Jalan Cepat atau Joging, Manakah yang Lebih Sehat?
KOMPAS.com – Jalan kaki dan jogging yang dilakukan secara teratur, dapat membantu mengatasi obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, hingga diabetes tipe 2, dan beberapa jenis kanker.
Jalan cepat adalah jalan kaki yang dilakukan dengan kecepatan 1-6 kilometer per jam.
Untuk mengukurnya, Anda bisa berjalan sambil bernyanyi. Jika mulai kesulitan bernapas, berarti Anda sudah melakukan jalan cepat.
Sementara, jogging adalah bentuk latihan lari dengan kecepatan lebih lambat tetapi berirama. Joging secara teknis lebih lambat daripada lari, tetapi lebih cepat dari jalan kaki.
Baik jogging maupun jalan cepat yang dilakukan secara rutin, dapat menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan dan meningkatkan kebugaran.
Lantas, manakah yang lebih sehat, jalan cepat atau jogging?
Baca juga: Jumlah Langkah Vs Kecepatan, Manakah yang Lebih Penting Saat Jalan Kaki?
Jalan cepat vs jogging
Dikutip dari The Irish Time, tidak ada data yang cukup untuk menentukan apakah jalan cepat lebih sehat dibanding jogging, atau sebaliknya.
Namun, keduanya sama-sama memberikan manfaat yang lebih baik jika dibandingkan dengan jalan kaki biasa.
Studi yang dilakukan pada 2013 terhadap 49.000 pelari dan pejalan kaki menunjukkan, jalan cepat dan jogging dengan jarak yang sama menawarkan manfaat kesehatan jantung yang serupa.
Jika dibandingkan dengan lari, jalan cepat lebih efektif untuk menjaga kesehatan. Aktivitas tersebut dapat menurunkan risiko penyakit jantung.
Temuan itu diperoleh dari data dua penelitian yang melibatkan 33.060 pelari dan 15.045 pejalan kaki.
Para peneliti menemukan, dengan jumlah energi yang digunakan sama, pejalan kaki mendapatkan manfaat kesehatan yang lebih besar dibandingkan pelari.
Baca juga: Bukan 10.000 Langkah, Ini Rekomendasi Jalan Kaki Per Hari Menurut Ahli
Penelitian yang dilakukan pada usia 18-80 tahun selama 6 tahun ini menunjukkan, sejumlah risiko penyakit menurun ketika seseorang rutin jalan cepat. Berikut rinciannya:
1. Penyakit jantung
- Berlari: menurunkan risiko penyakit jantung sebesar 4,5 persen
- Jalan cepat: menurunkan risiko penyakit jantung lebih besar, yaitu 9,3 persen
2. Tekanan darah
- Berlari: menurunkan risiko tekanan darah tinggi hingga 4,2 persen
- Jalan cepat: menurunkan risiko tekanan darah tinggi lebih banyak, yaitu 7,2 persen
3. Kolesterol tinggi
- Berlari: menurunkan risiko kolesterol tinggi hingga 4,3 persen
- Jalan cepat: mampu menurunkan 7 persen risiko terkena kolesterol tinggi
4. Diabetes
- Baik berlari dan jalan kaki sama-sama menurunkan risiko terkena diabete sebesar 12 persen.
Baca juga: Mana yang Lebih Penting Saat Jalan Kaki, Durasi atau Jumlah Langkah?
Manfaat jalan cepat dan jogging
Dikutip dari Longevity Technology, jalan cepat dan jogging menawarkan manfaat kesehatan dan kebugaran tubuh. Berikut manfaatnya:
1. Membakar kalori
Penelitian menunjukkan, jalan cepat dan jogging dapat meningkatkan pembakaran kalori, bahkan setelah berolahraga atau afterburn.
Oleh karena itu, Anda bisa berjalan cepat atau berlari dengan kecepatan sedang untuk mendapatkan manfaat afterburn tersebut.
2. Meningkatkan suasana hari
Studi yang diterbitkan dalam Journal of Adolescent Health pada 2012 menunjukkan, olahraga yang dilakukan 30 menit dalam seminggu selama 3 pekan dapat meningkatkan kualitas tidur, suasana hati, dan konsentrasi.
Baca juga: Wanita 44 Tahun Turunkan Tekanan Darah-Kolesterol dengan Jalan Kaki
3. Meningkatkan vitamin D
Jogging dan jalan cepat yang diakukan di luar ruangan membantu meningkatkan kadar vitamin D dalam tubuh.
Vitamin D diperoleh dari paparan sinar matahari. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, nyeri tulang, kelemahan otot, dan jenis kanker tertentu.
4. Menjaja kesehatan mata
Penelitian tahun 2013 melaporkan, jalan cepat dan jogging sejauh rata-rata 8 km setiap hari mampu menurunkan risiko katarak dan kehilangan pengelihatan hingga kebutaan.
Dalam studi lainnya berskala besar dan jangka panjang, seorang peneliti sampai pada kesimpulan yang sama.
Peneliti menemukan, semakin banyak berjalan atau berlari, semakin kecil kemungkinan Anda didiagnosis menderita katarak dari periode tindak lanjut penelitian selama enam tahun.
Baca juga: Efek Jalan Kaki dengan Posisi Badan Tidak Tepat, Apa Saja?
5. Mengurangi risiko kanker
Meskipun berjalan cepat dan jogging tidak dapat menyembuhkan kanker, kedua aktivitas fisik ini berkontribusi untuk membantu Anda mencegah kanker.
Banyak penelitian menunjukkan bahwa berlari dapat membantu meningkatkan kualitas hidup saat Anda menjalani kemoterapi.
6. Menambah umur panjang
Berolahraga selama 30 menit sebanyak 5 kali dalam seminggu mampu meningkatkan potensi umur lebih panjang.
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Archives of Internal Medicine menemukan, pelari dan pejalan cepat cenderung hidup lebih lama dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan latihan tersebut setiap hari.
7. Meningkatkan kekebalan tubuh
Jogging dan jalan cepat selama sekitar 30 hingga 45 menit setiap hari dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan membantu melawan sebagian besar penyakit.
Itulah sederet manfaat jalan cepat dan jogging jika dilakukan secara rutin.