Benarkah Memasak Bermanfaat untuk Kesehatan Mental?
Apakah kamu suka memasak? Ternyata, kegiatan memasak bukan hanya sekadar rutinitas harian, tetapi juga bisa memberikan manfaat bagi kesehatan mental.
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Cambridge University, memasak secara rutin di rumah dikaitkan juga dengan pola makan yang lebih sehat. Baik bagi mereka yang sedang berusaha menurunkan berat badan maupun yang tidak memiliki tujuan diet khusus, memasak sendiri terbukti lebih baik dibandingkan makan di luar.
National Institutes of Health (NIH) telah menganalisis 11 studi yang mengeksplorasi manfaat kesehatan mental dari memasak. Hasilnya menunjukkan bahwa kegiatan “intervensi memasak” dapat memberikan berbagai manfaat psikologis, seperti meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, dan memperbaiki kesejahteraan psikologis.
Seorang psikoterapis terkemuka di California Selatan, Elisabeth Crain, menjelaskan bahwa intervensi memasak merujuk pada hal-hal seperti menerapkan rutinitas memasak baru, mengikuti resep tertentu, atau mengikuti kelas memasak, apa pun yang dapat mengubah rutinitas dan cara pandang kita terhadap memasak.
“Ketika kita sedang melalui masa sulit, membuka buku resep, menemukan hidangan yang menarik perhatian kita, berbelanja bahan-bahan, dan bersenang-senang di dapur dapat memicu semua manfaat kesehatan mental tersebut,” jelas Crain seperti dikutip dari Delish, Senin (6/1).
Itulah mengapa aktivitas seperti memotong sayuran atau merebus sup dapat memiliki efek terapeutik.
Crain menyebut, menyiapkan hidangan rumahan juga dapat membantu mengatasi rasa jenuh atau stres. Menurut dia, apa pun tantangan yang sedang dihadapi, kegiatan memasak dapat mengalihkan fokus kita pada tugas yang ada di depan mata. Dengan begitu, kita bisa menciptakan ruang mental yang lebih positif dan meredakan tekanan pikiran yang berlebihan.
Hal senada disampaikan Vandana Sheth, seorang ahli gizi terdaftar yang berspesialisasi dalam edukasi diabetes dan pola makan intuitif. Menurutnya, memasak bisa memberikan rasa pencapaian dan menjadi aktivitas mindfulness.
Proses ini melibatkan semua indra, dari mencium aroma masakan, merasakan tekstur bahan, hingga mendengar suara mendidihnya sup di panci. Semua pengalaman sensorik ini mampu merangsang kreativitas dan membuat kita lebih fokus pada momen yang sedang dijalani.
Courtney Morgan, seorang konselor profesional berlisensi, juga mengatakan bahwa memasak sangat bermanfaat bagi mereka yang merasa sulit memisahkan pekerjaan dan kehidupan pribadi, kesulitan menyelesaikan tugas, atau terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar.
Penelitian juga menunjukkan bahwa aktivitas memasak bermanfaat dalam terapi okupasi dan rehabilitasi karena melibatkan executive function, yaitu keterampilan yang membantu merencanakan, berpikir fleksibel, dan memulai tugas.
Sementara menurut Sheth, manfaat nutrisi dari memasak di rumah juga berdampak positif pada kesehatan mental. Dengan mengontrol bahan-bahan yang digunakan, kamu dapat menghindari makanan olahan, natrium berlebih, gula, dan lemak tidak sehat yang sering dikaitkan dengan peradangan dan gangguan suasana hati seperti depresi dan kecemasan.
Memasak dengan bahan kaya nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, alpukat (kaya magnesium), ikan berlemak, biji rami, dan kenari (kaya omega-3) dapat mendukung kesehatan otak dan mengatur suasana hati. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi empat hingga enam porsi buah dan sayuran setiap hari dapat meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan hidup.
Menurut Crain, meskipun memasak memiliki manfaat terapeutik, itu bukan pengganti terapi profesional, ya.