Jarang Diketahui, Ini 5 Jenis Teh yang Tidak Sehat untuk Dikonsumsi
KOMPAS.com – Teh adalah minuman herbal yang populer dan banyak digunakan untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit, seperti flu dan demam.
Diketahui, ada banyak jenis teh, mulai dari teh hijau, teh hitam, teh putih, dan oolong.
Meskipun sebagian besar teh aman untuk diminum dalam jumlah sedang, beberapa jenis teh dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Beberapa ahli juga berpendapat bahwa ada beberapa jenis teh yang tidak sehat untuk dikonsumsi.
Lantas, apa jenis teh yang tidak sehat untuk diminum?
Baca juga: 4 Teh untuk Menurunkan Tekanan Darah Tinggi, Direkomendasikan Ahli Diet
Jenis teh yang tidak sehat untuk tubuh
Kebanyakan orang menganggap teh sebagai minuman sehat, tetapi tidak semua teh sama khasiatnya.
Berikut lima jenis teh yang tidak sehat untuk tubuh dan potensi efek samping yang ditimbulkan:
1. Teh comfrey
Teh comfrey adalah teh herbal yang terbuat dari daun tanaman comfrey (Symphytum officinale), dilansir dari Medicine Net.
Orang-orang percaya bahwa minuman ini dapat membantu mengobati beberapa kondisi kesehatan, termasuk alergi, bronkitis, diare, dan artritis reumatoid.
Meskipun diklaim memiliki manfaat yang baik, namun teh comfrey bisa menjadi minuman berbahaya karena mengandung racun tanaman yang disebut alkaloid pirolizidin.
Efek samping dari teh comfrey bisa terjadi jika tanaman comfrey dikonsumsi secara oral.
Pasalnya, senyawa tersebut dapat merusak sel hati dan menyebabkan sindrom obstruksi sinusoidal. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah di hati tersumbat dan dapat dengan cepat menyebabkan gagal hati akut.
Faktanya, banyak negara telah melarang atau membatasi penjualan teh comfrey dan kapsul oral karena risiko kerusakan hati.
Untuk itu, hindari membeli teh yang mengandung comfrey, dan jangan menyeduh daun comfrey untuk membuat teh buatan sendiri.
Baca juga: Terlalu Banyak Minum Teh dan Kopi, Ini Efek Overdosis Kafein
2. Teh detoks
Teh detoks adalah salah satu minuman yang banyak dipromosikan di media sosial sebagai cara mudah untuk meningkatkan kesehatan dan menurunkan berat badan.
Produsen berpendapat, teh ini membersihkan tubuh dari racun berbahaya seperti timbal dan polutan. Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini.
Sebaliknya, penelitian menunjukkan, teh detoks tidak bisa digunakan untuk menurunkan berat badan jangka panjang.
Sebuah penelitian menemukan bahwa sebuah teh yang diduga sebagai detoksifikasi hati malah menyebabkan pasien mengalami gagal hati fulminan akut.
Pada tahun 2014, FDA memperingatkan konsumen agar tidak membeli Toxin Discharged Tea setelah mereka mendeteksi fluoxetine yang tersembunyi dalam produk tersebut.
Fluoxetine adalah obat resep yang dikenal sebagai kategori selective serotonin reuptake inhibitor.
Obat ini dapat berinteraksi dengan obat umum lainnya seperti aspirin dan obat kemoterapi, yang menyebabkan aritmia ventrikel atau kematian mendadak.
Baca juga: Catat, Ini Waktu yang Tidak Dianjurkan Minum Teh
3. Teh kava-kava
Kava-kava adalah jenis teh yang terbuat dari akar tanaman kava (Piper methysticum) yang dikunyah atau dihancurkan.
Penduduk Kepulauan Pasifik Selatan secara tradisional menggunakan kava sebagai minuman seremonial untuk acara sosial seperti pernikahan.
Teh ini juga memiliki khasiat obat, lantaran memiliki efek menenangkan dan membantu mengatasi menopause, infeksi saluran kemih, dan kondisi lainnya.
Dikutip dari Medical News Today, kava-kava juga sering dijadikan sebagai obat herbal yang digunakan sebagian orang untuk menghilangkan stres dan kecemasan serta meningkatkan kualitas tidur.
Namun, kava merupakan teh yang kontroversial. Sebab, beberapa orang telah melaporkan bahwa kava menyebabkan kerusakan hati.
Kekhawatiran tentang hepatotoksisitas telah menyebabkan beberapa negara melarang atau membatasi penggunaan kava. Negara-negara ini termasuk Kanada, Inggris Raya, dan Swiss.
Namun, beberapa kelompok membantah hasil penelitian tentang efek kava pada hati dan berpendapat bahwa kontaminan atau obat lain mungkin telah menyebabkan cedera hati yang dilaporkan.
Namun, hingga peneliti mempelajari lebih mendalam dampak kava terhadap hati dan kesehatan secara keseluruhan, sebaiknya hindari minuman ini.
Baca juga: Sepanjang Hari Hanya Minum Kopi dan Teh, Apa Efeknya?
4. Teh hitam
Para peneliti telah mendeteksi adanya kontaminasi logam berat dalam banyak teh, termasuk teh hitam yang populer.
Satu studi menemukan bahwa 105 sampel teh hitam dari Iran utara mengandung logam berat seperti arsenik, kadmium, dan timbal.
Logam-logam tersebut dapat menyebabkan penurunan perkembangan kognitif, kanker paru-paru dan kulit, lesi kulit, dan kondisi lainnya.
Studi lain juga telah meneliti 30 jenis teh yang tersedia secara komersial, untuk mencari kontaminan beracun. Teh yang dijadikan sampel meliputi teh hitam, hijau, oolong, dan putih.
Adapun sebanyak 73 persen teh yang diseduh selama 3 menit dan sebanyak 83 persen teh yang diseduh selama 15 menit mengandung kadar timbal tinggi yang berbahaya jika dikonsumsi oleh wanita hamil dan menyusui.
Jadi, wanita hamil sebaiknya membatasi konsumsi teh hitam.
Untuk lebih aman, seduh minuman ini dengan air kemasan demi membantu mencegah kontaminasi logam berat.
Baca juga: Sakit Perut Setelah Minum Teh? Ini Penyebabnya
5. Teh licorice
Teh licorice terbuat dari akar tanaman akar manis (Glycyrrhiza glabra).
Minuman ini mengandung komponen bioaktif yang disebut glycyrrhizin, yang dapat memicu hipertensi, hipokalemia, dan peningkatan volume darah jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.
Konsumsi akar manis selama kehamilan bahkan dapat menyebabkan anak-anak mengalami masalah kognitif, seperti gangguan kurang perhatian atau hiperaktivitas dan daya ingat yang buruk.
Komite ilmiah eropa untuk makanan merekomendasikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 10 miligram glycyrrhizin setiap hari.
Sayangnya, teh licorice tidak diatur dengan baik dan sering kali mengandung senyawa ini dalam jumlah yang tidak aman.
Satu porsi teh licorice berukuran 250 mililiter mungkin mengandung lebih dari tiga kali jumlah yang direkomendasikan.