Toyota Mulai Uji Coba Penggunaan Bioetanol untuk Kendaraan Roda Empat
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Toyota Astra Motor (TAM) melakukan kolaborasi dengan PT Pertamina Patra Niaga dan PT Seraya Autoraya (TRAC) untuk uji coba penggunaan energi alternatif pada kendaraan bermotor roda empat.
Vice President Director Toyota Astra Motor Henry Tanoto mengatakan, Toyota konsisten dengan strategi multi-pathway yang menandakan bahwa ada banyak jalan untuk mendukung transisi energi dan menciptakan mobilitas berkelanjutan demi mengejar target Net Zero Emision 2060.
Salah satu jalan yang dilalui Toyota adalah pemanfaatan bioetanol pada mobil-mobil merek asal Jepang tersebut.
Baca Juga: Pemerintah Dorong Pengembangan LCGC dengan Mesin Hybrid
Untuk itu, Toyota akan menyediakan 50 unit mobil dari berbagai segmen, terdiri atas Low Cost Green Car (LCGC), Internal Combustion Engine (ICE), hingga Hybrid Electric Vehicle (HEV) dengan contoh model seperti Agya, Calya, Avanza, hingga Kijang Innova Zenix. Mobil-mobil terpilih ini akan mengkonsumsi bahan bakar alternatif Bioethanol E10 buatan Pertamina.
Nah, ke-50 unit mobil tadi akan diserahkan Toyota kepada TRAC yang kemudian dipakai untuk kebutuhan bisnis rental kendaraan sesuai bidang perusahaan tersebut.
“Jadi, kami ingin melihat bagaimana fungsi kendaraan bermotor yang menggunakan bioetanol dalam mobilitas sehari-hari,” ujar dia ketika ditemui di acara Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2024, Jumat (22/11).
Henry menambahkan, uji coba penggunaan Bioethanol E10 ini akan berlangsung selama satu tahun ke depan. Adapun 50 unit mobil Toyota tersebut menjalani uji coba di wilayah operasional TRAC di Jawa Timur.
Baca Juga: Produsen Otomotif Percaya Diri Penjualan Mobil Nasional Segera Pulih
Pihak TRAC yang mengoperasikan mobil tersebut juga memiliki teknologi AstraFMS atau Astra Fleet Management untuk memantau kondisi kendaraan dan efisiensi bahan bakar setiap saat. Hal ini tentu akan memudahkan Toyota dalam mempelajari data real time seperti konsumsi bahan bakar, kebiasaan mengemudi, dan kondisi mesin.
Setelah periode uji coba selesai, tentu Toyota dan para mitranya akan melakukan evaluasi dan penilaian. Dari situ Toyota bisa membandingkan efisiensi kendaraan ketika menggunakan bahan bakar reguler dan bahan bakar alternatif berupa bioetanol.
“Bukan mustahil Toyota akan memproduksi massal kendaraan yang menggunakan bioetanol di kemudian hari,” tandas Henry.