Informasi Terpercaya Masa Kini

Viral Pesta Kembang Api saat Umat Hindu Bali Sembahyang, PHDI Sebut Kata Pelecehan

0 2

bali.jpnn.com, DENPASAR – Media sosial di Bali kembali dibuat heboh dengan unggahan sebuah video yang memperlihatkan umat Hindu melakukan upacara persembahyangan di tengah pesta kembang api.

Lokasi persembahyangan tersebut berada tak jauh dari sebuah Beach Club.

Saat sedang berdoa, terdengar dentuman bunyi kembang api sehingga aktivitas doa tersebut terganggu.

Unggahan itu kali pertama diunggah akun Facebook Kodo Guang pada Senin (14/10) lalu.

Unggahan itu menjadi viral setelah diunggah ulang oleh beberapa akun hingga akhirnya menyebar di berbagai platform media sosial.

Spontan unggahan itu mengundang reaksi warganet yang menganggap pesta kembang api itu tak pantas digelar saat umat Hindu tengah melakukan persembahyangan.

Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali menilai atraksi kembang api di Pantai Berawa oleh FINNS Beach Club saat umat Hindu sembahyang bukan hanya pelecehan agama, tetapi juga membahayakan jiwa.

“Sangat disayangkan, itu bukan sekadar pelecehan, itu kan bisa membahayakan jiwa, untung sulinggihnya (orang suci) masih muda,” kata Ketua PHDI Bali I Nyoman Kenak dilansir dari Antara.

Menurut Nyoman Kenak, atraksi ini tidak menghargai kegiatan umat.

Nyoman Kenak mengatakan semestinya dilakukan koordinasi dengan pihak desa adat atau pecalang ketika hendak memainkan atraksi berbahaya ini.

Kenak menambahkan suara dentuman mercon dan kembang api, ditambah musik dengan pengeras suara yang meriah itu juga dianggap mengganggu upacara persembahyangan yang membutuhkan fokus dan ketenangan.

“Ini saja sudah pelecehan, paling tidak harus segera dikomunikasikan.

Dalam pesta itu apa tidak minta izin dahulu dengan yang terbawah, mungkin kalau malam tahun baru oke lah tapi jangan dong saat upacara,” ujar Kenak.

PHDI Bali langsung mengutus jajarannya di Kabupaten Badung untuk menelusuri.

Nyoman Kenak mengaku belum mendapat informasi soal upacara apa itu karena bisa jadi nganyud, ngangkit, atau melasti karena banyak kegiatan di pantai.

“Namun, ini ada tenda, paling tidak dia (FINNS Beach Club) sudah bisa lihat mau buat pesta saat ada tenda begitu,” ucapnya.

Menurut Kenak, tenda lokasi upacara itu semestinya menjadi penanda bagi pelaku industri pariwisata yang menggelar atraksi kembang api.

“Ada tenda paling tidak sejak pagi sudah tahu sudah bisa lihat, tumben ini kalau biasanya kan petasan saat malam tahun baru, kalau pun ada upacara agama saat tahun baru tidak mungkin di malam tahun barunya,” imbuhnya.

Nyoman Kenak berharap kejadian ini tak terulang lagi, sembari tetap tegas bahwa kegiatan atraksi serupa perlu izin.

Nyoman Kenak mengingatkan bahwa pariwisata Bali adalah pariwisata Budaya.

Ia tak melarang atraksi kembang api dengan catatan pelaku pariwisata disiplin, sehingga wisatawan pasti akan terus datang. (lia/JPNN)

Leave a comment