KOMPAS.com – Waktu lebih jelang ronde laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 bulan Juni harus dimanfaatkan sebaik mungkin bagi Patrick Kluivert dan tim kepelatihannya untuk aklimatisasi para pemain Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia menutup ronde laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bulan Maret dengan kemenangan 1-0 atas Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Selasa (25/3/2025).
Gol tunggal Ole Romeny memberikan Timnas Indonesia harapan untuk terus memetik kemenangan di kualifikasi Piala Dunia pada ronde Juni nanti.
Timnas Indonesia akan terlebih dulu menjamu China pada 5 Juni sebelum bertandang ke Jepang lima hari kemudian.
Baca juga: Calon Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Keempat
Penjadwalan FIFA akan sedikit berbeda kali ini mengingat liga-liga domestik sudah akan habis pada medio-akhir Mei. Sehingga, para pemain akan memiliki lebih banyak waktu berkumpul dari ronde-ronde kualifikasi sebelumnya.
“Jangan anggap kita bermain home gampang seperti pemain Liga 1 main di Indonesia,” ujar jurnalis sepak bola senior, Weshley Hutagalung, di program Sapa Indonesia Malam KompasTV pada Rabu (26/3).
“Berapa banyak pemain liga domestik yang kemarin main (berbanding para pemain diaspora)?”
“Kelembapan udara panas akan sangat berpengaruh. Kita lihat bagaimana Calvin Verdonk kendor jelang babak kedua selesai dan sisi kiri pertahanan kita diserang terus.”
Mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA ini pun menyinggung bagaimana liga-liga luar bakal selesai lebih dari sepekan sebelum laga pertama kontra China.
“Jangan lupa, Liga Indonesia kelar 25 Mei begitu pula Serie A kelar 25 Mei. Akan ada waktu 10 hari persiapan sebelum menghadapi China tanggal 5 Juni,” tuturnya.
Baca juga: Calvin Verdonk: Timnas Indonesia Punya Peluang Kalahkan Jepang
“Oke, Divisi Championship kelar 3 Mei, Eredivisie kelar 14 Mei. Waktu persiapan 10 hari apakah Patrick Kluivert lakukan laga uji coba? Kita tunggu catatan perjalanan menuju 5 Juni nanti.”
Weshley pun kemudian menjawab soal apa yang perlu dioptimalkan dengan waktu latihan lebih tersebut.
“Harusnya finishing jadi satu catatan penting kemudian chemistry, yang belum terbentuk dengan baik karena pemain-pemain yang datang silih berganti walau mereka punya fondasi sepak bola Eropa yang tidak jauh berbeda,” tuturnya.
“Bahasa tidak jadi kendala, tetapi membangun chemistry tidak semudah itu kalau langsung bertanding.”
“Kita juga menyoroti beberapa pemain yang mengalami kendala untuk bermain speed yang diinginkan oleh Patrick Kluivert. Ragnar, Thom Haye, Verdonk terlihat perlu waktu beradaptasi.”