Informasi Terpercaya Masa Kini

Laporan: Pejabat AS Mulai tak Percaya Israel, Menhan Marah ke Zionis Saat Bunuh Nasrallah

0 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah pejabat tinggi AS dilaporkan mulai putus asa dengan sikap Israel. Dalam laporan Axios mengutip empat sumber, pemerintahan Biden dalam beberapa pekan terakhir semakin tidak percaya pada apa yang dikatakan rezim Israel tentang rencana militer dan diplomatik dalam perang multi-front.

“Kepercayaan kami kepada Israel sangat rendah saat ini dan untuk alasan yang baik,” kata seorang pejabat AS.

Para pejabat mengatakan pemerintahan Biden telah dikejutkan beberapa kali baru-baru ini oleh operasi militer atau intelijen Israel.

Dalam beberapa kasus, AS tidak diajak berkonsultasi atau diberi tahu sebelumnya. AS baru diberi tahu karena jet Israel sudah dalam perjalanan untuk melakukan serangan udara di suatu tempat di Timur Tengah.

Para pejabat AS mengatakan menteri pertahanan Lloyd Austin sangat marah ketika mitranya dari Israel Yoav Gallant memberi tahu dia tentang pembunuhan [Hassan] Nasrallah beberapa menit sebelum jet Israel menjatuhkan bom mereka di atas Beirut.

Austin melihatnya sebagai pelanggaran kepercayaan oleh Gallant karena pemberitahuan yang terlambat tidak memungkinkan Pentagon untuk mengambil tindakan untuk melindungi pasukan AS di wilayah tersebut.

Belum ada konfirmasi tentang laporan ini dari Washington. Namun seperti diketahui, AS berulang kali membela Israel. Tidak hanya di PBB, tapi juga di lapangan.

AS menjadi penyuplai utama senjata Israel. Berdasarkan laporan dari Watson Institute Universitas Brown, Amerika Serikat (AS) telah menggelontorkan dana sebesar 22,76 miliar dolar AS atau sekitar Rp 341,4 triliun untuk mendukung Israel dalam serangan ke Gaza dan operasi di Yaman.

Dari jumlah tersebut, 17,9 miliar dolar AS setara Rp 268,5 triliun merupakan bantuan militer yang diberikan kepada Israel sejak dimulainya konflik di Gaza setahun lalu, angka tertinggi yang pernah dicatat dalam satu tahun.

Dikutip dari Aljazirah, bantuan yang diberikan AS terdiri dari pembiayaan militer, penjualan senjata, dan transfer dari persediaan senjata AS.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa sebagian besar persenjataan yang dikirimkan adalah munitisi, termasuk proyektil artileri dan bom seberat 2.000 pon (907 kg).

Namun, rincian mengenai pengiriman militer AS ke Israel kurang transparan dibandingkan dengan bantuan yang diterima Ukraina, sehingga angka 17,9 miliar dolar AS ini mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan total yang sebenarnya.

Peneliti dari Brown University mencatat bahwa pemerintah Presiden Joe Biden berupaya menyembunyikan jumlah dan jenis bantuan melalui manuver birokrasi.

Israel, sebagai sekutu terkuat AS di Timur Tengah, telah menerima bantuan militer terbesar sepanjang sejarah, dengan total mencapai 251,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 3.770 triliun sejak 1959. Dengan kata lain, bantuan 17,9 miliar dolar AS yang dikucurkan sejak 7 Oktober 2023 ini adalah yang terbanyak dalam satu tahun.

Tak hanya itu, AS juga telah menghabiskan 4,86 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 73,2 triliun untuk membantu Israel dalam operasi di Yaman dan wilayah lainnya di Timur Tengah.

Sejak Januari, AS, bersama Inggris, telah melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi di Yaman setelah kelompok tersebut mulai menyerang kapal di perairan sekitar. Houthi mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan pada kapal yang berhubungan dengan Israel sebagai bentuk dukungan untuk Palestina di Gaza.

Dukungan finansial untuk perang Israel semakin memicu kontroversi di AS, terutama setelah meningkatnya jumlah korban sipil di Gaza dan Lebanon. Para ahli senjata mengingatkan bahwa munitisi yang dibiayai AS kemungkinan digunakan oleh militer Israel untuk menyerang kamp-kamp pengungsi dan sekolah.

Pada Juli, 12 mantan pejabat pemerintah AS memperingatkan bahwa pengiriman senjata ke Israel menjadikan negara itu terlibat dalam kehancuran Gaza. Mereka menegaskan bahwa dukungan diplomatik dan aliran senjata yang terus-menerus ke Israel menjadikan AS berperan dalam pembunuhan dan kelaparan paksa populasi Palestina yang terjebak di Gaza.

Leave a comment