujar Syahri.
Sementara itu, kunjungan ke destinasi Bali dilakukan pada hari terakhir perjalanan untuk wisata setelah melakukan rangkaian agenda observasi.
Selain itu, para siswa atau wali murid yang kesulitan dalam membayar biaya program sebesar Rp 3,8 juta itu pasti akan dibantu oleh komite sekolah.
“Ada sebuah budaya baik yang kami pertahankan ketika orangtua murid yang mampu akan membantu yang tidak mampu,” jelas Syahri.
“Bahasanya mungkin subsidi silang dan (kami) selalu seperti itu untuk seluruh kegiatan yang terjadi di sini,” tambahnya.
Kepsek tak ikut
Terbaru, di tengah hiruk-pikuk keberangkatan para siswa, kepala sekolah sendiri memilih tetap tinggal di Depok.
Ia tak ikut serta dalam perjalanan yang akhirnya menyeret namanya ke dalam pusaran polemik.
“Ibu kepala sekolahnya stand by di sini ya kita. Saya dan ibu Kepsek juga sama ya, kami di sini menyatu,” ujar Syahri.
Di satu sisi, perjalanan ke Surabaya dan Malang terus berjalan sesuai rencana.
Namun, di sisi lain, ketika para siswa kembali ke sekolah pada Senin (24/2/2025), mereka akan disambut dengan realitas yang berbeda. Kepala sekolah mereka tak lagi di tempatnya.
Dengan demikian, jejak study tour ini tak hanya meninggalkan pengalaman akademik bagi siswa, tetapi juga pelajaran berharga tentang kebijakan, keputusan, dan konsekuensi.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung