Informasi Terpercaya Masa Kini

8 Fakta Menarik di Balik Hidangan Empal Gentong Asal Cirebon

0 3

KOMPAS.com – Empal gentong adalah salah satu kuliner legendaris khas Cirebon yang memiliki sejarah panjang hingga abad ke-15.

Hidangan ini terkenal karena penggunaan gentong tanah liat sebagai wadah memasak, yang memberikan cita rasa khas pada kuah santan bumbu kuningnya.

Baca juga:

  • Empal Gentong Bu Darma Khas Cirebon yang Melegenda sejak 1990
  • 8 Restoran Keluarga di Cirebon, Bisa Coba Kuliner Khas Empal Gentong
  • Lezatnya Empal Gentong Khas Cirebon Kembang Tandjoeng, Kaya Rempah dan Pakai Sumsum

Fakta menarik lainnya, empal gentong dahulu menggunakan daging kerbau sebagai alternatif daging sapi, seiring dengan kepercayaan masyarakat Hindu Cirebon saat itu.

Kuliner ini menjadi simbol perpaduan budaya Arab, India, Tionghoa, dan lokal Jawa yang menciptakan cita rasa unik yang digemari hingga kini, dilansir dari laman Kompas.com.

1. Sejarah dan Asal Usul

Empal gentong adalah hidangan tradisional khas Cirebon yang eksistensinya sudah ada sejak abad ke-15.

Pada awal kemunculannya, hidangan ini menggunakan daging kerbau karena daging sapi dianggap sakral oleh masyarakat Hindu pada masa itu.

Nama empal gentong sendiri merujuk pada teknik memasak yang menggunakan gentong tanah liat sebagai wadah utama.

2. Ciri Khas Hidangan

Hidangan ini dikenal dengan kuah santannya yang berwarna kuning, hasil perpaduan rempah-rempah seperti kunyit, lengkuas, dan serai.

Empal gentong juga berisi potongan daging sapi dan jeroan seperti babat atau usus, yang dimasak hingga empuk.

Keharumannya yang khas menjadi daya tarik, menjadikannya salah satu kuliner andalan Cirebon.

3. Teknik Memasak Tradisional

Salah satu keunikan empal gentong terletak pada cara memasaknya.

Gentong tanah liat digunakan sebagai wadah, memberikan rasa otentik yang berbeda dari penggunaan alat memasak modern.

Proses ini juga melibatkan kayu bakar dari jenis tertentu untuk menghasilkan aroma khas yang tidak bisa ditiru dengan kompor gas.

4. Perpaduan Budaya

Empal gentong mencerminkan hasil pertemuan berbagai budaya yang berkembang di Cirebon.

Kuahnya yang mirip gulai menunjukkan pengaruh budaya Arab dan India, sementara penggunaan jeroan dalam hidangan ini mencerminkan pengaruh tradisi kuliner Tionghoa.

Perpaduan ini menjadikan empal gentong sebagai simbol keberagaman budaya.

5. Peran dalam Tradisi dan Dakwah

Hidangan ini tidak hanya berfungsi sebagai makanan, tetapi juga pernah menjadi alat penyebaran Islam oleh Sunan Gunung Djati. Tradisi ini menunjukkan bagaimana makanan dapat menjadi medium penyatuan budaya dan dakwah agama di masa lalu.

6. Popularitas dan Penikmat

Kini, empal gentong mudah ditemukan di sepanjang jalur Pantura, terutama di wilayah Indramayu dan Cirebon. Hidangan ini juga digemari oleh berbagai kalangan, termasuk pejabat seperti mantan Ketua MPR Harmoko, yang dikenal sebagai salah satu pelanggannya.

7. Perbedaan dengan Empal Gepuk

Meski sama-sama menggunakan istilah “empal,” empal gentong dan empal gepuk memiliki perbedaan signifikan. Empal gentong disajikan dengan kuah santan, sedangkan empal gepuk dimasak kering menggunakan teknik memukul daging hingga empuk. Keduanya mencerminkan ciri khas kuliner yang berbeda dari wilayah asalnya.

8. Hidangan Favorit Musim Liburan

Empal gentong menjadi hidangan favorit, terutama selama musim liburan seperti Lebaran. Banyak pemudik yang melintas di Cirebon menjadikan hidangan ini sebagai salah satu destinasi kuliner wajib untuk dinikmati bersama keluarga.

Leave a comment