Kondisi Wisata Setigi di Gresik yang Dulu Desa Miliarder,eks Kades Jadi Tersangka,Tak Terawat
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Willy Abraham
TRIBUNJATIM.COM, GRESIK – Wisata Setigi di Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik yang dulunya dijuluki desa miliarder dan viral di segala penjuru kondisinya tak seramai dulu.
Ditambah lagi mantan kades Sekapuk Abdul Halim yang juga penggagas Desa Miliarder ditetapkan sebagai tersangka penggelapan aset desa oleh Satreskrim Polres Gresik.
Pria yang akrab disapa Halim itu dijerat dengan Pasal 372 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 4 tahun.
Diketahui beberapa wahana dan fasilitas di wisata Setigi Gresik saat ini sudah mulai rusak dan tak terawat.
Para pedagang makanan dan minuman yang ada di dalam wisata Setigi sangat berkurang. Jika dulu ramai kini hanya tersisa 5 stan yang buka pada hari biasa, dan 9 stan buka pada hari Minggu.
Baca juga: Mantan Kades Desa Miliarder Sekapuk Gresik Ditetapkan Tersangka, Gelapkan Aset Desa
Sebab pada hari Minggu atau hari libur, pengunjung wisata Setigi Gresik baru berdatangan meskipun tak sebanyak dahulu.
Kemudian danau yang menjadi icon wisata Setigi, spot foto pengunjung kini mengering karena masih dalam perbaikan.
Keringnya danau buatan tersebut, mengalami kebocoran yang disebabkan akar pohon.
Baca juga: Dulu Dipuja Gagas Desa Miliarder, eks Kades Sekapuk Gresik Kini Tersandung Kasus Penggelapan Aset
Manager Wisata Setigi Basith mengaku dengah kondisi yang saat ini, Wisata Setigi tidak bisa berbuat banyak untuk membenahi.
Pendapatan tiket pengunjung yang masuk juga masih minim, hanya cukup untuk membayar karyawan.
“Kalau karyawan sekarang sisa 16 orang, itu pun kita secara gantian masuknya. Untuk saat ini bisa gaji karyawan sudah bagus. Tapi menunggu kasus Mantan Kades itu selesai, nanti akan di rencanakan secara matang mau diapakan wisata Setigi ini,” ujar Basith, Rabu (4/12/2024).
Baca juga: Nasib Wisata Setigi Usai Patung Mantan Kades di Gresik Dirobohkan Warga, Dulu Dikenal Desa Miliarder
Diketahui Wisata Setigi merupakan primadona saat masa kejayaannya. Wisata Setigi mempunyai arti yaitu selo yang artinya bebatuan ,Tirto artinya Air dan Giri yang artinya Gunung.
Wisata ini dibuka 1 Januari 2020. Dulunya wisata setigi adalah sebuah lahan bekas tambang batu kapur dan sejak 2003 sudah tidak lagi digunakan.
Kemudian, berubah fungsi sebagai tempat pembuangan sampah. Pada 2018, semenjak Abdul Halim menjabat sebagai Kepala Desa Sekapuk, ia bersama warga berinisiatif untuk membersihkan dan menjadikannya sebagai tempat wisata.
Saat pertama kali dibuka, Wisata Setigi mendapatkan antusias luar biasa dari masyarakat Gresik maupun dari luar kota Gresik. Bahkan, wisatawan dari mancanegara tertarik untuk mendatangi wisata bekas tambang tersebut.
Baca juga: eks Kepala Desa Sekapuk Direkam Warga saat Diamankan Polisi, Tersandung Kasus Aset Desa
Kejayaan Wisata Setigi tak berlangsung lama. Melihat antusias wisatawan yang semakin banyak, Abdul Halim yang saat itu menjabat sebagai Kepala Desa menaikan harga tiket masuk sebesar Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu.
“Pada saat harga tiket dari Rp 15 ribu naik menjadi 30 sampai Rp 40 ribu, ada penurunan pengunjung secara drastis. Saya tidak tahu berapa penurunannya waktu itu, karena saya ditunjuk oleh warga jadi manager disini masih baru seminggu,” katanya.
Dinaikan tiket tersebut, lanjut Basith, merupakan langkah Mantan Kepala Desa Abdul Halim untuk menutupi kekurangan dalam pembangunan wisata baru yakni Kebun Pak Inggih (KPI). Sehingga, pendapatan dari Wisata Setigi banyak yang terkuras untuk ambisi Abdul Halim dalam membangun wisata KPI.
Wisata agrowisata Kebun Pak Inggih atau bisa juga di sebut agrowisata KPI. Wisata Kebun Pak Inggih (KPI) masih termasuk dengan wilayah sekapuk yakni masih satu wilayah dengan wisata setigi yang menawarkan wisata alam nya.
“Banyak yang pendapatan dari sini (Setigi) untuk menutupi kebutuhan dari Wisata KPI. Jadi banyak karyawan yang di Setigi yang gajinya nunggak sampai tiga bulan,” terangnya.
Karena gaji karyawan banyak yang menunggak, membuat wisata Setigi tak lagi terawat. Banyak karyawan yang enggan kembali masuk karena gaji masih belum diberikan.