Informasi Terpercaya Masa Kini

Potret Ronald Tannur saat Ditangkap di Surabaya: Berkaus Oblong, Tak Melawan

0 1

Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menangkap terpidana kasus tewasnya Dini Sera, Ronald Tannur, di Perumahan Victoria Regency Surabaya, Minggu (27/10). Tannur ditangkap untuk dieksekusi ke penjara.

Dalam foto yang kumparan terima, tampak Tannur diamankan dari kediamannya oleh jaksa. Tannur terlihat mengenakan kaus berwarna abu-abu dan celana panjang hitam. Ia tampak membawa sejumlah barang saat dibawa oleh jaksa.

Menurut Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar, Tannur ditangkap pada pukul 14.40 WIB. Dia saat ini sudah berada di Kejaksaan Tinggi Jawa Timur untuk dieksekusi.

“Yang bersangkutan tidak melakukan perlawanan. Kan untuk eksekusi, yang bersangkutan kan posisinya tidak ditahan makanya harus diamankan untuk dieksekusi,” kata Harli saat dikonfirmasi.

Sesuai dengan putusan pada tingkat kasasi di Mahkamah Agung (MA), Tannur akan menjalani 5 tahun penjara atas kematian Dini Sera.

Kasus Tannur

Kasus Tannur ini terkait tewasnya Dini Sera, kekasihnya, di sebuah parkiran tempat karaoke di Surabaya. Dalam dakwaan, setidaknya ada dua momen dalam tewasnya Dini Sera.

Pertama, saat dia bersama Ronald Tannur berada di lift usai pulang karaoke. Di lokasi itu, terjadi cekcok yang berujung botol minuman keras Ronald Tannur mengenai kepala Dini Sera.

Kedua, saat berada di parkiran. Dini Sera yang berada di sisi kiri mobil tergilas mobil yang dikendarai oleh Ronald Tannur. Peristiwa-peristiwa ini berujung kematian Dini Sera.

Kasus ini pun naik ke persidangan. Di Pengadilan Negeri Surabaya, Tannur divonis bebas pada Juli 2024. Hakim menilai Tannur tidak terbukti terlibat dalam kematian kekasihnya, Dini Sera.

Hakim menilai Tannur dinilai tak terbukti melakukan penganiayaan yang menyebabkan kematian, maupun kealpaan yang membuat orang mati. Vonis bebas ini menuai sorotan publik. Sebab, pertimbangan hakim dinilai mengada-ngada.

Komisi Yudisial (KY) kemudian turun tangan melakukan pemeriksaan. Hasilnya, KY menyatakan tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang memvonis bebas Ronald Tannur terbukti melanggar etik. Ketiga hakim itu direkomendasikan untuk diberi sanksi berat berupa pemberhentian alias pemecatan.

Atas vonis bebas itu, jaksa langsung mengajukan kasasi. Hasilnya, Mahkamah Agung mengabulkan kasasi dengan membatalkan vonis bebas. Ronald Tannur kemudian dihukum 5 tahun penjara oleh MA. Vonis diketok MA pada Selasa (22/10).

Sehari usai putusan kasasi, Kejagung langsung menangkap 3 Hakim dan pengacara Ronald Tannur. Sebab, diduga kuat ada indikasi suap di balik vonis bebas itu. Keempatnya kemudian dijerat sebagai tersangka dan ditahan.

Dari penggeledahan di kediaman keempatnya, penyidik menemukan sejumlah bukti catatan transaksi. Bahkan ada uang yang jumlahnya mencapai sekitar Rp 20 miliar. Diduga masih ada kaitan dengan kasus suap.

Dari hasil pengembangan perkara, ternyata Lisa ini juga berupaya untuk mengatur vonis kasasi kliennya agar tetap bebas sebagaimana putusan pengadilan tingkat pertama, melalui mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar.

Lisa menyiapkan Rp 5 miliar untuk para Hakim Agung, dan Rp 1 miliar untuk fee bagi Zarof. Uang itu belum sempat diserahkan. Kini Zarof sudah diamankan oleh Kejagung dan dijerat dengan pasal suap, pemufakatan jahat, dan gratifikasi.

Kasus pun berkembang. Saat Jaksa menggeledah kediaman Zarof ditemukan uang Rp 920 miliar dan emas 51 Kg. Diduga Zarof menerima gratifikasi selama menjadi pejabat MA. Kasus ini merupakan perkara terpisah yang tengah diusut oleh Kejagung.

Leave a comment