Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi, Warga Dua Desa di Sikka Akan Dievakuasi
FLORES TIMUR, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Sikka berencana mengevakuasi warga dua desa yang paling terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur. Kedua desa tersebut adalah Kringa dan Hikong, Kecamatan Talibura.
Penjabat Sekda Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Margaretha Movades da Maga mengatakan, pemerintah sedang membangun tenda pengungsian di wilayah Kecamatan Waigete.
Baca juga: Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi Terserang Penyakit, Ispa dan Hipertensi Paling Banyak
“Pasca-relokasi pengungsi Flores Timur yang ada di Boganatar (Desa Kringa) kemarin, kami hari ini membangun posko di Waigete,” ujar Margaretha saat dihubungi, Selasa (12/11/2024).
Dia mengungkapkan bahwa sudah hampir setahun, dua desa itu terkena dampak erupsi. Bahkan, kondisinya semakin parah.
Saat ini, lanjutnya, petugas kesehatan sedang berada di Desa Hikong untuk memastikan kondisi kesehatan warga, sehingga mereka bisa segera dievakuasi.
Meski begitu, Margaretha tak memungkiri ada warga yang menolak dievakuasi. Namun, dari kondisi yang ada, wilayah tersebut sudah tidak aman untuk ditempati.
“Memang secara kasat mata sudah tidak layak lagi untuk mereka tetap berada di sana,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa sore ini tim akan melakukan rapat teknis di lapangan terkait rencana evakuasi tersebut.
“Paling cepat itu mungkin besok (dievakuasi), sekarang masih pendirian tenda di lokasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, Kepala Puskesmas Boganatar, Maria Yukensi Pogon, menyatakan ada lima desa di Kecamatan Talibura yang mengalami dampak erupsi.
Kelima desa tersebut adalah Kringa, Timutawa, Udek Duen, Hikong, dan Ojan.
“Lima desa ini masuk wilayah kerja Puskesmas Boganatar dengan jumlah jiwa 5.600 jiwa. Yang sekarang paling banyak dirasakan adalah gangguan pernapasan,” ujar Yukensi, Senin (11/11/2024).