Menag: KUA Bukan “Kantor Urusan Asmara”
JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, Kantor Urusan Agama (KUA) kini telah bertransformasi menjadi pusat keagamaan yang inklusif untuk seluruh umat beragama di Indonesia.
KUA tak lagi menjadi tukang catat pernikahan, tetapi menjadi bagian dari pelayanan kepentingan warga Indonesia dengan agama apa pun.
“KUA yang dulu sering kali diplesetkan menjadi ‘Kantor Urusan Asmara’, sekarang benar-benar menjadi Kantor Urusan Agama yang melayani kepentingan keagamaan bukan hanya umat Islam, tetapi juga umat agama lain,” ujar Yaqut dikutip dari siaran pers Kemenag, Sabtu (12/10/2024).
Baca juga: Menag Sebut Indeks Kerukunan Beragama dan Kesalehan Sosial 2024 Naik
Yaqut mengatakan, revitalisasi KUA yang dilakukan selama dia memimpin Kementerian Agama adalah peningkatan fasilitas dan layanan.
Hal ini dilakukan untuk memudahkan akses masyarakat, termasuk kelompok disabilitas.
“KUA sudah semakin inklusif. Sahabat-sahabat kita yang disabilitas sudah bisa mengakses KUA dengan mudah,” ucap dia.
Begitu juga dengan program yang dilakukan KUA berupan bimbingan remaja usia sekolah yang berfokus pada pernikahan anak dan stunting.
Program ini sudah diikuti oleh 458.563 remaja usia sekolah.
Ada juga program bimbingan perkawinan yang sudah menyasar 1.427.759 pasangan calon pengantin.
Baca juga: Ditjen HAM Sebut Rencana KUA Melayani Semua Agama Perlu Kajian
Yaqut mengeklaim, program ini berperan menurunkan angka perkawinan anak dari 9,23 persen pada 2021 menjadi 6,92 persen pada 2023.
“Selain memberikan layanan keagamaan, KUA juga menjadi wadah pemberdayaan ekonomi bagi umat. Sebanyak 2.570 UMKM telah kita bantu melalui program KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat,” kata dia.
Sementara itu, dalam bidang literasi, Kementerian Agama melalui Ditjen Bimas Islam juga telah mengembangkan perpustakaan masjid di 845 masjid di seluruh Indonesia yang dimotori oleh KUA.
Dengan berbagai upaya revitalisasi ini, Yaqut menekankan bahwa KUA kini tidak hanya menjadi tempat pengurusan pernikahan, tetapi juga pusat layanan yang bermanfaat bagi berbagai kepentingan keagamaan dan sosial masyarakat.
“KUA sekarang adalah tempat inklusif, melayani semua umat beragama, dan memberikan dampak nyata bagi kehidupan masyarakat,” katanya.