Kian Banyak Warga Korea Utara Membelot ke Korea Selatan, Apa Alasannya?
SEOUL, KOMPAS.com – Semakin banyak warga Korea Utara yang memutuskan membelot ke Korea Selatan.
Terbaru, Militer Korea Selatan pada Jumat (11/10/2024) melaporkan, seorang tersangka pembelot Korea Utara telah melintasi perbatasan maritim barat de facto bulan lalu dan sekarang berada di Korea Selatan.
Pengumuman itu datang beberapa hari setelah Korea Utara mengatakan akan menutup perbatasan kedua negara.
Baca juga: Korea Utara Akan Tutup Permanen Perbatasan dengan Korea Selatan
Militer Korea Utara mengatakan minggu ini akan menutup dan memblokir perbatasan selatan secara permanen dengan memutus jalan dan jalur kereta api yang terhubung dengan Korea Selatan dan membangun “struktur pertahanan yang kuat”.
Ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Kim Myung-soo, mengatakan kepada anggota parlemen pada Kamis (10/10/2024), bahwa langkah terbaru Korea Utara bisa jadi dimaksudkan untuk mencegah kebocoran personel internal ke Korea Selatan.
“Militer kami mengamankan seseorang yang dicurigai berasal dari Korea Utara di Laut Barat pada pertengahan September dan menyerahkannya kepada pihak berwenang terkait,” kata Militer Seoul kepada AFP.
“Tidak ada pergerakan yang tidak biasa dari militer Korea Utara, dan kami tidak dapat mengonfirmasi rincian lebih lanjut,” tambah mereka.
Kantor berita Korea Selatan, Yonhap, mengatakan insiden tersebut melibatkan seorang warga Korea Utara yang melarikan diri dengan sebuah kapal kayu.
Kasus terbaru ini menyusul dua pembelotan baru-baru ini, yakni satu melintasi perbatasan darat antar-Korea yang dibentengi dengan ketat dan yang lainnya melalui zona netral di muara Sungai Han.
Keduanya dilaporkan oleh Seoul pada Agustus.
Baca juga: Tentara AS Seberangi Perbatasan Korea Utara Tanpa Izin, Hubungan Kedua Negara Kian Pelik
Korea Selatan mengatakan pada Juli bahwa Pyongyang telah menanam puluhan ribu ranjau darat baru dan membangun penghalang di daerah perbatasan, yang mengakibatkan “banyak korban jiwa” di antara tentara Korea Utara ketika ranjau meledak.
Puluhan ribu warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan sejak semenanjung itu terbagi oleh perang pada 1950-an.
Sebagian besar pembelot pergi melalui jalur darat ke negara tetangga, China, kemudian memasuki negara ketiga seperti Thailand sebelum akhirnya sampai ke Korea Selatan.
Jumlah pelarian yang berhasil turun secara signifikan sejak 2020 setelah Korea Utara memperketat perbatasannya untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang konon dilakukan dengan perintah tembak di tempat di sepanjang perbatasan darat dengan China.
Namun, Otoritas Korea Selatan pada Januari lalu mengungkap, jumlah pembelot yang berhasil mencapai Korea Selatan meningkat hampir tiga kali lipat tahun lalu menjadi 196 orang, dengan lebih banyak diplomat elit dan mahasiswa yang berusaha melarikan diri.
Para ahli menilai para pembelot kemungkinan besar dipengaruhi oleh kondisi kehidupan yang keras, termasuk kekurangan makanan dan tanggapan yang tidak memadai terhadap bencana alam saat tinggal di Utara yang terisolasi.
Baca juga: Tentaranya Keliru Lepas Tembakan di Perbatasan, Korea Selatan Buru-buru Lapor Korea Utara