Informasi Terpercaya Masa Kini

Kamu Pacaran Sama Orang Avoidant? 5 Hal Penting untuk Kamu Tahu!

0 3

Pacaran itu memang seru, tapi ada kalanya kita menghadapi tantangan tersendiri, terutama kalau pacar kita memiliki gaya keterikatan yang berbeda, seperti avoidant attachment. Buat kamu yang mungkin lagi menjalin hubungan sama orang yang punya sifat ini, ada beberapa hal penting yang perlu kamu tahu agar hubungan tetap adem ayem dan saling paham. Yuk, kita bahas!

1. Mereka Butuh Ruang untuk Bernapas

Salah satu ciri utama dari orang dengan avoidant attachment adalah kecenderungan mereka untuk mencari ruang dan waktu untuk diri sendiri. Ini bukan berarti mereka nggak sayang atau nggak mau dekat dengan kamu, tapi mereka cenderung merasa tertekan ketika terlalu dekat atau terlalu terikat. Jadi, jangan terkejut jika mereka tiba-tiba butuh waktu sendiri atau memilih untuk tidak berkomunikasi dalam beberapa waktu.

Hal ini bisa bikin kamu merasa bingung atau bahkan insecure. Tapi, ingatlah bahwa ini adalah bagian dari cara mereka mengatasi emosi. Alih-alih merasa ditinggalkan, cobalah untuk memahami bahwa mereka sedang membutuhkan waktu untuk recharge. Cobalah untuk memberikan ruang tanpa merasa terabaikan.

2. Komunikasi Itu Kunci

Karena mereka cenderung menyimpan perasaan dan jarang mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran mereka, penting banget untuk menjaga komunikasi yang terbuka. Ajak mereka bicara tentang perasaan dan kebutuhan masing-masing. Cobalah untuk berbicara dengan nada yang empatik dan tidak menghakimi.

Kamu bisa mulai dengan menanyakan apa yang mereka butuhkan saat mereka merasa overwhelmed. Misalnya, “Gimana kalau kita ngasih satu sama lain waktu untuk sendiri? Tapi kita juga bisa atur waktu buat ngumpul bareng, ya?” Dengan cara ini, kamu bisa menunjukkan bahwa kamu menghargai kebutuhan mereka, sambil tetap mengungkapkan keinginanmu untuk bersama.

3. Hargai Prosesnya

Proses mendekati orang dengan avoidant attachment bisa jadi lebih lambat dibandingkan hubungan lainnya. Mereka mungkin tidak langsung mengungkapkan perasaan atau menunjukkan cinta dengan cara yang kamu harapkan. Ini bisa bikin kamu merasa frustrasi atau meragukan komitmen mereka.

Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang punya ritme sendiri dalam berhubungan. Cobalah untuk hargai setiap langkah kecil yang mereka ambil. Jika mereka menunjukkan keinginan untuk menghabiskan waktu bersama atau berbagi sedikit tentang diri mereka, itu adalah tanda positif!

4. Mereka Bisa Tampil Dingin, Tapi Itu Bukan Salah Kamu

Terkadang, orang dengan avoidant attachment bisa terkesan dingin atau acuh tak acuh. Ini bukan karena mereka nggak peduli, tapi lebih karena cara mereka mengelola perasaan dan ketakutan mereka. Mereka mungkin merasa cemas dengan kedekatan emosional dan meresponsnya dengan menjauh.

Sikap dingin ini bisa membuat kamu merasa ditolak. Namun, coba ingat bahwa ini bukan tentang kamu. Ini adalah cara mereka berurusan dengan ketakutan akan kedekatan. Untuk membantu mereka, cobalah untuk bersikap hangat dan pengertian tanpa terlalu memaksa mereka untuk membuka diri.

5. Jangan Takut untuk Menyampaikan Kebutuhan Kamu

Ketika kamu pacaran sama orang dengan avoidant attachment, penting untuk tetap menyampaikan kebutuhan dan harapan kamu. Meskipun mereka mungkin butuh ruang, itu bukan berarti kamu harus mengabaikan apa yang kamu butuhkan dalam hubungan.

Jadi, saat kamu merasa ada yang kurang, cobalah untuk menyampaikannya dengan cara yang lembut. Misalnya, “Aku merasa kita udah jarang banget ngobrol belakangan ini. Apa kamu bisa nyisihin waktu buat kita ngobrol?” Ini bisa membantu kamu untuk tetap terhubung, sambil menunjukkan bahwa kamu menghargai kebutuhan mereka akan ruang.

Pacaran dengan orang yang memiliki avoidant attachment memang bisa menjadi tantangan, tetapi bukan berarti hubungan ini tidak mungkin untuk berkembang. Dengan komunikasi yang baik, kesabaran, dan pemahaman, kamu bisa membangun hubungan yang sehat dan saling mendukung.

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu merasakan hal-hal yang disebutkan di atas? Ingat, ini bukan untuk mendiagnosis dirimu atau pasangan, tetapi untuk lebih mengenali diri sendiri dan pasangan. Ketika kamu paham akan sifat pasangan, kamu bisa tumbuh bersama menjadi versi terbaik dari diri kalian. Yuk, terus belajar dan saling memahami!

Leave a comment