Informasi Terpercaya Masa Kini

Rezim Assad Suriah Tumbang dengan Cepat, ke Mana Iran?

0 5

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS — Rezim Bashar al-Assad di Suriah telah tumbang. Assad yang sebelumnya dibantu oleh Iran dan Rusiah untuk mempertahankan kekuasan kini tak lagi mendapatkan keuntungan tersebut.

Teheran diketahui tengah repot dalam membantu pertempuran Hizbullah melawan Israel. Iran juga bersitegang langsung dengan Tel Aviv. Sementara Rusia sibuk dalam perang melawan Ukraina yang dibantu Barat. 

Rusia dan Iran tak lagi mengirimkan bantuan seperti hal ketika awal mula pergolakan berlangsung pada 2011 silam.

“Ini adalah sebuah guncangan,” demikian wartawan Aljazirah melaporkan dari Yordania, Ahad (8/12/2024).

“Saya pikir itulah satu kata yang mungkin dapat menggambarkan betapa dramatis, besar, dan pentingnya apa yang kita liput dan saksikan saat ini di Suriah,” katanya.

Menurut laporan jurnalis Aljazirah, jatuhnya rezim Assad adalah akhir dari sebuah era di Timur Tengah. Hal itu akan memiliki implikasi berita besar di seluruh wilayah.

Iran, tulis laporan itu, tidak akan lagi memiliki perluasan pengaruhnya di timur Mediterania. Iran tidak akan memiliki akses darat ke sekutu pentingnya di Lebanon, Hizbullah.

Rezim Assad, yang telah menampilkan dirinya sebagai bagian dari “poros perlawanan”, juga tidak akan dapat memberikan dukungan apa pun. Implikasinya dalam hal keamanan juga sangat besar.

“Fakta bahwa Damaskus sekarang bebas dari rezim Assad, tanpa pertumpahan darah, sangat penting, karena hal itu dapat menandakan bahwa ada jalan ke depan tanpa pertumpahan darah, tanpa negara tersebut terjerumus ke dalam perang saudara. Dan itu, menurut saya, akan membawa banyak kenyamanan bagi pemerintah di kawasan ini dan sekitarnya.”

 Sementara itu,  Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmail Baghaei telah membantah laporan tentang evakuasi staf Kedutaan Besar Republik Islam di Suriah. Baghaei mengatakan bahwa laporan tentang evakuasi Kedutaan Besar Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, tidak benar dan misi diplomatik tersebut melanjutkan kegiatannya seperti sebelumnya.

 Assad jatuh cepat

Sebelumnya, pposisi bersenjata Suriah dengan cepat menguasai ibu kota Damaskus setelah merebut Aleppo, Hama, dan Homs. Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah kabur dari Damaskus usai pergerakan cepat gerakan oposisi.

David Des Roches, seorang profesor madya di Near East South Asia Center for Security Studies, mengaitkan keberhasilan serangan kilat pemberontak Suriah karena kurangnya moral dan kepemimpinan dalam tentara Suriah.

“Jika kita kembali ke intervensi pasukan Iran dan Rusia tahun 2014, kita mulai mendengar laporan tentang bagaimana pasukan rezim Arab Suriah pada dasarnya tidak dipimpin dengan baik, dan lebih tertarik memeras uang suap dari penduduk sipil daripada benar-benar bertempur,” ujarnya dilansir Aljazirha.

Saat itu, Pertempuran sebenarnya justru dilakukan oleh proksi yang dipimpin Iran yang didukung oleh kekuatan udara dari Rusia. Bukan dari tantara pemerintahan Bashar al-Assad.

“Ketika kekuatan udara Rusia disingkirkan, seperti yang telah terjadi, dan proksi yang dipimpin Iran tidak dapat terlibat dalam pertempuran, yang tersisa adalah demoralisasi, kepemimpinan yang buruk, perlengkapan yang buruk, dan institusi yang benar-benar korup,” katanya.

“Dan orang-orang tidak mau mengambil risiko dalam situasi seperti itu.”

Sebelumnya, gerakan oposisi telah mengatakan berakhirnya kekuasaan al-Assad menandai babak baru dalam sejarah Suriah.

“Setelah 50 tahun penindasan di bawah kekuasaan Baath dan 13 tahun kriminalitas, tirani, dan pengungsian, dan setelah perjuangan panjang, menghadapi segala macam pasukan pendudukan, kami nyatakan hari ini, 8 Desember 2024, berakhirnya era gelap itu dan dimulainya era baru bagi Suriah,” kata pemberontak dalam sebuah pernyataan.

Kantor berita Reuters, mengutip para saksi, melaporkan bahwa ribuan orang di dalam mobil dan berjalan kaki berkumpul di pusat kota Damaskus, meneriakkan, “Kebebasan!”

Video yang diunggah daring, yang diverifikasi oleh Al Jazeera, menunjukkan beberapa orang di Alun-alun Ummayad, berdiri di atas tank militer yang ditinggalkan dan bernyanyi untuk merayakan.

Pemberontak Suriah mengatakan mereka telah merebut ibu kota, Damaskus, dan mengumumkan jatuhnya pemerintahan al-Assad.

“Tiran Bashar al-Assad telah melarikan diri,” kata oposisi bersenjata dalam sebuah pernyataan.

“Kami nyatakan Damaskus bebas dari tiran Bashar al-Assad.”

Pasukan oposisi Suriah dilaporkan berhasil memasuki ibu kota Suriah, Damaskus. Mengutip Aljazirah, oposisi Suriah mengeklaim telah memasuki Damaskus untuk menguasai Kota Homs.

Pasukan oposisi telah menduduki stasiun televisi negari dan markas radio di ibu kota. Kontak senjata sempat terdengar, namun pasukan Assad telah meninggalkan kota.

Kantor berita Reuters melaporkan bahwa Presiden Suriah Bashar al-Assad menaiki pesawat dan pergi ke tujuan yang tidak diketahui.

Kantor berita itu mengutip dua perwira senior militer yang tidak disebutkan namanya yang mengetahui insiden tersebut.

Sebelumnya pada Sabtu, pemerintah membantah laporan bahwa al-Assad telah meninggalkan Damaskus. Kantor berita negara itu mengatakan bahwa ia tetap berada di Damaskus dan menjalankan tugasnya dari ibu kota.

Sumber pemberontak Suriah mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa pasukan pemerintah telah ditarik dari markas besar Kementerian Pertahanan di Damaskus.

Leave a comment