3 Tips Investasi untuk Meningkatkan Kekayaan di Tahun 2025
KOMPAS.com — Resolusi tahun baru sering menjadi momen bagi banyak orang untuk merancang tujuan finansial, seperti melunasi utang atau meningkatkan tabungan.
Meski kekayaan besar mungkin tidak dapat diraih dalam satu tahun kalender, ada langkah-langkah strategis yang dapat membantu Anda meningkatkan kekayaan, apa pun titik awal Anda.
Dilansir dari CNBC, Minggu (29/12), berikut tiga tips investasi dari para miliuner yang telah berhasil membangun kekayaan mereka.
Baca juga: Saldo Minimal BRI Simpedes untuk Tarik Tunai ATM
1. Tetap Sederhana
Tidak perlu strategi investasi yang rumit untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Pendekatan sederhana justru sering kali lebih efektif.
Salah satu caranya adalah dengan berinvestasi pada reksa dana indeks berbiaya rendah yang dirancang untuk meniru pergerakan pasar.
Misalnya, reksa dana yang mengikuti indeks S&P 500 dapat memberikan diversifikasi tanpa biaya manajemen tinggi yang dapat mengurangi keuntungan investor.
“Banyak orang percaya bahwa orang kaya memiliki akses ke investasi rahasia, dan itulah yang membuat mereka menghasilkan banyak uang,” kata Ramit Sethi, seorang ahli keuangan dan miliuner mandiri.
Baca juga: Cara Mengurus Barang Tertinggal di Kereta Cepat Whoosh
“Saya memiliki akses ke investasi tersebut, dan saya dapat mengatakan bahwa mereka biasanya tidak lebih baik dari reksa dana indeks sederhana seperti S&P 500,” lanjut dia.
Menghindari godaan untuk mengejar tren investasi seperti cryptocurrency atau saham tertentu yang pernah berkinerja baik juga sangat penting. Strategi tersebut sering kali membawa risiko besar.
Sebaliknya, diversifikasi investasi, menjaga risiko yang sesuai, dan melakukan kontribusi secara konsisten lebih memungkinkan untuk memberikan hasil yang stabil.
2. Mulai Lebih Awal dan Tingkatkan Secara Otomatis
Dalam membangun kekayaan, waktu adalah aset yang tidak dapat digantikan. Memulai investasi sedini mungkin memungkinkan Anda memanfaatkan kekuatan bunga majemuk.
“Satu hal yang saya harap saya lakukan lebih banyak adalah menabung dan terutama berinvestasi lebih agresif,” kata Steve Adcock, seorang miliuner mandiri yang pensiun dini.
“Pertumbuhan itu eksponensial. Semakin lama Anda berinvestasi, semakin banyak uang yang Anda miliki saat pensiun,” ujar dia.
Baca juga: Pastikan Kelancaran Arus Mudik Nataru, Menko AHY Tinjau Pelabuhan Tanjung Priok
Anda juga dapat memperkuat kebiasaan ini dengan mengotomatisasi investasi Anda. Misalnya, Anda bisa mengatur kontribusi otomatis dari gaji ke dalam rencana pensiun 401(k) yang disediakan perusahaan.
Menurut Sethi, ini adalah cara sederhana untuk memulai dan membangun kebiasaan berinvestasi. “Saran terbaik saya untuk orang-orang di usia 20-an adalah mengatur investasi otomatis,” katanya.
Ia juga merekomendasikan untuk meningkatkan kontribusi secara otomatis sebesar 1 persen setiap tahun.
“Anda harus menginvestasikan 10 persen dari gaji Anda setiap tahun. Dan di akhir tahun, tingkatkan jumlah itu sebesar 1 persen. Lakukan ini selama mungkin, dan Anda akan menjadi miliuner,” kata Sethi.
Baca juga: Said Abdullah Ungkap Cara Tingkatkan Kontribusi Koperasi ke Ekonomi Nasional
3. Pelajari Cara Mengenali Tanda Bahaya
Anda tidak perlu menjadi profesional untuk memulai investasi. Namun, memilih penasihat keuangan yang salah dapat lebih merugikan daripada membantu.
Tess Waresmith, seorang miliuner mandiri, belajar pelajaran ini dengan cara yang sulit. Sebelumnya, ia mengandalkan seorang penasihat keuangan untuk mengelola tabungan yang diperolehnya dari bekerja di kapal pesiar.
Namun, keputusan-keputusan buruk yang diambil oleh penasihat tersebut membuatnya mengalami kerugian.
“Dengan investasi pasar saham, saya sangat takut melakukan kesalahan, jadi saya menyewa penasihat keuangan, dan mereka membuat banyak keputusan buruk atas nama saya,” kata Waresmith.
Kini, Waresmith menyarankan untuk memilih penasihat berbayar yang hanya mengambil biaya tetap, bukan persentase dari pendapatan investasi.
Baca juga: BI Beberkan Aturan Main Pelaksanaan Program CSR
Ia juga menekankan pentingnya memiliki pengetahuan dasar tentang investasi untuk mengenali tanda bahaya, seperti ketidaktransparanan dalam pengelolaan uang atau struktur pembayaran penasihat yang tidak jelas.
“Sulit mengidentifikasi tanda bahaya jika Anda tidak memiliki pengetahuan dasar tentang investasi. Namun, Anda tidak perlu memiliki gelar Ph.D. dalam investasi, cukup baca satu atau dua buku atau ikuti satu kursus,” ujarnya.