Informasi Terpercaya Masa Kini

Israel Diserang Lagi, Pertahanan Udara Bobol untuk Ketiga Kalinya dalam Dua Pekan

0 2

KOMPAS.com – Israel diserang lagi dan sistem pertahanan udara, termasuk iron dome, kembali berhasil ditembus.

Pesawat nirawak (drone) Hizbullah berhasil menjebol pertahanan udara Israel di pangkalan Brigade Golani di Binyamina-Giv’at Ada, dekat Haifa, Israel utara pada Minggu (13/10/2024) malam.

Ini kali ketiga iron dome Israel ditembus dalam dua minggu terakhir, setelah sebelumnya dua kali bobol oleh serangan Hizbullah dan rudal dari Iran.

Dilansir dari KOMPAS.ID (14/10/2024), militer Israel mengakui, 4 tentaranya tewas dan 67 tentara lainnya terluka akibat serangan tersebut.

Baca juga: Israel Jatuhkan Bom di Kamp Pengungsian Dekat RS Syuhada Al Aqsa Saat Warga Sipil Terlelap

Baca juga: Lukai Dua Prajurit UNIFIL TNI di Lebanon, Israel Mengaku Tak Sengaja

Panglima Angkatan Bersenjata Israel Letnan Jenderal Herzi Halevi mengakui serangan Hizbullah terhadap pangkalan pelatihan militer Israel itu ”sulit dan menyakitkan”.

Di pihak lain, Hizbullah menyebutkan serangan ke daerah itu merupakan bagian dari operasi ”Khaybar” untuk membalas agresi Israel di Lebanon.

Serangan tersebut juga sebagai bentuk penghormatan kepada pemimpin mereka yang terbunuh, Hassan Nasrallah.

Rapuhnya sistem pertahan udara beberapa waktu belakangan membuat Israel meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS) untuk mengirimkan THAAD.

Baca juga: Siapa Naim Qassem, Wakil Pemimpin Hizbullah yang Dukung Gencatan Senjata dengan Israel?

AS krim sistem anti-rudal canggih THAAD

Dikutip dari Kompas.com (14/10/2024), Amerika Serikat (AS) dikabarkan akan mengirim pasukan dan sistem anti-rudal canggih THAAD ke Israel.

Bantuan tersebut bertujuan untuk memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal oleh Iran pada 1 Oktober 2024 dan beberapa serangan dari Hizbullah.

Pengerahan bantuan dari AS ke Israel kali ini adalah penyesuaian lebih lebar dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Kronologi Prajurit TNI di Lebanon Terluka Usai Diserang Israel, Awalnya Dibidik Pakai Laser

Pasukan AS dalam beberapa bulan terakhir membantu pertahanan Israel dari kapal perang dan jet tempur di Timur Tengah ketika diserang Iran, namun mereka ditempatkan di luar Israel.

Sejauh ini AS belum mengungkapkan seberapa cepat sistem anti-rudal THAAD akan dikerahkan ke Israel.

Apa itu THAAD?

THAAD atau Terminal High Altitude Area Defense adalah sistem pertahanan rudal balistik AS yang diproduksi oleh Lockheed Martin.

Dikutip dari laman resmi Lockheed Martin, THAAD adalah sistem pertahanan yang sangat efektif dan telah teruji dalam pertempuran terhadap ancaman rudal balistik jarak pendek, sedang, dan menengah.

Konsep pertama THAAD dibuat pada 1987 oleh militer AS, sebelum kemudian menunjuk Lockheed Martin untuk mengembangkan THAAD pada 1992.

Baca juga: Setahun Perang Israel-Hamas, Korban Jiwa Capai 41.000 Orang di Gaza dan 1.200 di Israel

THAAD pertama diuji pada 1995 hingga 1999, namun baru pertama kali digunakan militer AS pada 2008.

Berbeda dengan artileri pertahanan udara lain, sistem pertahanan udara THAAD tidak meluncurkan rudal yang dilengkapi hulu ledak.

Ia sepenuhnya mengandalkan energi kinetik yang dihasilkan dari kecepatan pencegat dalam menjangkau sasaran. Karena itu pencegat ditembakkan agar benar-benar tepat sasaran.

Baca juga: Perbandingan Kekuatan Militer Iran dan Israel, Siapa Lebih Unggul?

THAAD bekerja dengan mendeteksi ancaman rudal menggunakan radar, kemudian ditembak dengan roket pencegat yang memanfaatkan energi kinetik.

Sistem THAAD diklaim mampu menetralisir rudal jarak pendek, menengah, dan jarak menengah terbatas dengan kecepatan hingga 10.000 kilometer per jam.

THAAD juga mampu menjangkau sasaran pada jarak 200 kilometer dengan kecepatan maksimum 10.000 kilometer per jam.

Leave a comment