“Bandara Kemayoran Jakarta di Komik Tintin, Begini Ceritanya!”
“Petualangan Tintin di Indonesia: Saat Jakarta Masuk Peta Dunia Komik”
Siapa sangka, salah satu ikon budaya pop dunia, Tintin, pernah singgah di Jakarta dalam petualangannya?
Meskipun terdengar seperti kisah fiksi belaka, momen ini terabadikan dalam salah satu edisi khusus komik legendaris The Adventures of Tintin.
Dalam cerita tersebut, Tintin bersama sahabatnya, Kapten Haddock, Profesor Calculus, dan anjing kesayangannya Snowy, melakukan perjalanan menuju Sydney.
Namun, pesawat mereka singgah sementara di Bandara Kemayoran, Jakarta.
Singgahnya Tintin di Kemayoran tidak hanya menjadi momen bersejarah dalam dunia komik, tetapi juga memberikan pengakuan tersendiri pada salah satu lokasi ikonik Jakarta di masa lalu.
Bandara Kemayoran: Pionir Penerbangan Indonesia
Bandara Kemayoran, yang terletak di Jakarta Pusat, memiliki sejarah panjang sebagai bandara internasional pertama di Indonesia.
Resmi beroperasi pada 8 Juli 1940, bandara ini memainkan peran penting sebagai pintu gerbang utama penerbangan internasional hingga akhirnya ditutup pada tahun 1985.
Dengan landasan pacu utara-selatan sepanjang 2.475 meter dan landasan pacu barat-timur sepanjang 1.850 meter, Bandara Kemayoran menjadi salah satu fasilitas penerbangan paling modern di Asia Tenggara pada masanya.
Namun, seiring perkembangan kota Jakarta, peran Bandara Kemayoran mulai tergantikan oleh Bandara Soekarno-Hatta yang lebih besar dan modern.
Lokasi bekas bandara ini kini menjadi kawasan urban dengan salah satu daya tarik utamanya, Pekan Raya Jakarta (PRJ), yang rutin digelar di area tersebut.
Menara Kemayoran: Inspirasi Menara Tintin
Di antara berbagai elemen arsitektur yang dimiliki Bandara Kemayoran, salah satu yang paling ikonik adalah Menara Air Traffic Control (ATC).
Menara ini berdiri menjulang dengan warna merah dan putih, mencerminkan bendera Indonesia.
Di era kejayaannya, menara ini dikenal sebagai simbol modernisasi dan kemampuan Indonesia dalam mengelola transportasi udara internasional.
Namun, status menara ini menjadi semakin istimewa sejak kehadiran Tintin.
Dalam komik, menara ini digambarkan dengan sangat detail, menggambarkan ciri khas arsitektur dan warnanya.
Berkat itu, Menara Kemayoran kemudian dikenal pula dengan julukan Menara Tintin.
Kisah Tintin: Menghubungkan Jakarta dengan Dunia
The Adventures of Tintin adalah karya masterpiece George Remi, atau lebih dikenal sebagai Herg, seorang seniman asal Belgia.
Serial ini pertama kali muncul dalam bahasa Prancis pada lampiran koran anak-anak Belgia, Le Vingtime Sicle, pada 10 Januari 1929.
Sebagai seorang wartawan muda, Tintin tak hanya memecahkan misteri dan menghadapi berbagai bahaya, tetapi juga melakukan perjalanan lintas benua, membawa pembacanya menjelajahi dunia.
Dalam edisi yang menceritakan persinggahan Tintin di Kemayoran, pembaca diperkenalkan pada Jakarta sebagai salah satu destinasi eksotis di Asia.
Hal ini sekaligus menjadi pengakuan atas pentingnya Bandara Kemayoran sebagai hub penerbangan internasional di kawasan tersebut.
Menghidupkan Kembali Warisan Sejarah
Sayangnya, kejayaan Bandara Kemayoran dan Menara Tintin kini tinggal kenangan.
Meski demikian, kisah ini tetap menjadi bagian dari sejarah yang patut dikenang.
Lokasi bekas Bandara Kemayoran yang sekarang menjadi kawasan urban memberikan peluang bagi Jakarta untuk merayakan masa lalunya.
Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan julukan Menara Tintin sebagai daya tarik wisata sejarah yang unik.
Selain itu, kisah Tintin yang singgah di Kemayoran juga bisa dimanfaatkan sebagai inspirasi pendidikan sejarah bagi generasi muda.
Dengan mempelajari bagaimana Bandara Kemayoran pernah menjadi simbol modernisasi Indonesia, mereka dapat menghargai betapa pentingnya infrastruktur transportasi bagi perkembangan suatu bangsa.
Menara Tintin: Jejak Sejarah dalam Pop Culture
Keberadaan Tintin di Jakarta, meskipun hanya dalam dunia fiksi, adalah bukti bahwa budaya dan sejarah lokal bisa menjadi bagian dari narasi global.
Julukan Menara Tintin yang diberikan pada Menara Kemayoran adalah simbol bagaimana warisan lokal dapat diangkat menjadi sesuatu yang lebih besar.
Kini, kita bisa melihat kisah ini sebagai pengingat bahwa Jakarta pernah menjadi salah satu pusat penting dalam perjalanan internasional, baik dalam dunia nyata maupun fiksi.
Dengan terus menjaga dan mempromosikan cerita ini, Menara Kemayoran dan Bandara Kemayoran akan tetap hidup sebagai bagian dari identitas Jakarta, yang suatu saat mungkin akan menarik perhatian dunia lagi—seperti saat Tintin singgah di sana.