Informasi Terpercaya Masa Kini

Ratusan Tentara Korea Utara Tewas saat Coba Gempur Ukraina, Rusia Terbantu atau Malah Terbebani?

0 2

SEOUL, KOMPAS.com – Sedikitnya 100 tentara Korea Utara yang dikerahkan untuk mendukung upaya perang Rusia di Ukraina telah tewas sejak memasuki medan pertempuran pada Desember, menurut seorang anggota parlemen Korea Selatan.

Pyongyang dilaporkan telah mengirim ribuan pasukan, termasuk ke wilayah perbatasan Kursk, tempat pasukan Ukraina merebut kembali wilayah tahun ini.

“Pada Desember, mereka (tentara Korea Utara) terlibat dalam pertempuran nyata, di mana setidaknya 100 korban jiwa tercatat,” kata Lee Seong-kweun, anggota parlemen Korea Selatan, mengutip laporan dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (NIS), dilansir AFP.

Baca juga: Minim Pengalaman Tempur, Ratusan Tentara Korea Utara Tewas di Kursk

NIS juga melaporkan jumlah korban luka mendekati 1.000 orang.

Selain itu, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dikabarkan tengah mempersiapkan pelatihan pasukan operasi khusus untuk pengiriman lebih lanjut ke medan perang.

Pasukan elite Korea Utara yang dikenal sebagai Storm Corps menjadi sumber utama pengiriman pasukan awal.

Namun, NIS menyatakan bahwa Rusia mungkin menawarkan modernisasi persenjataan Korea Utara sebagai imbalan atas dukungan militer ini.

Beberapa korban jiwa Korea Utara dilaporkan berasal dari serangan rudal dan drone Ukraina, serta kecelakaan selama pelatihan.

Tingkat korban tertinggi bahkan melibatkan perwira berpangkat jenderal.

“Medan perang yang tidak dikenal dan kurangnya kemampuan untuk menghadapi serangan drone menjadi faktor utama tingginya jumlah korban,” tambah Lee.

Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Pasukan Korea Utara yang Bantu Rusia Tewas di Kursk

Laporan dari NIS juga menunjukkan bahwa keberadaan pasukan Korea Utara memicu keluhan di kalangan militer Rusia.

Pasukan Korea Utara dianggap lebih menjadi beban karena kurangnya pengalaman dan kemampuan menghadapi teknologi modern seperti drone.

Namun, Rusia tampaknya terus memperkuat aliansi militer dengan Pyongyang. Sebuah pakta pertahanan yang ditandatangani pada Juni 2024 telah resmi berlaku bulan ini.

Pihak Ukraina dan Korea Selatan menyatakan akan meningkatkan kerja sama keamanan untuk menghadapi ancaman dari pengerahan pasukan Korea Utara.

Baca juga: 30 Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka di Kursk Rusia

Namun, hingga kini tidak ada indikasi pengiriman senjata dari Seoul ke Kyiv, meskipun Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol sempat mempertimbangkan kebijakan tersebut.

Leave a comment