Kejatuhan Bashar Al-Assad, Peran Israel dan Kemarahan Iran
JAKARTA, KOMPAS.TV– Jatuhnya Presiden Suriah Bashar al-Assad tidak terjadi karena faktor tunggal. Sejumlah media internasional menyoroti berbagai faktor, salah satunya yaitu faktor Israel dan Iran yang punya andil cukup penting.
Koran Financial Times, Senin (9/12/2024) mengulas salah satu penyebab kejatuhan Assad adalah karena Iran, sebagai sekutu Assad, mulai geram.
Baca Juga: Israel Langsung Duduki Zona Suriah di Golan Usai Assad Jatuh, Dituduh Curi Kesempatan Caplok Wilayah
Media tersebut menulis Iran kecewa dan marah karena menuding sejumlah petinggi Suriah menjual informasi penting keberadaan tokoh Iran di sana. Akibatnya, banyak sosok itu tewas dalam sejumlah pertempuran di sana. Di sisi lain, Iran sedang cukup sibuk karena harus berperang dengan Israel.
Sementara itu, Israel pun disebut punya peran penting dalam kejatuhan Assad. Media Israel, Walla, melaporkan sejumlah kubu oposisi Suriah yang melawan Assad, punya hubungan dengan Israel.
Laporan itu kemudian dikutip oleh media Iran (IRNA dan Press TV) yang intinya, Israel menjalin hubungan dengan beragam faksi oposisi, termasuk Hayat Tahrir al-Sham (HTS). Media Israel lainnya, The Times of Israel, malah menyebutkan bahwa HTS selama ini tidak pernah menyerang Israel.
Baca Juga: Presiden Suriah Digulingkan, Rezim Al-Assad yang Sudah Berkuasa 50 Tahun Berakhir
Redaksi The Times of Israel juga mewawancarai salah satu komandan Pasukan Pembebasan Suriah (FSA). Menurut media tersebut, komandan itu menolak identitasnya diungkap. Dalam wawancara, secara gamblang disebutkan bahwa Israel bukan musuh mereka.
Pasukan oposisi itu tegas menyatakan bahwa musuh mereka adalah Bashar Al-Assad, Iran, dan Hizbullah. ”Kami berterima kasih atas serangan Israel terhadap Hizbullah dan infrastruktur Iran di Suriah. Kami harap setelah Assad jatuh, Israel menanam mawar di kebun Suriah dan mendukung warga Suriah,” katanya.