Cincin Logam Raksasa Misterius Seberat 500 Kg Jatuh di Kenya
NAIROBI, KOMPAS.com – Sebuah cincin logam raksasa yang diduga sebagai puing dari luar angkasa jatuh di Desa Mukuku di Kenya selatan pada Senin (30/12/2024) sekitar pukul 15.00 waktu setempat.
Ketika ditemukan oleh warga, cincin itu berwarna merah dan panas. Menurut Badan Antariksa Kenya (KSA), benda itu diduga sebagai bagian dari roket.
Badan antariksa tersebut kemudian langsung mengamankan area dan mengambil puing-puingnya.
Baca juga: Asrama Sekolah di Kenya Kebakaran, 17 Anak Tewas, Laporan Awal Gedung Terlalu Penuh
“Badan tersebut ingin mengklarifikasi bahwa objek tersebut, sebuah cincin logam berdiameter 2,5 meter dan berat sekitar 500 kg adalah pecahan dari sebuah objek antariksa,” kata badan tersebut dalam sebuah pernyataan.
“Penilaian awal menunjukkan bahwa objek yang jatuh adalah cincin pemisah dari wahana peluncur,” imbuhnya, sebagaimana diberitakan The Independent pada Jumat (3/1/2025).
Dijelaskan, puing-puing roket dirancang untuk terbakar saat memasuki kembali atmosfer bumi atau jatuh di atas area yang tidak berpenghuni seperti lautan.
“Ada banyak potongan puing di luar angkasa dan seseorang tidak dapat 100 persen yakin yang mana yang akan jatuh,” kata badan tersebut.
“Namun, sebagian besar puing terbakar di atmosfer, dan insiden seperti ini sangat jarang terjadi,” lanjutnya.
Baca juga: Penyebab Bocah 7 Tahun Hilang 5 Hari di Taman Nasional Zimbabwe namun Bisa Selamat
Pejabat KSA bergegas ke tempat kejadian dan, bekerja sama dengan tim multi-lembaga juga otoritas lokal, guna mengamankan area tersebut serta mengambil puing-puing tersebut.
Sampah antariksa merupakan masalah yang terus berkembang, dan meskipun ini mungkin merupakan kasus yang terisolasi, ancamannya nyata.
Beberapa potongan sampah antariksa sebesar mobil atau bahkan bus, dan jika jatuh, dapat menimbulkan risiko yang signifikan terhadap properti dan kehidupan manusia.
Setiap orang perlu menyadari hal ini dan melaporkan segala hal yang mencurigakan kepada otoritas setempat.
Pengamat antariksa Jonathan McDowell, yang melacak pergerakan roket, mengatakan badan Kenya dapat “keliru” tentang sumber puing-puing tersebut.
Ia menekankan, puing-puing itu tidak mungkin berasal dari pendorong roket pesawat ulang-alik.
“Sama sekali tidak mungkin. SRB tidak pernah mencapai orbit dan tidak pernah mengudara sejak 2011,” kata peneliti dari Harvard Smithsonian Center for Astrophysics di media sosial.
Baca juga: Ukraina: Selama 2024, Rusia Kehilangan 430.000 Tentara
“Saya tidak yakin itu dari pesawat terbang. Tidak melihat bukti nyata adanya pemanasan masuk kembali,” kata astrofisikawan itu kepada Inside Outer Space.