Nelangsa Carli Lagu Ciptaannya Dibayar Pakai Beras dan Cabe Bukan Uang,Pembeli Juga Nyicil
TRIBUNJATIM.COM – Nelangsa hidup Carli (85), pencipta lagu dibayar pakai beras dan cabai atas hasil karyanya sendiri.
Pembeli pun juga membeli lagu Carli dengan cara mencicil.
Carli menjual lagunya dengan cara unik lantaran keterbatasan biaya dan tidak mengenal istilah royalti.
Carli sendiri adalah pencipta lagu tarling pantura asal Desa Benda, Kecamatan Karangampel, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Namanya sering kali “digelapkan”.
Meski demikian, lagu-lagu ciptaan Carli yang kuat dan sarat makna, tetap dinyanyikan hingga saat ini.
Baca juga: Nasib Syam Pencipta Lagu Pedangdut Terkenal Kini Ngamen Demi Bertahan Hidup, Royalti Dapat Sedikit
Salah satu lagu terkenalnya adalah “Jam Siji Bengi” yang berarti “Jam Satu Malam”.
Carli sering bersepeda puluhan kilometer ke Indramayu dan Cirebon untuk menawarkan lagunya kepada penyanyi.
Dasini, istri Carli menjelaskan suaminya tidak pernah menetapkan harga tertentu untuk lagu-lagunya.
“Dia sendiri yang jual, bawa sepeda ke orangnya (penyanyi) terus dijual. Nih mau ga lagu ini. Kalau penyanyinya mau langsung dibayar. Tapi bapak tuh ga keras, ga selalu menekan (harga), harus segini, sedikasihnya,” kenang Dasini, dikutip dari Kompas.com.
Dasini bercerita, Carli sempat marah ke salah satu pembeli lagu di Indramayu.
Pasalnya lagu ciptaanya dibayar dengan cara cicil seharga cabai.
Ada juga orang yang membayar lagu ciptaan Carli dengan beras.
“Heh, tuku lagu kaya tuku sabrang (cabai), terasi, dicicil. Saya anaknya banyak, masa bayannya nyicil. Nah orang itu, ga tau sampai berapa nyicilnya, tiba-tiba hilang aja orangnya. Pernah juga lagunya dibayar pakai beras,” tambah Dasini.
Dasini mengungkap kepribadian Carli yang polos dan jujur, kerap dimanfaatkan orang.
Carli kerap ditipu dan dijanjikan bohong oleh banyak orang.
Awalnya bilang kerja sama, minta bikin lagu, setelah dikasihkan, uangnya tak kunjung datang.
Setelah lagunya tenar, nama Carli sebagai penciptanya dicoret dari lagu itu.
Pasangan yang dikaruniai lima orang anak ini, juga tidak mengenal royalti.
Keduanya hanya mengetahui lagu ciptaanya telah dijual, dengan bayaran seadanya.
Baca juga: Pencipta Lagu Inul Tiap Hari Jalan Kaki 15 Km Demi Ngamen, Uang Royalti Ditransfer ke Rekening Mantu
Carli yang piawai mencipta lagu dengan bergitar, jatuh sakit sejak beberapa tahun lalu.
Usia yang senja membuat fisiknya melemah dan hanya bisa terbaring di kasur.
Untuk memenuhi kebutuhan harianya, Dasini yang tinggal bersama dua orang anaknya, menjadi tukang pijit rumahan dan paraji (tukang urut ibu melahirkan) di kampung kampung.
Dari pendapatan tak pasti itu, Dasini memenuhi kebutuhan harian Carli dan juga anak-anaknya.
“Saya berharap, hasil karya suami saya dihargai sebagaimana mestinya,” tutup Dasini, menyiratkan harapannya di tengah kesulitan yang mereka hadapi.
Diketahui, Carli telah menciptakan banyak lagu tarling.
Sebagian lagunya dijual ke Jakarta, sementara yang lain ditawarkan kepada penyanyi lokal.
Sebagian lagu ramai dan meledak di masanya, hingga berulang kali dinyanyikan oleh penyanyi lain dan juga acara tarling dan sandiwara.
“Ada banyak lagunya, Bapane Senang, Jam Siji Bengi, Aja Ditangisi, Sulaya Janji, Kelap-kelip Lampu Biru, Krismon alias Krisis Moneter, Kembang Plastik, Pacaran Duwur Kertas, dan lainnya. Pacaran Duwur Kertas itu cintanya jauh, pacarannya di atas kertas karena dulu zaman surat-suratan, sekarang sih ada HP,” kata Dasini, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (9/10/2024) petang.
Tak sekedar omong, Dasini mengambil dan langsung menunjukan seluruh lagu ciptaan Carli.
Kompas.com melihat langsung kertas yang bertuliskan lirik lagu yang sudah berwarna kuning dan lusuh.
Dihitung, ada lebih dari 50 kertas dari kurun waktu 1980-1990 hingga sebelum 2000-an.
Ia menyebutkan kemampuan Carli dalam menciptakan lagu dimulai ketika mereka tinggal di Jakarta.
Sejak remaja, Carli bekerja sebagai tukang becak dan penjual koran sebelum mengenal dunia musik yang lebih luas.
Di perantauan, Carli juga menjadi kuli bangunan.
Baca juga: Nasib Effendi Pencipta Lagu yang Tak Pernah Dapat Royalti hingga Wafat, Keluarga: Tidak Mengerti Pak
Di saat itu, Carli bertemu dan belajar dengan Rhoma Irama tentang musik.
Kemudian, Carli juga sempat kenal dengan Benyamin S.
“Pak Carli belajar sama Haji Rhoma Irama dulunya, waktu di jakarta, dari kecil tinggal di Jakarta, sama itu yang sudah meninggal, Benyamin S, kenal juga,” tambah Dasini.
Meskipun pernah ditawari untuk bermain film di Jakarta, Carli lebih memilih untuk pulang ke Indramayu dan fokus menjadi pencipta lagu tarling.
Wanita yang dinikahi Carli pada 1984 ini menyebutkan, Carli meniti karier sebagai pencipta lagu tarling.
Dia selalu membuat lagu tengah malam.
Tak jarang, Carli suka marah bila anak menangis atau berisik karena dirasa mengganggu konsentrasinya.
“Heh, aja nangis bae, bapae ora konsentrasi, kitae ora manjing manjing (inspirasi), gagean, dienteni ning Dian Record,” kata Dasini sambil menunjuk surat bukti pengiriman lagu tarling ke Dian Record di tahun 1987 dan juga 1996.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com