Informasi Terpercaya Masa Kini

Kisah Shoji Morimoto, Hasilkan Rp 1,3 M Setahun dengan Kerja “Tanpa Lakukan Apa-apa” untuk Orang Lain

0 2

KOMPAS.com – Seorang pria di Jepang bernama Shoji Morimoto mempunyai pekerjaan unik, yakni bekerja tanpa melakukan apa-apa untuk orang lain.

Meski demikian, pada 2024, ia mampu menghasilkan 80.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 1,3 miliar dalam setahun.

Dikutip dari CNBC (6/1/2025), dia bekerja dengan menemani seseorang atau mendatangi suatu acara sesuai permintaan.

Permintaan itu mulai dari menunggu pelari maraton di garis akhir, hingga melakukan panggilan video saat klien yang bosan mendekorasi ulang kamarnya.

Suatu kali, seorang klien yang tidak dapat menghadiri konser bersama seorang teman, menyewa Morimoto untuk menggantikannya.

Baca juga: Bank di Jepang Terapkan Sumpah Darah agar Pegawainya Tidak Mencuri Uang

Bermula ketika dipecat dari kerjanya

Ide Shoji Morimoto untuk pekerjaan ini bermula ketika dirinya dipecat dari pekerjaan kantor pada 2018.

Saat itu, ia dikritik karena kurang inisiatif dan berkontribusi bagi perusahaan.

Namun, kritik tersebut justru menjadikan Morimoto mulai berkarier untuk “tidak melakukan apa-apa” yang menghasilkan uang.

Sejak saat itu, Morimoto mulai menerima berbagai permintaan dari warga yang ingin ditemani, meski tanpa melakukan apa-apa.

“Saya pernah berada dalam situasi yang sangat sulit, seperti mengantre di bawah terik matahari, berdiri berjam-jam dalam cuaca yang sangat dingin, menghadiri pesta yang hanya dihadiri oleh orang asing, dan berdiri sendirian di atas panggung di depan banyak orang tanpa melakukan apa pun,” ujar dia.

“Namun, apa pun kemalangan yang pernah saya alami, saya merasa bahwa itu adalah sesuatu yang istimewa yang hanya terjadi karena saya melakukan pekerjaan ini, jadi saya masih bisa menghargainya,” sambungnya.

Baca juga: Mengenal Festival Bakeneko, Saat Manusia Jadi Kucing di Pawai Tahunan Jepang

Tarif untuk menyewa jasa Morimoto

Shoji Morimoto mengaku telah menerima sekitar 1.000 permintaan untuk menggunakan jasanya dalam satu tahun.

Tarifnya, antara 10.000-30.000 yen atau sekitar Rp 1 juta-Rp 3,2 juta untuk sesi dua hingga tiga jam.

Meski demikian, Morimoto mulai menawarkan model pembayaran sesuai keinginan klien sejak akhir 2024.

“Saya mengenakan biaya sukarela, jadi saya tidak tahu apakah ini akan berkelanjutan, tetapi saya bersenang-senang untuk melihat apakah ini berkelanjutan,” ucap dia.

Ia menambahkan, pekerjaannya itu bukan semata-mata mencari nafkah atau menghidupi dirinya sendiri, melainkan menjalani hidup dan menikmatinya.

Tugas terpanjang yang pernah dilakukannya adalah perjalanan selama 17 jam dengan duduk di jalur kereta yang sama, mulai ujung ke ujung, dari pagi hari hingga jadwal terakhir.

“Kami melakukan 13 putaran di Jalur Yamanote (stasiun kereta),” katanya.

Baca juga: Mengenal Ubasute, Praktik Membuang Orangtua ke Hutan dalam Cerita Rakyat Jepang

Tidak semua permintaan diterima

Namun, Morimoto mengaku akan menolak beberapa permintaan yang diajukan oleh klien, salah satunya hubungan seksual, karena sudah menikah dan telah dikaruniai seorang anak.

Tak hanya itu, Morimoto juga mengaku bahwa dia tidak akan menyetujui permintaan untuk datang ke konser pop.

“Saya telah menolak sejumlah permintaan untuk pergi ke konser pop juga,” tuturnya dilansir dari New York Post (19/1/2024).

“Saya tidak tahu banyak tentang musik, dan sebagian besar konser yang saya ikuti adalah konser yang dibawakan oleh artis yang belum pernah saya dengar,” lanjutnya.

Morimoto juga pernah menolak pekerjaan untuk memindahkan kulkas dan melakukan perjalanan ke Kamboja.

Pria yang mendeskripsikan dirinya sebagai “introvert” ini mengatakan, pekerjaan untuk menemani orang lain sangat cocok dengan kepribadiannya.

Baca juga: Warga Jepang Miliki Risiko Obesitas Rendah dan Harapan Hidup Tinggi, Apa Rahasianya?

Leave a comment