Perempuan Tertinggi & Terpendek di Dunia Bertemu untuk Pertama Kalinya
Perempuan tertinggi di dunia, Rumeysa Gelgi, dan perempuan terpendek di dunia, Jyoti Amge, akhirnya bertemu untuk pertama kalinya. Keduanya berjumpa dalam acara Guinnes World Record Day ke-20 yang diselenggarakan di London, Inggris, pada Rabu (20/11).
Menurut laman Guinnes World Record, Rumeysa dan Gelgi menghabiskan waktu bersama di The Savoy Hotel dengan mengobrol sambil menikmati camilan dan secangkir teh. Rumeysa mengaku sangat bahagia karena ia sudah lama menanti pertemuan ini.
“Bertemu Jyoti untuk pertama kalinya sungguh luar biasa. Dia perempuan yang paling cantik. Aku sudah lama menantikan pertemuan dengannya,” ujar Rumeysa.
Kebahagiaan itu juga dirasakan oleh Jyoti yang sehari-harinya mengaku selalu bertemu dengan orang yang lebih tinggi dari dirinya.
“Saya terbiasa melihat orang yang lebih tinggi, tapi hari ini saya bahagia bertemu dengan perempuan tertinggi di dunia,” imbuhnya.
Di momen itu, mereka menjadi lebih dekat dengan membahas topik tentang pengalaman hidup dan kecintaan mereka terhadap mode serta perawatan diri. Menurut Rumeysa, mereka bahkan saling bertukar tips tata rias dan perawatan diri masing-masing, lho.
Pemimpin Redaksi Guinness World Records, Craig Glenday, juga turut hadir dalam pertemuan istimewa itu untuk memberikan sertifikat khusus kepada Rumeysa dan Jyoti sebagai IKON Guinness World Record. Craig mengungkap bahwa pertemuan mereka merupakan bentuk merayakan perbedaan.
“Dengan mempertemukan kedua perempuan luar biasa yang ikonis ini, mereka dapat berbagi perspektif tentang kehidupan satu sama lain, dan juga dengan kita,” pungkas Craig.
Sekilas tentang sosok Rumeysa
Dilansir People, Rumeysa merupakan seorang advokat dan peneliti dari Turki yang memiliki tinggi 2,15 meter. Ia dinobatkan sebagai perempuan tertinggi di dunia oleh Guinness World Record pada tahun 2021.
Rumeysa sebelumnya dikenal dunia sebagai remaja perempuan tertinggi dunia saat berusia 17 tahun sebelum akhirnya resmi mendapatkan gelar terakhirnya. Tinggi badan Rumeysa yang mengesankan itu disebabkan oleh suatu kondisi yang disebut sindrom weaver, yaitu kondisi genetik langka yang menyebabkan pertumbuhan tulang berlebih setelah mutasi gen EZH2.
Menurut Cleveland Clinic, hingga kini hanya ada sekitar 50 kasus sindrom weaver di seluruh dunia. Dalam kasus Rumeysa, ia menjadi orang ke-27 di dunia yang pernah didiagnosis dan menjadi yang pertama di Turki.
Rumeysa mengalami perundungan hebat sepanjang hidupnya karena fisiknya dianggap tidak normal. Namun, perempuan 27 tahun itu tidak pernah membiarkan kesulitan dan hal negatif menghentikannya untuk berdaya. Kini ia aktif menggunakan kekuatannya untuk terus mengadvokasi masyarakat dengan hal-hal positif dan menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih inklusif.
Sekilas tentang sosok Jyoti
Sementara Jyoti Amge yang kini berusia 30 tahun merupakan aktris berbakat asal India. Lahir pada 16 Desember 1993 di Nagpur, Jyoti, ia memiliki tinggi badan 62,8 cm dan memegang rekor sebagai perempuan terpendek di dunia selama satu dekade terakhir.
Menurut laman Guinness World Record, Jyoti mengalami achondroplasia, yaitu kelainan pertumbuhan tulang yang memengaruhi lengan dan kaki. Kondisi ini sebenarnya cukup umum di antara bentuk-bentuk displasia rangka pada bayi dan anak-anak. Kelainan genetik pada Jyoti biasanya terjadi pada tahap awal perkembangan janin yang menyebabkan perawakan pendek dan berdampak pada tulang rawan yang akan membentuk tulang lengan dan kaki.
Meski memiliki kondisi yang berbeda dari perempuan lainnya, Jyoti tumbuh dewasa sebagai perempuan berkepribadian ceria dan luar biasa. Jyoti memiliki ketertarikan yang besar di dunia tata rias dan mode sejak kecil. Ia yang tak pernah lelah untuk mengejar mimpinya pun akhirnya sampai di titik ini sebagai salah satu aktris dan influencer ternama di dunia.