Informasi Terpercaya Masa Kini

IHSG Menanjak di Awal Sesi, Rupiah Melemah

0 5

JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (11/12/2024). Sementara, mata uang garuda pagi ini melemah pada perdagangan pasar spot.

Melansir data RTI, pukul 09.01 WIB, IHSG bergerak di posisi 7.465,58 atau tumbuh 12,29 poin (0,16 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.453,28..

Sebanyak 184 saham melaju di zona hijau dan 110 saham di zona merah. Sedangkan 232 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 4,20 triliun dengan volume 1,75 miliar saham.

Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pelaku pasar dan investor akan cenderung menahan keputusan menjelang data penting mengenai infasi Amerika Serikat (AS).

Baca juga: IHSG Diprediksi Menanjak Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Rabu

Pasalnya, investor ingin mengetahui sejauh apa data inflasi AS mampu menggugah bank sentral AS The Fed untuk tetap memangkas suku bunga acuan, setidaknya 25 basis poin (bps) sampai akhir tahun.

Di sisi lain, ia juga berharap Bank Indonesia (BI) juga akan memotong suku bunga senilai 25 bps untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, khusunya dari sisi konsumsi yang dinilai terus mengalami penurunan.

“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.330–7.480. Hati-hati karena potensi koreksi akan menghantui,” kata dia dalam analisisnya, Rabu (11/12/2024).

Baca juga: IHSG Ditutup Menguat Tipis, Saham UNVR dan ANTM Melesat

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas Ivan Rosanova mengatakan, IHSG telah melemah di bawah level 7.399, yang merupakan level support minor.

Hal ini menunjukkan, IHSG kemungkinan akan memasuki fase koreksi, terutama apabila indeks tetap berada di bawah level resisten 7.475 dalam waktu dekat.

“Level support IHSG berada di 7.396, 7.285, 7.227, dan 7.122, sementara level resistennya di 7.475, 7.578, dan 7.666. Indikator MACD menunjukkan adanya momentum bullish,” terang dia.

Kemudian, bursa kawasan Asia mayoritas bergerak variatif, dengan Strait Times turun 0,2 persen (7,54 poin) di level 3.788,62, Shanghai Composite tumbuh 0,16 persen (5,62 poin) di level 3.428,28.

Sementara, Nikkei 225 turun 0,31 persen (126,5 poin) ke level 39.242,28, dan Hang Seng tumbuh 0,67 persen (136,47 poin) ke level 20,447,75.

Rupiah

Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah.

Melansir data Bloomberg, pukul 09.33 WIB rupiah berada pada level Rp 15.895 per dollar AS atau melemah 24,5 poin (0,15 persen) dibanding penutupan kemarin Rp 15.870,5 per dollar AS.

Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, indeks dollar AS bergerak lebih tinggi pagi ini dibandingkan sebelumnya, atau ada di level 106,35 berbanding 106.22.

Sentimen ketegangan geopolitik masih menahan dollar AS di level tinggi. Ini yang menahan rupiah untuk menguat lebih dalam.

Namun di sisi lain, pelaku pasar masih menunggu realisasi kebijakan pemangkasan suku bunga bank sentral AS di Desember ini. Bank sentral AS, The Fed diekspektasikan pasar akan melakukan pemangkasan lagi sebesar 25 basis poin.

Menurut dia, ekspektasi ini juga yang menahan pelemahan rupiah. Sedangkan, janji stimulus pemerintah China juga memberikan sentimen positif ke aset emerging market, sehingga pelemahan rupiah juga tertahan.

“Malam ini pasar menunggu data penting dari AS yaitu data inflasi konsumen November yang bisa mengonfirmasi ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS ini. Jadi kemungkinan rupiah masih bisa tertahan di bawah 15.900 hari ini dengan potensi penguatan ke arah 15.830,” ungkap dia.

Leave a comment