Zelensky Ingin Ukraina-Rusia Damai Tahun Depan, Ini Syarat dari Putin
KOMPAS.com – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berniat mengakhiri perang dengan Rusia melalui perundingan diplomatik tahun depan.
Keinginan berdamai dengan Rusia itu disampaikan jelang peringatan tiga tahun invasi Moskow ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Tentara Rusia semakin menguasai banyak wilayah Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Meski begitu, niat Zelensky berdamai dengan Rusia tampaknya sulit tercapai dalam waktu cepat. Sebab, ada syarat yang diinginkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca juga: Ukraina Luncurkan Prangko Bergambar Prabowo
Keinginan damai menyusul Trump jadi Presiden AS
Zelensky mengatakan, Kyiv ingin mengakhiri perang dengan Rusia tahun depan melalui cara diplomatik.
Hal ini dilakukan saat kedua negara menyambut kembalinya terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Pelantikan Trump dijadwalkan berlangsung pada 20 Januari 2025.
Zelensky meyakini perang akan berakhir “lebih cepat” daripada yang seharusnya terjadi, begitu Trump menjadi presiden Amerika Serikat.
“Yang pasti perang akan segera berakhir dengan kebijakan tim yang sekarang akan memimpin Gedung Putih. Ini pendekatan mereka, janji mereka kepada warga negaranya,” katanya, diberitakan CBS News, Sabtu (16/11/2024).
Baca juga: Rusia Nyatakan Terbuka untuk Berunding dengan Ukraina jika Trump Memulainya
Terpilihnya Trump sebagai Presiden AS menimbulkan pertanyaan terkait masa depan konflik tersebut Ukraina-Rusia. Sebab, Trump kerap mengkritik bantuan militer AS ke Ukraina.
Wakil Presiden terpilih JD Vance bahkan mengisyaratkan pemerintahan Trump akan memberi izin kepada Rusia untuk mempertahankan wilayah Ukraina yang direbutnya selama perang.
Meski begitu, Trump berulang kali menekankan janjinya mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia melalui kesepakatan bersama.
Atas janji itu, Zelensky mengatakan Ukraina harus melakukan segalanya agar perang tersebut berakhir tahun depan melalui cara diplomatik.
“Kita harus memahami apa yang diinginkan Rusia (untuk membuat perjanjian diplomatik),” tambah Zelensky.
Baca juga: Pengaruh Kemenangan Donald Trump bagi Rusia, Ukraina, Israel, Palestina, dan China
Syarat Rusia mau damai
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dia hanya akan menerima perundingan damai jika Kyiv menyerahkan wilayah di Ukraina yang kini diduduki Moskow.
Hal tersebut disampaikan Putin saat menerima panggilan telepon dari Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Jumat (15/11/2024).
Selain meminta wilayah yang diduduki, Putin menyebut krisis Ukraina-Rusia terjadi sebagai akibat langsung dari kebijakan agresif NATO memperluas negara anggotanya.
Pada 30 September 2022, Ukraina resmi mengajukan permohonan menjadi anggota aliansi militer NATO. Namun, tindakan ini ditentang Rusia.
Jika Zelensky ingin membuat kesepakatan diplomatik dengan Rusia, Putin memberi syarat perjanjian itu harus sesuai keinginannya.
Baca juga: Bertemu di Gedung Putih, Trump-Biden Bahas Ukraina dan Timur Tengah
“Kesepakatan yang mungkin harus mempertimbangkan kepentingan Federasi Rusia di bidang keamanan, berangkat dari realitas teritorial baru, dan yang terpenting, menghilangkan akar penyebab konflik,” tutur Putin, dikutip dari Al Jazeera, Jumat.
Zelensky telah menyatakan penolakan terhadap persyaratan Putin yang akan berdamai, jika Ukraina memberikan wilayah yang dikuasai Rusia selama perang.
Dilansir dari Economist, Minggu (10/11/2024), Rusia menduduki sekitar 18 persen wilayah Ukraina saat ini.
Rusia juga menduduki area Donetsk dan Luhansk pada tahun yang sama. Namun, dua area itu belum resmi menjadi wilayah Rusia hingga September 2022.
Sejak perang pecah pada 2022, Rusia juga menguasai wilayah baru, termasuk sebagian Provinsi Kherson dan Zaporizhia.
Putin bahkan menetapkan penduduk berusia minimal 14 tahun yang ada di wilayah tersebut harus mengambil kewarganegaraan Rusia mulai 1 Januari 2025 atau terancam dideportasi.