Peneliti Temukan Mumi Kucing Purba yang Masih Utuh di Siberia, seperti Apa Rupanya?
KOMPAS.com – Para peneliti asal Rusia menemukan mumi kucing bergigi pedang yang terkubur 35.000 tahun lalu di lapisan es Arktik, Siberia dengan tubuh yang masih utuh.
Tubuh kucing yang membeku itu ditemukan pada 2020, tepatnya di dalam lapisan es dekat Sungai Badyarikha di timur laut Yakutia, Rusia.
Berdasarkan penelitan yang terbit dalam jurnal Scientific Reports, Kamis (14/11/2024), suhu di bawah nol derajat Celsius membuat kondisi spesimen ini tetap utuh dengan bulu dan cakar yang masih awet, kecuali bola mata.
Para peneliti memperkirakan kucing tersebut berusia 3 minggu ketika terkubur di dalam es. Namun, belum diketahui apa penyebab kematiannya.
Penemuan kucing purba dengan kondisi yang terawetkan dengan baik merupakan kali pertama dalam sejarah paleontologi.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah paleontologi, penampakan mamalia yang sudah punah dan tidak memiliki analogi dalam fauna modern telah dipelajari,” tulis peneliti dalam jurnal, dikutip dari Live Science, Sabtu (16/11/2024).
Baca juga: Mengapa Fosil Dinosaurus Tidak Ditemukan di Indonesia? Ternyata Ini Alasannya
Kucing bergigi pedang
Menurut penelitian, kucing yang terkubur selama 35.000 tahun ini termasuk spesies Homotherium latidens.
Homotherium adalah genus kucing bertubuh besar dan bergigi pedang. Mereka hidup selama zaman es, tersebar di seluruh Eurasia, Afrika, dan Amerika dengan spesies berbeda di setiap wilayah.
Kucing purba ini secara perlahan mulai punah sejak masa Pliosen, yaitu sekitar 5,3 juta hingga 2,6 juta tahun yang lalu.
Jumlah Homotherium semakin berkurang hingga puncaknya pada awal Pleistosen atau zaman es, sekitar 2,6 juta hingga 11.700 tahun lalu.
Namun, dengan ditemukannya mumi kucing ini, membuktikan bahwa kelompok Hoomtherium latidens bertahan hingga akhir masa Pleistosen.
“Untuk waktu yang lama, kemunculan terakhir Homotherium di Eurasia tercatat pada Pleistosen Tengah (770.000 hingga 126.000 tahun yang lalu,” tulis peneliti.
“Namun, penemuan mumi H. latidens di Yakutia secara mengejutkan memperluas pemahaman tentang distribusi genus dan mengonfirmasi keberadaannya di Pleistosen Akhir (126.000 hingga 11.700 tahun ) di Asia,” sambung peneliti.
Baca juga: Sempat Dinyatakan Punah, Ikan Purba Berusia 400 Juta Tahun Ternyata Masih Ada hingga Kini
Perbedaan fisik dengan kucing modern
Penemuan mumi kucing bergigi pedang yang membeku itu sekaligus menunjukkan bahwa mereka beradaptasi dengan baik pada zaman es.
Hal itu diketahui saat para peneliti membandingkan spesimen Homotherium latidens dengan anak singa (Panthera leo) modern berusia 3 minggu.
Hasilnya, anak kucing purba ini memiliki cakar yang lebih lebar dan tidak memiliki bantalan karpal, yaitu bantalan pada kaki kucing modern yang berfungsi sebagai peredam guncangan.
Kondisi fisik yang berbeda ini membuat kucing bergigi pedang dapat berjalan lebih mudah di salju. Bulu yang lebih tebal dan lembut juga melindungi mereka dari suhu kutub yang dingin.
Perbandingan dengan singa menunjukkan bahwa kucing genus Homotherium memiliki mulut yang lebih besar, telinga lebih kecil, kaki depan lebih panjang, warga bulu lebih gelap, dan leher yang tebal.
Baca juga: Spesies Baru Kucing Purba Ditemukan di Spanyol, Tubuh Kecil tapi Mampu Buru Hewan Besar