BRIN Pilar Masa Depan Indonesia dan Tantangan Riset Kita
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pembangunan bangsa diperlukan untuk evolusi dan kemajuan. Makna dari pembangunan bangsa adalah pengembangan pendidikan. Dasar dari pembangunan bangsa adalah penelitian.
Penelitian dikembangkan dari pengetahuan. Pengetahuan adalah kemampuan untuk memikirkan ide-ide inovatif dari pikiran manusia. Seseorang yang memikirkan ide-ide inovatif seperti itu memainkan peran yang sangat penting dalam bidang penelitian.
Penelitian adalah elaborasi dari stok pengetahuan di mana kita dapat mengetahui lebih banyak informasi tentang apa pun dan kita dapat memanfaatkan aplikasi informasi tambahan ini dalam pembangunan bangsa.
Penelitian adalah nama dari proses atau pekerjaan di mana setelah mengumpulkan fakta-fakta dengan usaha yang hati-hati, mengamati dan menganalisisnya dengan kecerdasan yang halus dan rasional, maka diresmikanlah fakta-fakta atau teori-teori baru.
Radman dan Mori dalam bukunya “The Romance of Research”, ketika memperjelas arti penelitian, menulis bahwa upaya sistematis untuk memperoleh pengetahuan baru disebut penelitian. Menurut Advanced Learner’s Dictionary of Current English, yang dimaksud dengan penyelidikan atau investigasi yang cermat untuk menemukan fakta-fakta baru dalam cabang pengetahuan apa pun, penelitian disebut riset.
Dalam bukunya yang berjudul Defining Research, Spar dan Svensson menulis bahwa setiap penelitian ilmiah adalah eksplorasi untuk mencari kebenaran, fakta, dan kepastian. Lundberg, ketika mendefinisikan penelitian, menulis bahwa potensi materi yang diamati adalah karma yang memadai dan metode sistematis untuk mengklasifikasikan, menyederhanakan, dan memverifikasi.
Bagian dari penelitian yakni motivasi untuk memecahkan masalah di bidang pengetahuan, kompilasi fakta-fakta yang relevan, analisis dan studi yang cermat, keputusan yang dihasilkan.
Namun, ada tujuan yang lebih besar dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis fakta dalam sebeuah penelitian. Penelitian adalah untuk mendapatkan pengetahuan agar kita dapat membangun bangsa dengan baik.
Kita harus menghubungkan penelitian dengan pembangunan bangsa untuk membangun masyarakat, pemerintahan, dan ekonomi untuk menghilangkan kemiskinan, pengangguran, ketidaksetaraan, dan lain-lain.
BACA JUGA: GP Ansor Tegas Tolak Wacana Penggabungan Polri ke TNI, Ini Alasannya
Tujuan utama dari pembangunan bangsa adalah untuk mendukung penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan pertumbuhan, meningkatkan efisiensi ekonomi, dan meningkatkan jumlah pengusaha.
Ketika kita membangun sebuah negara, maka kita membutuhkan investasi keuangan yang kuat dan hanya penelitian yang membuat investasi ini berhasil. Sebagai contoh misalnya, masyarakat kita berubah dari hari ke hari dan kebutuhan dasar juga berubah, sehingga kita membutuhkan banyak aplikasi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa penelitian, kita tidak akan mengalami perkembangan di negara ini. Jika kita ingin negara kita berkembang atau lebih maju dari hari ke hari, maka kita harus bekerja dengan ide-ide inovatif kita, sehingga kita dapat membangun negara kita dengan baik dengan ekonomi yang kuat.
Tetapi, memang harus diakui, segudang keuntungan dan tujuan besar di atas, belum sepenuhnya bisa terpenuhi di Indonesia. Dalam konteks pengembangan penelitian Indonesia masih harus banyak berbenah.
Sebagai contoh, mengutip data Nature Index 2024, peringkat penelitian Indonesia di tingkat global masih sangat jauh. Indonesia bahkan tidak masuk 50 besar dalam deretan negara-negara maju dan berkembang dalam hal kuantitas penelitian mereka.
Di level Asia Tenggara kita dikalahkan Singapura, Vietnem, dan Thailand. Ketiga negara ini bahkan berada di 10 besar peringkat Nature Indeks di Asia Pasifik. Indeks Nature merupakan salah satu indikator kinerja penelitian institusional.
Metrik Count and Share yang digunakan untuk menyusun daftar Nature Index didasarkan pada hasil publikasi sebuah institusi atau negara dalam 145 jurnal ilmu pengetahuan alam dan ilmu kesehatan. Jurnal-jurnal tersebut dipilih berdasarkan reputasi oleh panel independen yang terdiri dari para ilmuwan terkemuka di bidangnya.
Tantangan BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai institusi yang merepresentasikan komitmen bangsa dalam memajukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Hadirnya BRIN sebagai wadah berbagai lembaga penelitian adalah langkah visioner untuk mengoptimalkan potensi riset nasional.
BACA JUGA: Mengapa Surat Al-Waqiah Berada Setelah Ar-Rahman, Apakah Ada Hubungan Antarkeduanya?
Sinergi yang tercipta memberikan kesempatan luas bagi pengembangan inovasi lintas disiplin, sekaligus mempercepat tercapainya solusi nyata atas tantangan pembangunan nasional, upaya ini pantas mendapatkan apresiasi yang tinggi.
Namun, perjalanan BRIN sejak berdiri pada 2021 hingga saat ini tidak lepas dari tantangan. Integrasi berbagai lembaga penelitian yang sebelumnya beroperasi secara independen memerlukan adaptasi yang tidak sederhana.
Penyelarasan visi, pembagian peran, dan optimalisasi sumber daya merupakan tantangan yang harus diatasi dengan pendekatan strategis dan kolaboratif. Cepatnya perkembangan teknologi global seperti kecerdasan buatan, teknologi kuantum, dan Internet of Things (IoT) menuntut BRIN untuk melakukan inovasi–inovasi lanjutan guna menyesuaikan kebutuhan zaman.
Saat ini, BRIN juga menghadapi tantangan dalam optimalisasi sumber daya manusia dan infrastruktur riset. Meskipun telah ada banyak capaian, integrasi berbagai lembaga riset membutuhkan penyempurnaan tata kelola, alokasi anggaran yang merata, dan peningkatan kompetensi peneliti. Selain itu, kolaborasi lintas sektor dan jejaring internasional perlu diperkuat untuk mendukung kemajuan riset dan inovasi.
Hasil riset yang dihasilkan BRIN mencerminkan pencapaian signifikan dalam menjawab kebutuhan strategis pembangunan nasional melalui pendekatan berbasis sains dan teknologi.
Di sektor energi, sebagai komitmen dan kepedulian negara terhadap lingkungan BRIN telah merancang pembangkit listrik tenaga surya terapung di Waduk Cirata, dengan kapasitas 145 MW Ac atau setara 192 MWp yang diresmikan pada November 2023 lalu, proyek ini juga menjadi percontohan dalam transisi energi hijau.
BACA JUGA: AS-Israel Main Mata di Suriah dan Bangkitnya Pemberontak, Susul Gaza Lebanon?
Di bidang teknologi antariksa, keberhasilan peluncuran satelit mikro LAPAN-A2 dan LAPAN-A3/LAPAN IPB yang dioperasikan dari Stasiun Bumi Rancabungur Bogor membuka peluang dalam pemantauan sumber daya alam, mitigasi bencana, dan navigasi maritim berbasis data real-time. Inovasi ini memperkuat kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan teknologi satelit untuk kepentingan nasional.
Tentu harapan kedepan BRIN dapat memperluas jejaring internasional dan memperkuat kolaborasi dengan pusat riset global. Dengan meningkatkan kompetensi riset lokal ke standar internasional, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam inovasi global, khususnya dalam bidang strategis seperti teknologi ramah lingkungan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Hal ini memerlukan komitmen berkelanjutan dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri, dan masyarakat, untuk menjadikan BRIN sebagai penggerak utama kemajuan IPTEK nasional.