Prabowo Ungkap Sudah Perintahkan Sri Mulyani Cari Sumber Penghematan Anggaran Negara
JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan, ia sudah meminta kepada Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dan para Wakil Menkeu untuk meneliti seluruh program pemerintah.
Tujuannya untuk bisa mencari sumber penghematan anggaran negara.
Menurut Presiden, setelah diteliti ternyata pemerintah masih bisa menghemat anggaran dalam jumlah cukup besar.
Baca juga: Prabowo Yakin Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8 Persen Kalau Kebocoran Anggaran Dikurangi
“Saya tapi sudah perintahkan Menteri Keuangan, Wakil Menteri Keuangan (untuk) teliti, semua program diteliti, diteliti. Ternyata cukup besar, penghematan (anggaran bisa dilakukan) cukup besar,” ujar Prabowo saat memberikan sambutan pada Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke 112 Muhammadiyah di Kupang, NTT, Rabu (4/12/2024) sebagaimana dilansir siaran YouTube Sekretariat Presiden.
“Tapi saya tidak umumkan (besaran penghematan) di sini supaya kita tidak cepat puas,” tegasnya.
Dalam pemaparannya, Presiden Prabowo mengungkapkan salah satu contoh pos anggaran yang bisa dihemat. Yakni anggaran kunjungan luar negeri untuk para pejabat negara sebesar 3 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 47,87 triliun (asumsi kurs Rp 15.958).
Presiden meminta agar anggaran itu dihemat dengan pengurangan sebesar 50 persen. Sehingga penghematan bisa mencapai Rp 15 triliun.
Baca juga: DPR Pastikan Tak Ada Tambahan Anggaran untuk Kementerian PK
“Rp 15 triliun itu (bisa untuk membangun) berapa Bendungan? berapa irigasi? Berapa SD yang bisa kita perbaiki? berapa anak sekolah bisa kita kasih makan?,” jelas Prabowo.
“Tolonglah para menteri puasa dulu, puasanya 5 tahun. Kalau 5 tahun kita hemat 1,5 miliar dollar dari perjalanan saja, tapi bayangkan itu apa yang kita bisa (gunakan dari penghematan anggaran),” lanjutnya.
Sejalan dengan itu, Prabowo juga meminta kepada kepala daerah memanfaatkan anggaran daerah dengan lebih efisien.
Ia juga meminta kepala daerah mengurangi kegiatan yang tidak penting seperti seminar.
Baca juga: Zulhas Serahkan Rincian Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 10.000 ke Kemenkeu dan BBGN
“Saya mohon juga kepada Gubernur terpilih Bupati terpilih, ketat, efisien kurangi yang bersifat tidak kritis. Kritis untuk kepentingan rakyat, kritis kepentingan langsung. Enggak usah terlalu banyak seminar,” tegasnya.
Penghematan dukung pertumbuhan ekonomi 8 persen
Dalam kesempatan itu, Presiden Prabowo juga menegaskan keyakinannya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Salah satu caranya dengan cara berhemat dan mengurangi berbagai sumber kebocoran anggaran negara. Menurut Presiden, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen merupakan angka yang besar.
Namun, target itu perlu ditetapkan supaya pemerintah bekerja keras.
Baca juga: Banggar DPR Setujui Tambahan Anggaran Rp 5 Triliun untuk 7 Kemenko
“Saya percaya manusia apalagi pemimpin harus berani punya tujuan, harus berani punya sasaran yang tinggi. Jangan sasaran yang rendah. Saya diejek lagi, “Prabowo bisa aja dia ngomong mau pertumbuhan 8 persen”. Saudara-saudara saya selalu mengutip Bung Karno, Bung Karno mengajarkan dari dulu gantungkan cita-citamu setinggi langit kalau kau tidak sampai ke langit minimal kau jatuh diantara bintang-bintang,” kata Prabowo.
“Pengalaman saya di tentara juga begitu. Kalau kita kasih target yang rendah cukuplah endak usah repot-repot ya kan, saya kasih target kalau sekarang 5 persen, 5 setengah, ya sudah 6 persen saja lah. Jangan-jangan tidak sampai 6 persen gitu loh. Tapi saya hitung angka-angka saya percaya saya yakin kita mampu sampai 8 persen,” tegasnya.
Kepala Negara lantas menjelaskan, kebocoran anggaran jika diperbaiki bisa mendorong pemerintahan yang ketat dan bersih.
Kondisi itu menurutnya bisa mendukung target pertumbuhan ekonomi yang tinggi.
Baca juga: Menteri PPN Sebut Makan Bergizi Gratis Bisa Kerek Pertumbuhan Ekonomi 0,1 Persen
Namun, untuk mengatasi kebocoran diperlukan niat dan komitmen semua pihak. Utamanya dari pemerintah pusat dan daerah untuk turut mendukung penghematan anggaran.
“Kebocoran-kebocoran (anggaran) kita, kalau kita hemat, kalau pemerintah itu ketat, bersih efisien, saya yakin bisa (mencapai pertumbuhan 8 persen),” tegasnya.
“Tapi ini butuh jiwa besar saudara-saudara. Gubernur, bupati semuanya harus bekerja, wali kota. Sudahlah acara-acara yang tidak penting kurangi. Seminar, terlalu banyak rapat. Kenapa ini rapat harus di hotel di mana gitu?,” lanjut Prabowo.