Informasi Terpercaya Masa Kini

Debat Pilgub Jabar, Ahmad Syaikhu Soroti Dampak Perceraian pada Anak

0 1

BANDUNG, KOMPAS.com – Dalam debat publik kedua yang berlangsung di Hotel Patra, Kabupaten Cirebon, Sabtu (16/11/2024) malam, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat (Jabar) nomor urut 3, Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie, mengangkat isu perceraian dan dampaknya terhadap anak-anak.

Ahmad Syaikhu menekankan bahwa masyarakat Jabar menginginkan kondisi yang gemah ripah, repeh, dan rapi, yang berarti makmur, sejahtera, dan tentram dalam kehidupan sosial.

Ia menjelaskan bahwa prinsip “repeh” mencerminkan hidup dalam suasana rukun dan damai tanpa kegaduhan. 

Baca juga: Debat Pilgub Jabar, Ahmad Syaikhu: Wong Cirebon Sudah Saatnya Jadi Gubernur

Namun, Syaikhu mempertanyakan bagaimana situasi ideal tersebut dapat terwujud jika ada sosok pemimpin yang menyarankan para pria menceraikan istrinya demi mendapatkan wanita lebih muda dan cantik.

“Bagaimana mungkin repeh bisa tercipta kalau ada seorang pemimpin yang menyarankan suami-suami untuk menggugat cerai demi mendapatkan istri baru yang cantik?” tegasnya.

Ia juga menyatakan, perceraian merupakan bencana sosial yang sulit untuk dimitigasi.

Baca juga: Puas Jalannya Debat, Syaikhu-Ilham Yakin Elektabilitasnya Naik pada Pilkada Jabar

Menurutnya, keputusan untuk menggugat cerai bukanlah hal sepele dan dapat berdampak besar pada masa depan anak-anak.

“Anak-anak korban perceraian sangat rentan tumbuh dengan kondisi emosional yang baik. Perceraian orangtua menjadi momok yang menakutkan bagi mereka dan akan terus terkenang hingga dewasa,” jelas Syaikhu.

Untuk mengatasi permasalahan ini, Syaikhu menekankan pentingnya dukungan dari ilmu pengetahuan, agama, dan budaya agar masyarakat Jabar dapat hidup dalam keadaan yang lebih baik di masa depan.

“Anak-anak kehilangan rasa aman dan tumbuh dengan luka emosional yang berlanjut hingga dewasa. Kita perlu agama dan budaya untuk menyelamatkan bangsa ini. Tanpa ilmu, kita akan tersesat; tanpa agama, kita akan kehilangan arah; tanpa budaya, kita akan menjadi kasar,” pungkasnya.

Leave a comment