Jebakan Doom Spending, Mudharat, Manfaat dan Menyiasatinya
Dek, dari mana?
“Doom Spending!”
“Apaan tuh?”
“Belanja semau gue. Apa saja yang ingin, butuh nggak butuh, kubeli!”
Suamiku diam, tak melanjutkan pembicaraan. Mungkin paham. Segila-gilanya aku, sesuka-sukanya belanja nggak bakalan ngehabisin jatah sebulan. Hihihi …
Eh, sebenarnya Doom Spending itu apa sih?
Dikutip dari Psychologi today,
Doom spending adakah melakukan belanja tanpa berpikir panjang atau kegiatan menghamburkan atau mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu diinginkan.
Apakah berburu diskon termasuk Doom Spending? Mungkin jawabannya sangat subyektif, ya.
Masuk ke sebuah toko swalayan mataku langsung terfokus pada jajaran barang yang lagi promo. Emak-emak banget. Hihihi…
Tapi sekilas ada yang menarik. Minyak goreng 2 liter dapat potongan harga sampai 5000 dari harga sekitar 35-40 ribu. Lumayan, kan?
Tapi sepertinya top up dulu nih. Maklum sudah hampir 3 bulan minim K-rewards. Saldo sudah di bawah 500 ribu. Sekalian nyoba Kartu ATM baru, dan nyoba top up gopay. Maklum, biasanya cuma terisi dari K rewards. Duh, kebangetan banget ya.
Ternyata top up gopay gampang banget. Kenapa selama ini Aku cuma mengandalkan K rewards. Jadi panik saat K rewards minim. Ternyata top up gopay semudah transfer ke rekening lain. Hihihi…dasar katrok!
Yuhuu…gopay penuh. Bisa Doom Spending nih. Hohoho…
Lihat promo dulu. Bisa ngeborong migor nih. Mumpung diskon 5 ribu. Lumayan, kan?
Tapi, tanya dulu. Nih promo betulan nggak?
“Mas, ini kalau belanja pakai kartu debit ini, betulan dapat diskon 5 ribu?” Tanyaku pada karyawan swalayan. Sebab di dekat tulisan promo ada logo dan tulisan sama seperti kartu debit yang kupakai buat top up gopay.
“Enggak, Bu. Itu syaratnya dengan pembelian langsung, dan nominal belanja 250 ribu. Dan itu untuk 1 kemasan. Selanjutnya berlaku kelipatan!”
“Yaelah! Kenapa syarat nya jadi begitu, tidak sesuai yang tertulis di situ?” Ah, terserahlah. Tapi sebel juga.
Kukembalikan migor kemasan 2 liter yang sudah kucomot 3( Maruk amat! Amat aja garuk-garuk. Eh…!)
Akhirnya aku belanja barang lain yang promo saja. Yang penting ada diskon meski cuma beberapa ribu. Duh…namanya emak-emak. Mau Doom Spending ya gagal kalau gitu. Masih pikir-pikir. Halah!
Lumayan, comot sana comot sini mumpung gopay penuh. Akhirnya, kucomot lagi kemasan migor 2 liter. Tapi 1 saja. Hehehe….
Di kasir ada Macan Mamud yang lagi bayar. Pakai QRIS kayanya. Tapi entah apa.
“Minyak goreng mahal, Bu. Sayangnya aku nggak punya “klik”. Lumayan diskon 700!” katanya. Bangga bayar pakai QRIS.
Aku cuma nyengir. ” 700 rupiah?” Bangga amat?”
Padahal aku bayar pakai gopay dapat cashback 2 ribu. Hehehe…
Ah, cuekin saja. Kasih senyum saja sambil meringis. Hehehe…
Sebenarnya Doom Spending itu banyakan mudharatnya apa manfaatnya sih?
Di samping definisi Doom Spending yang tersebut di atas, ternyata:
“Doom Spending adalah istilah yang merujuk pada pola pengeluaran yang dilakukan seseorang ketika merasa putus asa atau terjebak dalam situasi negatif, seringkali untuk mengalihkan perhatian dari masalah yang dihadapi, tanpa berpikir apakah barang yang dibeli, bermanfaat atau tidak, dibutuhkan atau tidak.”
Kalau aku sih sebenarnya nggak lagi putus asa, cuma sedikit bete saja. Kadang-kadang perlu kan melakukan sesuatu semau gue? (Padahal biasanya juga selalu semau gue, Hihihi…)
Sebenarnya, ada nggak sih manfaat Doom Spending?
Doom Spending, mungkin bisa menjadi:
1. Pelepasan Emosional
Membeli barang baru bisa memberikan rasa bahagia sementara, dan mengurangi stres.
2. Motivasi
Kadang-kadang, membeli sesuatu yang diinginkan bisa memotivasi dan merefresh untuk berusaha lebih baik dalam hidup.
3. Berasa bebas secara finansial
Terkadang, dengan Doom Spending membuat kita berasa nyaman mempunyai kebebasan finansial, asalkan tidak belanja dengan kartu kredit. Soalnya nggak mungkin kan belanja kalau tidak punya uang.
Selain manfaat pasti ada Mudharat nya.
Terus apa saja Mudharat Doom Spending?
1. Keuangan Berantakan
Pengeluaran yang tidak terencana bisa mengakibatkan hutang dan masalah finansial karena belanja dengan anarkis. Nah, Lo.
2. Kepuasan Sementara
Kesenangan yang didapat sering kali hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah yang mendasar.
3. Bisa menjadi candu
Hal ini dapat menyebabkan pola belanja yang tidak sehat dan ketergantungan pada barang material untuk merasa lebih baik, sehingga bisa menyebabkan gangguan mental.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
1. Anggaran Terencana
Membuatlah anggaran yang jelas untuk pengeluaran, termasuk kategori ‘kesenangan’ yang terkontrol, akan mencegah kita melakukan Doom Spending.
2. Refleksi Diri
Sebelum membeli, tanya pada diri sendiri apakah barang tersebut benar-benar diperlukan atau hanya untuk mengalihkan perhatian dan pelarian kita dari kondisi stres atau depresi.
3. Alternatif Pengalihan Stres
Temukan cara lain untuk mengatasi stres, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang positif. Jangan mengatasi stress dengan belanja belanjo sehingga terjebak Doom Spending.
4. Berinvestasi
Alihkan dana yang biasanya untuk doom spending ke investasi atau tabungan untuk masa depan. Dengan begitu setiap kali ada uang longgar dan ingin melakukan Doom Spending, alihkan uangnya untuk investasi yang produktif, jangan konsumtif.
Sebenarnya dengan pendekatan yang tepat, Kita dapat menghindari dampak negatif dari doom spending dan lebih fokus pada pengeluaran yang bermanfaat dan memang kita butuhkan.
Sumber referensi:
https://www.blackbox.ai/agent/ImageGenerationLV45LJp