Israel Hancurkan Semua Sistem Rudal S-300, Iran dalam Bahaya?
TEMPO.CO, Jakarta – Pesawat Israel telah menghancurkan tiga sistem rudal antipesawat Rusia S-300 selama serangan udara terhadap sasaran militer di Iran pada 26 Oktober 2024. Rudal antipesawat Rusia S-300 itu merupakan elemen kunci sistem pertahanan udara Iran, menurut laporan The Wall Street Journal.
Selama serangan yang melibatkan sekitar 100 pesawat tempur Israel itu, S-300 hanya mampu mencegat beberapa ratus rudal yang ditembakkan ke sasaran di Iran. Dari empat sistem yang diterima Iran dari Rusia, tiga hancur selama operasi ini, dan yang keempat hancur sebelumnya.
Menurut Institut Studi Perang (ISW), salah satu sistem S-300 dikerahkan di dekat bandara Teheran. Dua lainnya melindungi fasilitas energi, termasuk pelabuhan minyak, kilang minyak, dan ladang gas.
Hilangnya S-300 membuat infrastruktur Iran rentan terhadap serangan rudal, karena Rusia tidak dapat menyediakan Iran sistem rudal S-400 yang lebih modern. Sistem S-400 milik Rusia digunakan dalam perang melawan Ukraina.
Dalam artikel WSJ disebutkan bahwa reputasi industri pertahanan Rusia telah tercoreng setelah sistem S-300 di Iran dihancurkan Israel. Begitu pula dengan sistem S-300 dan S-400 di Ukraina. Hal ini dapat memaksa pembeli senjata Rusia untuk mencari pemasok alternatif, termasuk produsen dari Korea Selatan, Israel, Amerika Serikat, dan China.
Pada 26 Oktober 2024, Israel menyerang target di Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik Iran sebelumnya. Ledakan dilaporkan terjadi di Teheran dan kota-kota lainnya.
Pasukan Israel mengonfirmasi serangan itu. Israel menargetkan fasilitas militer Iran. Menurut media Israel, gelombang serangan pertama menargetkan fasilitas yang terkait dengan produksi rudal dan sistem pertahanan udara.
Pada hari Minggu, diketahui bahwa selama serangan itu, Israel juga menghancurkan dua pangkalan rahasia di Iran.
Menurut laporan media portal yang berbasis di AS, Axios, serangan Israel pada Sabtu dilaporkan telah melumpuhkan produksi rudal balistik di Iran. Serangan balasan Israel terhadap Iran dikabarkan menonaktifkan komponen penting dari program rudal balistik Iran setelah Israel menyerang 12 “planetary mixer” yang digunakan untuk memproduksi bahan bakar roket padat untuk rudal balistik jarak jauh.
Hal tersebut menjadi bagian utama persenjataan rudal Iran, demikian dikutip dari tiga sumber Israel oleh publikasi tersebut. Menurut Axios, peralatan yang rusak adalah peralatan berteknologi tinggi yang tidak diproduksi di Iran, melainkan diduga dipesan dari luar negeri.
Pemulihan peralatan tersebut “dapat memakan waktu setidaknya satu tahun.” Namun, sumber-sumber tersebut mencatat bahwa Iran masih memiliki persediaan rudal yang cukup besar.
Seorang pejabat senior AS mengonfirmasi laporan tersebut, menyatakan bahwa serangan tersebut melumpuhkan kemampuan produksi rudal Iran. Selain itu, sumber-sumber Israel mengeklaim serangan tersebut menghantam empat baterai pertahanan udara yang diduga melindungi Teheran, serta fasilitas infrastruktur nuklir dan energi Iran.
NEWS UKRAINA | TIMES OF ISRAEL
Pilihan editor: Warga Korea Selatan Banyak yang Meninggal karena Kesepian, Pemerintah Kucurkan Rp 5 T