Informasi Terpercaya Masa Kini

Beyond Breakfast: The Hospitality Industry’s Commitment to Cage-Free Eggs

0 3

Topik di tulisan ini berhasil menjadi bahan culture shock bagi gue yang sebelumnya nggak tertarik buat mencari tahu tentang telur. Bukan, bukan berarti gue nggak suka scrolling TikTok pas perut keroncongan karena bingung telur-telur di rumah mau diolah jadi apa, tapi hal yang mau gue highlight adalah: selama ini gue nggak pernah menggali sejarah lebih jauh di balik telur-telur itu.

Sejarah yang gue maksud juga bukan sejarah dari ‘duluan mana? ayam atau telur?’ tapi tentang bagaimana telur-telur itu dihasilkan dan apa yang membedakan telur-telur di pasar karena mereka nggak cuma dibagi menjadi ‘telur omega’ dan ‘bukan telur omega’.

Well, I am no more than just a food and beverage intern, tapi semenjak gue masuk di industri ini, gue banyak mendapat ilmu dari hotel tempat gue bekerja soal pangan dan kualitas yang nggak boleh main-main ketika sudah berurusan dengan bintang lima. Salah satunya tentang cage-free eggs atau telur bebas kandang.

Cage-free eggs, secara simpel dan sesuai dengan namanya, adalah telur-telur yang dihasilkan dari ayam yang tidak dikandangi peternaknya (alih-alih dikurung dan berdesakan di dalam kandang berbaterai).

As time goes by, permintaan akan produk makanan yang ethical dan sustainable sudah semakin masif, terutama di industri besar seperti perhotelan. That’s why, sampai urusan telur yang dipakai untuk pengolahan makanan mereka juga harus dipikir matang-matang.

Memang apa sih pengaruh cage-free eggs terhadap sustainability?

Dengan nggak adanya kandang yang membatasi ruang gerak ayam di peternakan, maka secara langsung hal ini berpengaruh baik karena sebagai konsumen kita sudah mendukung well-being atau kesejahteraan ayam-ayam tersebut agar bisa bebas bergerak alih-alih dikurung dan beresiko menyebarkan penyakit dan virus karena jumlah mereka yang overcrowded.

Nggak cuma itu, dengan diberi kebebasan bergerak, ibarat mental health yang dipunya manusia, ayam-ayam juga bisa merasa senang kalau lingkungan hidupnya less stressful—in which, they will more likely to produce superior quality eggs with higher nutritional value, such as higher level of omega-3 fatty acids and vitamin D.

Sebagaimana komitmen yang tertulis dalam situs resmi milik one of the world’s leading hotel companies, yaitu IHG Hotels and Resorts:

“IHG has worked with The Humane League, a leading farm animal protection non-profit to commit to sourcing 100% cage-free eggs throughout our US, Canadian and  European operations no later than 2022. This is part of an overall commitment to source only cage-free eggs across our entire global estate by 2025.”

Yang mana dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan yang mengedepankan ‘hospitality for good’ sebagai motto utama ini truly considered sustainable products as a huge deal for the their worldwide operation.

Alasan yang membuat IHG Hotels and Resorts dan banyak hotel-hotel dunia yang berkomitmen demikian bukan disebabkan oleh tren semata, namun karena status mereka adalah perusahaan profesional di bidangnya, tentunya mereka harus berani mengambil aksi untuk menyajikan produk berkualitas terbaik.

This shows that hospitality industries need to encourage environmentally friendly practices before they try to meet guest expectations, and I think it is a very fun fact to learn.

Belajar tentang topik ini kembali bikin gue berpikir bahwa sesimpel olahan telur untuk sarapan di hotel ternyata nggak cuma bertujuan untuk membuat perut kenyang. Tamu nggak cuma bisa mengeksplor kreasi poached eggs, tapi juga berpeluang untuk lebih aware terhadap ethical consumerism yang berpengaruh besar baik untuk kehidupan hewan-hewan di sekitar, kehidupan kita, sampai kesejahteraan dunia—as long as they are willing to educate themselves!

Ditulis oleh: Jessica Carmelia, Penerima Beasiswa Prestasi STP Trisakti 2022

Leave a comment