Perang Terbuka Mengancam, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Israel, Siapa Menang?
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Israel telah melancarkan serangan balasan ke situs militer Iran. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan dan membuat setidaknya empat tantara Iran terbunuh.
Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran Ayatollah Ali Khamenei pada Ahad (27/10/2024) menilai, serangan udara Israel terhadap lokasi militer Iran, tidak boleh dianggap remeh. Namun Israel telah membuat kesalahan dengan menyerang Iran.
“Mereka salah perhitungan dengan Iran,” ujarnya.
Jika eskalasi berlanjut dan Iran Kembali melancarkan serangan balasan, maka bukan tidak mungkin perang terbuka antara kedua negara akan terjadi. Lantas siapa yang paling unggul jika perang benar-benar terjadi.
Berikut perbandingan kekuatan militer Iran dan Israel dilansir dari laman Hindustan Times
IRAN
Personel Militer
Total personel militer Iran diperkirakan sekitar 610 ribu, dengan sekitar 350 ribu anggota aktif (tentara reguler terdiri dari 230 ribu, dan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) membentuk sisanya).
Namun, sanksi internasional selama beberapa dekade telah membuat Iran tidak bisa mendapatkan peralatan militer berteknologi tinggi terbaru. Demikian kantor berita Reuters melaporkan mengutip Institut Internasional untuk Studi Strategis di London (IISS).
Angkatan udara hanya memiliki beberapa puluh pesawat serang yang berfungsi, termasuk jet Rusia dan model-model tua Amerika yang diperoleh sebelum Revolusi Islam di negara itu pada 1979.
Kendati demikian, Iran telah mengembangkan jaringan kelompok sekutu di wilayah tersebut, termasuk Hizbullah di Lebanon, milisi di Irak, Houthi di Yaman, dan faksi-faksi sekutu lainnya di Suriah dan Gaza.
Kelompok-kelompok ini dapat beroperasi secara asimetris dan memberikan tekanan terhadap Israel dari berbagai bidang.
Persenjataan rudal balistik:
Iran memiliki persenjataan rudal balistik yang luas yang mampu menjangkau berbagai wilayah Israel, serta rudal jelajah dan drone. Meskipun teknologinya tidak secanggih persenjataan Israel, kemampuan rudal Iran memberikan jangkauan dan ancaman yang signifikan.
Iran memiliki lebih dari 3.500 rudal permukaan-ke-permukaan, beberapa di antaranya membawa hulu ledak setengah ton. Namun, jumlah yang mampu mencapai Israel mungkin lebih sedikit. Teheran juga memiliki platform rudal permukaan-ke-udara Bavar-373 yang diproduksi di dalam negeri, serta sistem pertahanan Sayyad dan Raad.
Jet tempur
Iran memiliki satu skuadron yang terdiri dari sembilan jet tempur F-4 dan F-5, satu skuadron jet Sukhoi-24 buatan Rusia, dan beberapa pesawat MiG-29, F7 dan F14, kata IISS. Komandan angkatan udara Iran mengatakan pada bulan April bahwa Sukhoi-24 berada dalam ‘kesiapsiagaan terbaik’ untuk melawan potensi serangan Israel.
Iran juga memiliki pesawat tanpa pilot yang dirancang untuk terbang menuju sasaran dan meledak. Para analis memperkirakan persenjataan drone mereka hanya berjumlah ribuan.
Tank
Iran dilaporkan mengoperasikan sekitar 2.842 tank, campuran model lama era Soviet dan versi lokal yang ditingkatkan, dengan fokus pada jumlah dibandingkan teknologi mutakhir.
Senjata nuklir
Iran saat ini tidak memiliki senjata nuklir namun memiliki program nuklir ekstensif, yang pada awalnya berfokus pada keperluan energi sipil. Namun, masih ada kekhawatiran mengenai potensinya untuk mengembangkan senjata nuklir, mengingat pengayaan uranium dan kemampuan lainnya.
ISRAEL
Total personel militer:
Sekitar 645 ribu yang mencakup sekitar 169.500 anggota aktif dan sekitar 465.000 cadangan.
Jet tempur
Israel memiliki angkatan udara canggih yang disuplai AS dengan ratusan jet tempur multiguna F-15, F-16 dan F-35. Hal ini berperan dalam penembakan jatuh drone Iran pada bulan April ketika Iran meluncurkan drone peledak dan menembakkan rudal ke Israel dalam serangan langsung pertamanya di wilayah Israel.
Angkatan udara masih kekurangan pesawat pengebom jarak jauh, meskipun armada Boeing 707 yang lebih kecil berfungsi sebagai kapal tanker pengisian bahan bakar sehingga memungkinkan jet mereka mencapai Iran untuk melakukan serangan mendadak.
Angkatan udara Israel menunjukkan kemampuannya untuk mencapai sasaran jarak jauh pada bulan Juli ketika jet tempurnya menyerang daerah dekat pelabuhan Hodeidah Yaman sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak Houthi di Tel Aviv.
Drone
Sebagai pionir dalam teknologi drone, Israel memiliki pesawat tanpa pilot Heron yang mampu terbang lebih dari 30 jam, cukup untuk operasi jarak jauh.
Amunisi Delilah yang berkeliaran diperkirakan memiliki jangkauan 250 km – jauh dari wilayah Teluk tempat Iran berada, meskipun angkatan udara dapat menutup kesenjangan tersebut dengan mengirimkan salah satu amunisi lebih dekat ke perbatasan Iran.
Rudal:
Israel diyakini secara luas telah mengembangkan rudal permukaan-ke-permukaan jarak jauh, namun tidak ada yang membenarkan atau menyangkal hal ini.
Sistem pertahanan udara berlapis yang dikembangkan dengan bantuan AS setelah Perang Teluk tahun 1991 memberi Israel beberapa opsi tambahan untuk menembak jatuh drone dan rudal jarak jauh Iran.
Sistem pertahanan Israel, termasuk Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow dipakai untuk mencegat rudal, roket, dan drone yang masuk. Sistem Israel dirancang untuk ditambal ke dalam sistem pencegat AS di wilayah tersebut untuk pertahanan kekuatan koalisi.
Tank:
Israel mengerahkan sekitar 1.650 tank, dengan sangat menekankan kualitas. Sebagian besar adalah model Merkava, yang terkenal dengan armor canggih, daya tembak, dan sistem pertahanan yang dirancang untuk pertempuran di Timur Tengah.
Senjata nuklir:
Perkiraan dari organisasi seperti Federasi Ilmuwan Amerika menunjukkan bahwa Israel memiliki sekitar 80 hingga 90 hulu ledak nuklir.